FF[HyunMin]-White Lies Chap. 4

Fanfiction [HyunMin] – White Lies Chap. 4

WHITE LIES — CHAPTER. 4

Cast :*KimHyun Joong

*Jung So Min

*Jung YeonJoo

*ShimChang Min

Genre : Sad, hurt, friendship, etc

Disclaimer : this fanfic original story is mine…

Quote : Jika Tuhan tak lagi mau mengajarkanku untuk berhenti mencintaimu, lalu dengan apalagi tuhan akan menguji kestianku

Author : Ria

Summary : Kebohongan selalu ada dalam kehidupan, bukan ? Somin dan Hyun Joong adalah sepasang kekasih, namun mereka putus begitu saja karna suatu kebongan yang dilakukan oleh Somin. kebohongan apa yang telah Somin lakukan hingga hubungan mereka putus?? akankah mereka biosa kembali lagi menjadi sepasang kekasih ?

A/N : Gomawo buat reading nya 😊 jangan lupa komen, karna komen kalian bisa tumbuhin rasa semangat author nya 😊

~ A White Lie ~

Sejak pagi tadi hingga siang hari ini, Yeon Ju mengajaknya untuk membeli beberapa gaun dan dress untuk dikenakannya di hari perjodohoan, tapi Hyun Joong hanya menampakkan wajah cemberutnya.

Hyun Joong mengendorkan dasinya dan melepaskan kancing dibagian lehernya. Pagi ini seharusnya dia mengurus keperluan perusahaan, namun gara-gara Yeon Ju terus memaksa dan Orang tuanya yang terus memintanya untuk menurutinya jadi semua berkas-berkas, pertemuan serta urusan-urusan lainnya dibatalkan.

Hyun Joong duduk di tepi ranjangnya, badannya begitu penat. Matanya kini terarah pada satu lemari yang sangat dirawat oleh Hyun Joong, ia beralih dari duduknya menuju lemari itu. Ditariknya handel lemari itu, terlihat beberapa foto terbajang, serta tulisan warna-warni.

‘Apa pun yang terjadi, kita harus saling berjanji untuk akan selalu berdampingan. aku tidak bisa berjanji bahwa hubungan ini tidak akan ada masalah, tapi aku berjanji bahwa kamu tidak akan menghadapinya sendirian. Dan Aku akan selalu berjanji dengan diriku sendiri untuk selalu setia sama satu orang yg selalu ada buatku yaitu kamu’

 

Hyun joong berdecak pelan, miris sangat miris. Dia sudah menyerahkan segalanya untuk cinta nya itu, namun semua sia-sia. Kata-kata cinta, janji dan mimpi itu seketika hancur karna dirinya? Bukankah dulu mereka saling berjanji? Ia bodoh mudah percaya dengan semua itu.

 Hyun Joong mengambil kotak kecil berwarna biru muda yang ditali dengan pita merah, dibukanya oleh Hyun Joong dan terlihatlah jam tangan yang masih terlihat baru, ia bahkan ingat dahulu ia bertengkar karna tidak mau memakai jam pemberian So Min karna tidak ingin Jam itu rusak jika terus dipakai.

“You were my love at first sight to end” Hyun Joong mengacak rambutnya tak karuan.

~ A White Lie ~

Semua mata menatap kedepan, menyaksikan pertunjukan musik/orkesta yang dipimpin oleh pianis muda, Jung So Min, diiringi oleh alat musik lainnya seperti biola, cello, violin, clarinate, bassoon, woodwind, dan banyak lagi.

Disisi penonton terlihat Chang Min sangat antusias melihat So Min yang terlihat sangat serius memainkan jemarinya yang lentik di papan tuts itu, alunan musik symponi menemani pendengarannya. Semua tampak sempurna.

Tirai pun ditutup pertanda pertunjukkan telah selesai, Chang Min tampak mendekat kearah panggung setelah semua pengunjung keluar dari Gedung Musik yang berada di pusat korea ini. Pertunjukkan ini diselenggaran sebagai tanda kerja sama antara Orkesta Korea dengan Austria.

Chang Min menghentikan langkahnya, dilihatnya SO Min tampak berbicara serius dengan seseorang yeoja paruh baya. Setelah kepergian Ahjumma itu Chang Min mendekat kearah So Min, digengangnya tangan So Min. “Nuguseyo? Sepertinya tadi sangat serius?” tanyanya.

“Oppa?? Kukira siapa yang menggenggamku” ujar So Min polos, “Tadi itu, Yoon-Ahjumma, ia memintaku untuk bisa menjadi guru les ditempat ia bina” lanjutnya lagi menjelaskan tentang Ahjumma yang barusan menenmui So Min.

“Lalu?? Apa kau menerimanya??” tanyanya lagi dengan harapan mendepat jawaban ‘Nde’ dari So Min, Chang Min berfikir jika SO Min menerima tawaran itu andanya ia akan tinggal di Korea lagi, namun salah! So Min menggelengkan kepalanya. Terlihat tatapan kecewa dari wajah Chang Min, “Waeyo kau tak menerimanya??”

“Oppa, kau sudah tahu, aku hanya seminggu disini. Dan ini sudah ke-5 hari aku berada di Soeul. Tak ada waktu lagi, kau mengerti kan?”

“Arraseo. Karna urusan mu kini sudah selesai, tak ada lagi waktu sibuk maka kita pergi ke Mall?? Kita butuh waktu untuk menyegarkan dirikan??” ajak Chang Min ke So Min.

“Ganti pakaian terlebih dahulu?” Tanya So Min, karna ia masih memakai kostum yang dipakai saat ia tadi Tampil.

“Ani, seperti ini lebih cantik” Ujarnya manis. Akhirnya Chang Min dan So Min pun pergi ke Mall terdekat dengan Gedung ini.

Sesampainya di Mall, So Min dan Chang Min makan bersama lalu berbelanja keperluannya sambil memebeli beberapa pakaian yang menurutnya bagus untuk So Min. Lalu bermain di bagian area Game dengan So Min. Mereka tampak sangat menikmatinya.

Sementara itu disisi lain Yeon Ju dan Hyun Joong sedang memilah-milih beberapa high heels, yang akan digunakan Yeon Ju di perjodohan nanti. Sejak selesai makan siang Yeon Ju memaksnaya lagi untuk mengantarkannya membelikan beberapa keperluannya. Hyun Joong sempat menolak, namun apa daya, dia kini menjadi calon tunangannya, akan sulit untuk menolaknya.

“Sudah terpilihkah?? Hampir satu jam kita berada di tempat Hight Heels ini. Memangnya tidak ada satupun yang menarik menurutmu?” Hyun Joong tampak mendekat kearah yeon Ju yang masih terfokus dengan mencari-cari hight heels yang cocok.

“Tidak ada yang menarik perhatianku Oppa, semuanya tampak sama. Oppa juga harus membantuku, pilihkan yang menurutmu bagus” ujar Yeon Ju sambil melirik kearah Hyun Joong yang tampak sedang memegang beberapa pasang Sepatu yang terpajang.

Hyun joong menyipitkan matanya, alisnya pun naik. Berfikir kenapa setiaap Yeoja seperti ini? Aniya!! Tidak setiap Yeoja, karna menurutnya So Min berbeda, dia lebih memilih pakaian yang menurutnya terlihat bagus dan elegan tanpa harus membeli yang baru.

“Yeoppo, ini sangat cocok di kakinya” celetuk Hyun Joong saat melihat Sepatu Flat berwarna pink soft dengan pita yang membalut pada bagian depan. Hyun Joong mengambil sepatu itu lalu beralih ke kasir.

“Oppa aku tak suka dengan sepatu Flat itu, nanti aku terlihat pendek didekatmu. Lagipula lihatlah, aku sudah menemukannya, Baguskan???” Yeon Ju memperlihatkan hight heels pilihannya, dengan tinggi 5 cm. Yeon Ju sangat senang mengoleksi sepata ber-heels.

“Ah.. Aniya! Ini untuk sepupu Oppa dirumah..” dusta Hyun Joong, yang dipikirannya SO Min yang memakai sepatu itu, namun tak mungkin. “Ne, itu terlihat bagus untukmu, berarti setelah ini kita pulang kan? “ Hyun Joong melepaskan nafas leganya akhirnya Yeon Ju menemukan Hight Heels pilihannya, karna Hyun Joong sudah sangat penat disini.

Keluar dari toko sepatu Yeon Ju pamit untuk ke kamar kecil dahulu, sedangkan Hyun Joong mencari tempat untuk merilex.kan kakinya sekedar duduk sambil menunggu Yeon Ju. Namun, matanya kini melihat sosok yang sangat dikenalinya. So Min?? Berada di Mall yang sama dengannya? Mungkin kah? Akhirnya Hyun Joong mendekat.

“Ekhemm..” Hyun Joong mencoba untuk membuka suara, tadinya Hyun Joong tak yakin untuk mendekat kearah So Min, Namun hatinya terus memanggilnya untuk terus berjalan kearah So Min.

“Chang Min-Oppa? Kau sudah kembali?” ujar So Min tersenyum sambil berdiri dari duduknya. Sejak tadi ia terus menunggu Chang Min di depan kedai didalam mall ini, sedang Chang Min mencari kunci mobilnya yang hilang. Mata So Min menatap Lurus kedepannya, yang tak dapat ia lihat. Namun disana hanya ada Hyun Joong !! Hyun Joong yang menatapnya dengan sedih.

“Mianhae, So Min-shhi. Aku bukan Chang Min yang kau maksud” hatinya terluka lagi saat mendengar nama Chang Min, mengapa harus ada nama namja lain yang So Min ucapkan?. “Kurasa Soeul ini begitu sempit hingga kita bertemu lagi, Benarkan So Min-shii?” lanjutnya sekarang Hyun Joong emncoba menetralkan hatinya agar tak sakit, karna inilah yang seharusnya ia lakukan.

So Min terdiam saat tahu siapa yang ada dihadapannya kini. Pikirannya melayang entah kemana begitu saja saat mendengar perkataan Hyun Joong. So Mi-shii ?? –Shii ?? embel-embel apa itu?? Mendengar suaranya lagi saja membuat hati So Min bergetar dan kini suara itu membuatnya sedikit sakit hanya dengan berkata seperti itu? Tak ada lagikah panggilan istimewa untuknya tanpa embel-embel itu?

Air mata So Min tergenang dipelupuk matanya, rasanya ingin segera mengeluarkan butiran air ini. “Hyun Joong-Oppa… Mianhae” tanpa terasa kata itu terucap dari mulut So Min. Tapi memang itulah yang So Min keluarkan ‘Maaf’ karna telah melakukan hal yang membuat Kisah cintanya hancur.

Hyun Joong tersenyum sinis. “Mianhae?? Untuk apa? Masa lalu, itu semua sudah hilang. Bukankah kita sudah saling berjanji untuk saling memaafkan dalam hal apapun? Sepertinya aku sudah mulai bisa untuk melupakannya walaupun sedikit sulit. Karna JANJI, MIMPI, dan HARAPAN yang kita buat bersama itu dikhianati oleh si pembuatnya itu sendiri” Ujar Hyun Joong sinis, ia bahkan menekankan pada bagian ‘Janji, Mimpi dan Harapan’

Hyun Joong mengambil nafasnya sebentar, dilihatnya air mata So Min sedikit sudah tak bisa dibendung lagi. Apa begitu kasar kata-katanya terhadap So Min? Hyun Joong jadi merasa bersalah karna itu. Ingin sekali diusapnya air mata So Min karna perkataannya itu, tapi ia tak bisa! Jika Hyun Joong melakukannya ia pasti sudah menciumnya lalu mendekap So Min dalam pelukannya tanpa melepasnya lagi.

“Semua itu sudah berakhir. Hidupmu dan hidupku sudah tak sejalan lagi. Mungkin ini jalan yang tepat, Cinta memang tak harus dipaksakan, Bukan? Kau melakukan hal benar saat itu. Kau dengan Chang Min dan aku kini bersama dengan kekasihku” Hyun Joong mencoba berkata sedikit lembut agar So Min tak tersinggung lagi dengan kata-katanya.

Kenyataan itu salah! Perkataannya bahkan lebih menyinggung dari sebelumnya. ‘aku dengan kekasihku??’ secepat itukah Hyun Joong melupakannya? Semudah itukah Hyun Joong memalingkan hatinya. Ingin rasanya ia berkata bahwa ini salah, semua ini bohong! So Min masih dan akan tetap sama, Sangat Mencintai Hyun Joong selamanya. Tapi tidak! Hyun Joong harus bersama dengan orang yang tepat, yang lebih dari So Min. So Min buta, tak pantas disampingnya.

So Min rasa Hyun Joong maish belum mengetahui bahwa So Min buta, karna tongkatnya pun tak dibawa olehnya. Dan kini So Min lebih berakting untuk menampilkan dirinya yang wajar, bukan dirinya yang buta.

“Kekasih? Oppa sudah memiliki Yeojachingu?” tanya So Min meyakinkan, ia masih belum percaya bahwa Hyun Joong bisa melupakan semua tentangnya dengan cepat.

“Ne, lebih tepatnya tunangan..” jawab Hyun Joong meyakinkannya, walaupun suaranya kini sedikit melemah karna itu.

Dari kejauhan tampak Yeon Ju melambaikan tangannya ke Hyun Joong, ia menatap Yeoja disebelahnya, merasakan ada hal yang aneh dengan hal itu, tapi apa?? Hyun Joong yang melihat yeon Ju pun segera pergi dari hadapan So Min, lalu mendekat kearah Yeon Ju.

“Oppa siapa dia?” tanya Yeon Ju penasaran, sambil emnunjuk So Min yang masih berdiri dengan tatapan kosongnya.

“Dia bukan siapa-siapa. Hanya sebatas tanya tempat saja tadi” dusta Hyun Joong yang diikuti anggukan dari Yeon Ju. Mereka pun akhirnya pulang bersama walupun Yeon Ju masih penasaran dengan Yeoja itu.

Sementara itu, So Min masih berdiri mentap lurus, So Min menjatuhkan dirinya ke bangku saat tubuhnya tak sanggup lagi untuk berdiri. Tunangan? Air matanya jatuh kembali, namun dihapusnya segera. So Min harus kuat, ini adalah jalan hidupnya. Lagi pula jika ia terus menangis pasti akan merepotkan orang disekelilingnya lagi, terlebih Chang Min.

Chang Min menjadi terlibat karna So Min juga. Setidaknya terus tersenyum didepan Chang Min mungkin bisa membuat semuanya lebih baik. Dilihatnya kini Chang Min mendekat kearah SO Min, dengan senyumnya tanpa ada rasa beban sama sekali.

“Kajja, aku sudah menemukan kuncinya. Cerobohnya Oppa menjatuhkan ini ditempat restouran italy tadi” ujar Chang Min sambil mengatur nafasnya yang tergesa-gesa, lalu menjulurkan kuncinya yang sedari tadi hilang.

So Min tersenyum kaku, tak tahu harus berbicara apa, karna saat ini tidak ada hal yang membuatnya ingin melakukan apapun bahkan hanya sekedar bicara.

~ A White Lie ~

Sesampainya di rumah Yeon Ju segera menghampiri Eomma.nya yang sedang duduk membaca majalah, sore seperti ini pasti Appa nya masih di perusahaan mengurusi bisnisnya dibidang percetakan.

Yeon Ju mencium pipi Eomma nya itu, lalu beralih duduk disampingnya. “Eomma tadi aku seperti melihat eonni” ucap Yeon Ju sambil membayangkan kejadian tadi siang saat dia dan Hyun Joong di Mall. Eommanya kini menatapnya dengan serius seakan ingin tahu apa yang akan terjadi setelah anaknya itu melihat kakak perempuannya itu.

“dia berbicara kepada Hyun Joong Oppa. Tapi kata Hyun Joong Oppa dia hanya orang yang bertanya tempat. Entahlah, mungkin karna begitu merindukan eonni aku jadi melihat orang itu seperti eonni” lanjutnya lagi, Eommanya hanya mengeluarkan nafas lega.

Yeon Ju menatap eomma nya yang sedikit aneh, dia selalu bingung kenapa orang tuanya itu selalu menyembunyikan keberadaan kakaknya itu, terlebih mereka selalu gugup saat berbicara tentang kakaknya yang dirindukannya.

“Sudahlah, kau harus segera mandi.” Ujar Eommanya sambil menatap majalahnya lagi. Akhirnya Yeon Ju pamit untuk ke kamarnya.

Setelah mengantarkan Yeon Ju pulang, Hyun Joong tak segera pulang ke rumahnya. Dia melajukan mobilnya tanpa arah, hingga cahaya kemerah-merahan di langit tergantikan oleh ribuan bintang dilangit.

Hyun Joong keluar dari mobilnya, kini ia menaiki badan depan mobilnya. Ditatapnya kini sungai yang tampak ramai. Sungai Han, ya disinilah kini Hyun Joong berada, terlihat banyak pasangan yang tengah memadu kasihnya disini. Hyun Joong hanya tersenyum miris.

Hyun Joong melihat sebuah kantong belanjaan yang sejak siang tadi terus ia pegang. Ia tatap kantong yang berisi sepatu flat itu, dibuangnya nafas beratnya. “Noumu Babboya” ditaruhnya lagi sepatu itu ke kantong belanjaan lalu dihempaskan kesembang tempat.

Kini Hyun Joong merasakan genggaman So Min, dulu saat bersedih mereka selalu bertemu di sungai han ini untuk melepas semua bebannya, menggenggam tangan So Min, lalu menyandarkan kepala Hyun Joong di bahu So Min, akan terasa nyaman walaupun tanpa berbicara sepatah katapun. kehadirannya selalu membuat nyaman Hyun Joong.

Hyun Joong menutup matanya, dilihatnya wajah So Min yang berseri tersenyum padanya, lalu mengembungkan pipinya lucu. Hyun Joong tersenyum lalu membuka matanya, hatinya kini telah tenang setelah melihat wajahnya tersenyum walau hanya lewat bayangan saja.

Disisi lain So Min sedang duduk dibalkon hotel yang ia tempati, sedari tadi ia lebih memilih diam bahkan Chang Min yang terus bertanya pun So Min hanya bisa menjawabnya dengan anggukan saja.

Chang Min mendekat kearah So Min dengan membawakan secangkir teh hangat untuk diminum bersama. Chang Min tersenyum kearah So Min yang sedang menatap keluar hotel, didudukannya pantat Chang Min.

“Sepertinya hawa sangat dingin, teh hangat akan menetralkannya” Ujar Changmin menaruh teh tepat di meja mereka. Chang Min merasa aneh sejak siang tadi, So Min terus berdiam diri tanpa berbicara, dia sudah mencoba menanyakannya, tapi So Min tetap membisu tanpa ingin menceritakannya kepada Chang Min.

“Ada apa?? Ceritalah kepada Oppa, sepertinya ada yang kau sembunyikan sejak di Mall tadi?” kini Chang Min membuka suaranya tas keingintahuannya, ia merasa risih dengan diamnya So Min. Yang ia tahu So Min adalah orang yang ceria, ya walaupun tak seceria dahulu saat ia melihatnya bersama Hyun Joong.

So Min masih dengan pendiriannya, Berdiam. So Min menghempaskan nafasnya dengan perlahan, tatapannya tetap sama, tanpa ekspresi. “Aku ingin pulang besok Oppa!, ya aku ingin pulang besok ke Austria” Ujar So Min meyakinkan dirinya.

Chang Min membulatkan matanya tak percaya, bukankah masih ada waktu 2 hari lagi ia di Seoul ini. Dan kenapa So Min kini ingin segera pulang ke Austria?? Apa ada suatu hal yang terjadi dengannya??. “Wae?? Apa ada yang terjadi, kenapa tidak memberitahuku? Atau mungkin kau bertemu dengan Hyun Joong? Ceritalah” ujarnya menebak apa yang sedang terjadi

“Aniya Oppa, aku tiba-tiba saja merindukan tempat tinggalku disana. Lagi pula urusanku disini sudah selesai, Acara musik ku baru saja selesai siang tadi, dan jalan-jalan pun sudah aku nikmati disini” tukas So Min.

Chang Min hanya menatap So Min tak percaya, ia masih ingin menikmati Seoul dengan So Min. “Kalau begitu Oppa ikut bersama kau esok pulang ke Austria”, So Min segera menggeleng. Ia tahu So Min pasti akan menolaknya karna perusahaannya yang masih membutuhkan tenaga kerja nya sebagai Presdir di Music Inc. Kini Chang Min tak bisa melakukan apapun.

~ A White Lie ~

Chang Min melangkahkan kakinya menuju ruang Meeting di salah satu perusahaan besar di Seoul ini, dengan didampingi sekretarisnya yang membawa berkas-berkas penting untuk menjalin kerja sama yang sudah ditunggu-tunggunya sejak 4 hari yang lalu, dan akhirnya ia bisa juga bertemu dengan Presir Kim Corporation.

Chang Min mengambil nafasnya dalam-dalam ketika sampai di depan pintu, menenangkan hatinya dan berharap kerja sama ini bisa diterima oleh pemilik perusahaan Kim ini. Seorang resepsionis kini tengah mengetuk pintunya lalu masuk kedalam ruangan itu, yang sudah terlihat Presdir Kim sedang membaca dokumen-dokumen yang Chang Min kirimkan.

“Permisi tuan, drektur Shim dari perusahaan Musik Inc. Kini sudah menunggu tuan” Ujar resepsionis itu yang dijawab anggukan dari Presdir Kim

Chang Min segera masuk kedalam ruangan itu didampingi oleh sekretarisnya. Saat mendekat kearah Presdir Kim yang sedang duduk dideretan meja panjang Chang Min membesarkan matanya tak percaya, “Kau–?? Presiden direktur Kim??” ujar Chang Min tak percaya. Yang dilihatnya kini adalah Kim Hyun Joong?? Penerus perusahaan Kim? Hyun Joong pun bahkan menatap tak percaya kearah Chang Min.

Kini keterkejutan Hyun Joong berubah menjadi tatapan sinis, ia mendengus dengan senyuman meremehkan. “Kau penerus Musik Inc. ?? sungguh tak memiliki etika yang baik” ucap Hyun Joong langsung membuat Chang Min gelagapan. Hyun Joong pun sama halnya dengan Chang Min masih tak percaya dengan pertemuannya ini.

Chang Min segera menunduk hormat karna berbuat tak sopan kepada partnernya ini yang bisa membuat perusahaannya ini bangkit dari keterpurukannya, ia tahu ini karna Appa dari Hyun Joong telah berbicara dengan Appanya akan kerja sama ini.

“Duduklah” Hyun Joong bersikap sedikit santai dengannya. Walaupun saat mengetahui Chang Min adalah calon partner kerjanya, sedikit kesal dengan situasi ini. Kenapa harus Chang Min? Orang yang yang ia benci?

Chang Min menyuruh sekretarisnya menrus berkas-berkasnnya lalu pergi keluar ruangan karna pertemuan ini pribadi antara Kim Corporation dan Musik Inc. Ia beralih duduk berhadapan dengan Hyun Joong. Sedikit gugup perasaan Chang Min, karna Hyun Joong adalah orang yang dicintai So Min, orang yang telah membuat diri Hyun Joong untuk pertama kalinya marah terhadap So Min.

“Kau tidak usah gugup, bersikaplah yang wajar. Aku tak akan mencampurkan urusan pribadiku dengan urusan pekerjaan” Hyun Joong menatap Chang Min yang mengangguk kaku, Chang Min bahkan tak percaya bahwa Hyun Joong sangatlah profesional dalam bekerja, walaupun ia memiliki hubungan tak baik dalam pribadi namun tak membawanya dalam urusan pekerjaan ini, Chang Min pun tersenyum.

“Baiklah, apa yang dapat Music Inc. lakukan saat ini untuk membuatku bisa memberikan ACC ku kepadamu dan menjalin kerja sama? Aku dengar dari Tuan Kim Han Joong (Appa Hyun Joong) kau memiliki ide bagus untuk kerja sama ini?” Hyun Joong mulai menilah partnernya ini tanpa ada kata ‘musuh’.

Chang Min kini memulai berbicara dengan lancar serta mempresentasikan apa yang bisa ia lakukan ketika ia dan Hyun Joong mejalin kerja sama.

Dua jam telah berlalu akhirnya Chang Min pun selesai dengan hasil yang memuaskan, Hyun Joong menerimanya sebagai Partner kerjanya saat ini. “Kamsahamnida, telah menerima kami menjadi salah satu Partner anda sekaligus client kami” ujar Chang Min hormat kepada Hyun Joong.

Hyun Joong pun tersenyum sambil bersalam kepada Chang Min. Setelah itu Hyun Joong dan Chang Min pun menyisikan waktu untuk meminum Coffe bersama diruangan ini. Semua sudah selesai, tetapi Chang Min merasa sedikit ada yang mengganjal dalam hatinya, saat presentasinya sudah selesai perubahaan raut wajah Hyun Joong sedikit berbeda.

“Hmm.. Bagaimana hubungan kau dengan So Min, kau tak berniat untuk menikahinya?” ujar Hyun Joong tiba-tiba, karna sedari tadi Hyun Joong tak tenang memikirkan ini semua. Dua tahun telah berlalu, Chang Min dan So Min pasti akan memiliki hubungan spesial, mungkin seperti pernikahan?

Chang Min menatap tak percaya kearah Hyun Joong. Akhirnya ia tahu maksud tatapan Hyun Joong sedari tadi yang mulai aneh. “Kau masih mencintainya?” Chang Min mencoba menebak perasaan Hyun Joong.

“Mencintainya? Kau bodoh! Aku yang tersakiti, kenapa harus tetap mencintainya? Ah!! Aniya, Naneun Pabbo-ya, aku yang benar-benar Pabbo karna tak tahu akan hal itu! Perbuantanmu dan So Min!! Menjijikan!” jawabnya dengan kasar, kenapa Chang Min harus menanyakan hal ini? Kini Hyun Joong berbohong lagi terhadap hatinya, berbicara kebohongan yang selama ini ia tutupi.

Chang Min mulai sedikit takut dengan arah pembicaraannya ini, terlihat Hyun Joong yang menahan emosinya. “Kalau begitu mengapa kau masih menanyakan hubungan kami? Jika kau membencinya mengapa kau masih mengingatnya? Seharusnya kau lupakan itu semua, bukannya terus mengingatnya.  Apa itu suatu pernyataan kebetulan??” alis Chang Min menaik, seakan ingin tahu jawaban dari Hyun Joong.

Chang Min sebenarnya tak ingin menanyakan hal yang membuat Hyun Joong lebih marah lagi, namun apa daya? Otaknya kini begitu ingin tahu perasaan Hyun Joong saat ini, terlebih perasaan So Min yang masih sangai mencintainya, itu semua dapat terlihat dengan sikap So Min sampai sekarang kepada Chang Min.

“Dia adalah tipe wanita buruk!! Tapi mengapa bisa membuat diriku seperti ini? Kau membela karna kau yang bahagia bersamanya, lalu dimana dia sekarang? Apakah mencoba beralih lagi dari sisimu? Dengan siapa lagi, Hah??” Hyun Joong sedikit tertawa. Tertawa ketika hatinya menjerit kesakitan, ia tak tega mengatakan itu, tapi ia harus terlihat tabah didepan orang ini!! Sakit, lubang dihatinya kini semakin membesar karna kebohongan dan kata-katanya itu.

Chang Min meremas tangannya sendiri, ia tak terima dengan apa yang dikatan Hyun Joong. “Kau— jangan pernah berbicara apapun tentang So Min, yang bahkan kau tak tahu hal sebenarnya” Chang Min sedikit mengencangkan suaranya.

“Ya!! Aku memang tak mengetahui So Min dengan benar, jika aku mengetahuinya, aku sudah tahu lebih awal mengetahui kebohonganmu dan dia” teriak Hyun Joong tak mau kalah. Mereka saling menatap dengan tatapan geramnya, seakan tak mau ada yang mengalah. Beberapa detik kemudian mereka tersadar dengan pertengkaran ini.

“Sudahlah, kini akhiri saja semuanya saat ini. Tentang hubungan spesial maksudmu itu, mungkin akan terjadi setelah aku mengembalikan perusahaan seperti semula, semua akan baik-baik saja. Aku disini mengurus perusahaan, dan So Min mengurus karier nya di Austria. dan satu hal yang kau harus tahu, aku tak akan membiarkan So Min pergi dari sampingku”

Chang Min pun pamit undur diri jika berlama-lama pun ruangan ini pasti akan terasa panas. Hyun Joong yang telah mendengar pintu tertutup pun kini mencoba mencerna perkataan terakhir dari Chang Min.

“Kariernya di Austria?” Hyun Joong mengulang lagi perkataan Chang Min. Seharusnya ia tak mengatakan itu, jika akhirnya ia mengetahui pernyataan hubungan spesial antara Chang Min dan So Min. Tapi apa maksudnya Austria? Jadi selama ini So Min berdiam diri dia Astria? Lalu kemarin ia bertemu dengannya hanya sekedar liburan saja sambil bertemu dengan Chang Min? Hyun Joong tak tahu apa-apa, ia merasa benar-benar bodoh saat ini.

~ A White Lie ~

So Min kini sudah berada dalam pesawatnya, dia sendirian. Tahu akan hal Chang Min hari ini akan ada meeting jadi tak ada yang menemaninya saat terakhir di Seoul ini.

So Min menghirup udara dalam-dalam, seakan akan merindukan Seoul jika ia pergi ke Austria lebih lama lagi. “Jaljayo Seoul” ucapnya sambil menatap lurus kearah luar jendela yang terlihat Apron (tempat landas pesawat). Dan terdengar suara pramugara yang meminta para penumpang untuk segera bersiap-siap karna pesawat akan lepas landas.

Di perusahaan Hyun Joong melangkahkan kakinya menuju ruangannya, setelah meeting dengan Chang Min, Hyun Joong masih ada beberapa urusan lagi dengan Client nya. Dua jam telah berlalu begitu saja dilalui oleh Hyun Joong.

Hyun Joong duduk di sofa dalam ruangannya, dilonggarkannya dasi yang dipakai Hyun Joong, lalu beralih mengambil remote TV untuk mengetahui situasi berita di Seoul. Lebih baik seperti ini, dari pada ia harus mengingat So Min kembali.

Hyun Joong menyimak dengan seksama berita-berita itu, rasa penat mulai memasuki otaknya. Hyun Joong mencoba untuk meregangkan otot-ototnya. Beberapa detik kemudian, sebuah telphone mengagetkan Hyun Joong.

Hyun Joong mengangkatnya, terdengar suara sekretarisnya yang meminta Hyun Joong untuk menemui Client, begitu melelahkan! Ia baru saja beristirahat beberapa menit yang lalu, Ditutupnya Telphone itu.

“Huh!! Kenapa hatiku tak tenang begini?? Baby MinMi, kau berhasil membuatku gila” Hyun Joong tersenyum karna telah mengatakan hal itu. Tangannya kini beralih mengambil air putih didepannya, diteguknya dengan perlahan. Mata Hyun Joong menatap Tv yang masih menyala.

Prankk..

Suara gelas jatuh kelantai, Hyun Joong terkejut ketika mendengar berita pesawat Seoul Air Lion penerbangan Seoul-Austria baru saja mengalami kecelakaan. “Yakk.. kenapa harus sekaget ini? Apa mungkin karna mendengar Chang Min mengatakan So Min ada di Austria jadi aku memikirkan So Min ada di antara penumpang itu? Tidak masuk akal..”

Hyun Joong pun meminta OB di perusahaannya membersihkannya, Namun entah kenapa hatinya tetap gelisah setelah mendapat berita itu?? Hyun Joong menggelengkan kepalanya, otaknya kini tak bisa berfikir dengan sehat ‘Tak mungkin So Min ada disana, dia bersama Chang Min, bukan?’ batin Hyun Joong.

“Apa aku harus menghubungi Chang Min untuk memeastikan?” tanya Hyun Joong kedirinya sendiri, ia semakin khawatir atau ini hanya perasaan simpati saja terhadap kecelakaan itu?

TBC ?? 

Tinggalkan komentar