Polimer

DISUSUN OLEH :

1. KHOIRIYAH

2. OOM ROMADONA

BAB. I

PENDAHULUAN

 

  1. Latar Belakang

Dalam dunia era globalisasi ini, sering kita jumpai bahan-bahan kimia yang secara tidak langsung kita gunakan dalam sehari-hari. Pada saat ini kami berdua akan menjelaskan beberapa pengetahuan tentang bahan kimia polimer, yang diterapkan dalam keseharian kita. Sebagai contoh yang sering kita jumpai sehari-hari diantaranya kertas, plastik, serat dan sebagainya.  Lalu apa sebenarnya Polimer itu?? Polimer adalah molekul raksasa atau makromolekul. Polimer terbentuk dari gabungan rantai molekul-molekul sederhana (monomer) yang sangat panjang sekali. Reaksi pembentukan polimer dikenal dengan sebutan polimerisasi. Polimer alamiah mencakup protein (seperti sutra,serat otot, dan enzim), polisakarida (pati dan selulosa), karet, danasam-asam nukleat. Polimer buatan manusia hampir sama aneka ragamnya dengan polimer alam.

Apakah kalian pernah melihat ibu kalian menggoreng telur dengan menggunakan penggorengan teflon? Bila struktur teflon ditentukan, maka molekul teflon ditemukan mengandung rantai karbon dengan mengikat atom-atom fluorin. Tetra fluoroetena (tetra fluoroetilena) merupakan molekul yang sangat non polar dan relatif kecil ukurannya serta cenderung berupa gas pada suhu kamar.

Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak, aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang dikenal sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik keras dari nitrocellulose) berhasil dikomersialisasikan. Adalah diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon pada tahun 1930-an yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer yang masih berlangsung sampai sekarang.

 

  1. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembahasan kami disini adalah untuk meningkatkan pengetahuan bagi kami berdua tentang polimer, adapun pembahasan dari artikel ini adalah :

 

  1. Mengetahui pengertian dari polimer
  2. Penggolongan polimer
  3. Klasifikasi polimer
  4. Sifat-sifat polimer
  5. Reaksi polrimerisasi dan polimerisasi adisi
  6. Kegunaan dan dampak polimer

 

 

BAB. II

PEMBAHASAN

 

  1. Pengertian Polimer

Polimer adalah suatu molekul raksasa (makromolekul) yang terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat melalui ikatan kimia disebut polimer (poly = banyak; mer = bagian). Suatu polimer akan terbentuk bila seratus atau seribu unit molekul yang kecil (monomer), saling berikatan dalam suatu rantai. Jenis-jenis monomer yang saling berikatan membentuk suatu polimer terkadang sama atau berbeda. Sifat-sifat polimer berbeda dari monomer-monomer yang menyusunnya.

Polimer merupakan senyawa-senyawa yang tersusun dari molekul sangat besar yang terbentuk oleh penggabungan berulang dari banyak molekul kecil. [3] Molekul yang kecil disebut monomer, dapat terdiri dari satu jenis maupun beberapa jenis. Polimer adalah sebuah molekul panjang yang mengandung rantairantai atom yang dipadukan melalui ikatan kovalen yang terbentuk melalui proses polimerisasi dimana molekul monomer bereaksi bersama-sama secara kimiawi untuk membentuk suatu rantai linier ataujaringan tiga dimensi dari rantai polimer. Polimer didefinisikan sebagai makromolekul yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana yang setara dengan monomer, yaitu bahan pembuat polimer.

 

  1. Penggolongan Polimer

v  .penggolongan polimer berdasarkan asalnya

yaitu yang berasal dari alam (polimer alam) dan di polimer yang sengaja dibuat oleh manusia (polimer sintetis):

  1. Polimer alam

Polimer alam telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, Polimer alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme mahluk hidup. jumlahnya yang terbatas dan sifat polimer alam yang kurang stabil, mudah menyerap air, tidak stabil karena pemanasan dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaanya amat terbatas. Contoh sederhana polimer alam seperti ; Amilum dalam beras, jagung dan kentang , pati , Selulosa dalam kayu , Protein terdapat dalam daging dan Karet alam diperoleh dari getah atau lateks pohon karet

Protein, DNA, kitin pada kerangka luar serangga, wool, jaring laba-laba, sutera dan kepompong ngengat, adalah polimer-polimer yang disintesis secara alami. Serat-serat selulosa yang kuat menyebabkan batang pohon menjadi kuat dan tegar untuk tumbuh dengan tinggi seratus kaki dibentuk dari monomer-monomer glukosa, yang berupa padatan kristalin yang berasa manis. Polimer alam lain adalah polisakarida, selulosa dan lignin yang merupakan bahan dari kayu.

Contoh polimer alam dapat dilihat pada table di bawah ini

No Polimer Monomer Polimerisasi Contoh
1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian, akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, Kayu, Kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu, daging, telur, wol, sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul DNA dan RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon karet

 

Note : Sifat-sifat polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal tersebut dapat terjadi karena karet alamtidak tahan terhadap minyak bensin atau minyak tanah serta lama terbuka di udara. Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

 

  1. Polimer sintetis

Polimer buatan dapat berupa polimer regenerasi dan polimer sintetis. Polimer regenerasi adalah polimer alam yang dimodifikasi. Contohnya rayon, yaitu serat sintetis yang dibuat dari kayu (selulosa). Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat dari molekul sederhana (monomer) dalam pabrik atau polimer yang dibuat dari bahan baku kimia disebut  polimer sintetis seperti polyetena, polipropilena, poly vynil chlorida (PVC), dan nylon. Kebanyakan  polimer ini sebagai plastik yang digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk rumah tangga, industri, atau mainan anak-anak.

 

Polimer sintetis yang pertama kali yang dikenal adalah bakelit yaitu hasil kondensasi fenol dengan formaldehida, yang ditemukan oleh kimiawan kelahiran Belgia Leo Baekeland pada tahun 1907. Bakelit merupakan salah satu jenis dari produk-produk konsumsi yang dipakai secara luas. Beberapa contoh polimer yang dibuat oleh pabrik adalah nylon dan poliester, kantong plastik dan botol, pita karet, dan masih banyak produk lain yang Anda lihat sehari-hari.

 

Ahli kimia telah mensintesis polimer di dalam laboratorium selama 100 tahun. Dapatkah Anda membayangkan kehidupan tanpa  mengenal polimer sintesis ini? Pada musim hujan, Anda mungkin akan kehujanan saat pergi sekolah tanpa membawa jas hujan yang terbuat dari nilon, makan makanan yang basi untuk makan siang tanpa kantong plastik atau suatu wadah dari bahan polimer, dan memakai seragam olahraga yang terbuat dari bahan tekstil yang lebih berat dari buatan pabrik sintesis. Banyak polimer telah membantu kita dalam menyumbang kehidupan kita.

 

Banyak polimer-polimer sintesis dikembangkan sebagai pengganti sutra. Gagasan untuk proses tersebut adalah benang-benang sintesis yang dibentuk di pabrik diambil dari laba-laba.

 

 

v  .Penggolongan polimer berdasarkan jenis monomernya

Berdasarkan jenis monomernya, polimer dapat terdiri atas homopolimer dan kopolimer.

  1. Homopolimer

Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan protein.

(-P-P-P-P-P-P-P-P-)n

Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan membentuk polimer yang berikatan tunggal.

  1. Kopolimer

Kopolimer atau disebut juga heteropolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis. Contoh dakron, nilon-66, melamin (fenol formaldehida). Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis strukyur molekul yang terbentuk tidak beraturan. Jadi, fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses pembentukan striktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur rantai molekul polimer tidak beraturan (produk polimerisasi tanpa katalis) adalah sebagai berikut :

(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n

Kopolimer tidak beraturan

Pada proses pembentukan polimer yang digunakan katalis, struktur molekul yang terbentuk akan beraturan. Contoh struktur rantai molekul polimer teratur (produk polimerisasi dengan katalis) adalah sebagai berikut :

 

Sistem blok : (-P-P-P-S-S-S-P-P-P-S-S-S-)n

Kopolimer blok

Sistem berseling : (-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P-S-P

Kopolimer berseling

 

Penggolongan polimer berdasarkan sifatnya terhadap panas

Berdasarkan sifatnya terhadap panas, polimer dapat dibedakan atas polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti melamin).

  1. Polimer termoplas

Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak kembali (didaur ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.

  1. Polimer termosting

Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas. Polimer tersebut apabila dipanaskan tidak akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya melamin dan bakelit.

Perbedaan sifat-sifat plastik termoplas dan termoset disimpulkan pada Tabel 2. Perbedaan sifat plastik termoplas dan plastik thermoset. Tabel 2. Perbedaan Plastik Termoplast dan Termoset

Plastik Termoplas Plastik Termoset
Mudah diregangkan Keras dan Rigid
Fleksibel Tidak Fleksibel
Tidak leleh rendah Tidak meleleh jika dipanaskan
Dapat dibentuk ulang Tidak dapat dibentuk ulang

 

 

Penggolongan polimer berdasarkan strukturnya

Berdasarkan strukturnya polimer dibedakan atas :

  1. Polimer linear

Polimer linear terdiri dari rantai panjang atom-atom skeletal yang dapat mengikat gugus substituen. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal. Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel (lentur) atau termoplastik seperti gelas).

Contoh : Polietilena, poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril (orlon atau creslan) dan nylon 66.

 

  1. Polimer bercabang

Polimer bercabang dapat divisualisasi sebagai polimer linear dengan percabangan pada struktur dasar yang sama sebagai rantai utama.

  1. Polimer jaringan tiga dimensi (three-dimension network)

Polimer jaringan tiga dimensi adalah polimer dengan ikatan kimianya terdapat antara rantai, seperti digambarkan pada gambar berikut. Bahan ini biasanya di”swell” (digembungkan) oleh pelarut tetapi tidak sampai larut. Ketaklarutan ini dapat digunakan sebagai kriteria dari struktur jaringan. Makin besar persen sambung-silang (cross-links) makin kecil jumlah penggembungannya (swelling). Jika derajat sambung-silang cukup tinggi, polimer dapat menjadi kaku, titik leleh tinggi, padat yang tak dapat digembungkan, misalnya intan (diamond).

 

Polimer linear dan bercabang memiliki sifat :

  1. Lentur
  2. Berat Molekul relatif kecil
  3. Termoplastik

Penggolongan polimer berdasarkan kegunaanya

  1. Polimer komersial (commodity polymers)

Polimer ini dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai dalam kehidupan sehari hari. Kegunaan sehari-hari dari polimer ini ditunjukkan dalam tabel 1.1

Contoh : Polietilen (PE), polipropilen (PP), polistirena (PS), polivinilklorida (PVC), melamin formaldehid

Contoh dan kegunaan polimer komersial

 

Polimer komersial Kegunaan atau manfaat
Polietilena massa jenis rendah(LDPE) Lapisan pengemas, isolasi kawat, dan kabel, barang mainan, botol yang lentur, bahan pelapis
Polietilena massa jenis rendah(HDPE) Botol, drum, pipa, saluran, lembaran, film, isolasi kawat dan kabel
Polipropilena (PP) Tali, anyaman, karpet, film
Poli(vinil klorida) (PVC) Bahan bangunan, pipa tegar, bahan untuk lantai, isolasi kawat
Polistirena (PS) Bahan pengemas (busa), perabotan  rumah, barang mainan

 

 

  1. Polimer teknik (engineering polymers)

Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara maju. Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara), bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin-mesin industri dan barang-barang konsumsi

Contoh : Nylon, polikarbonat, polisulfon, poliester

  1. Polimer fungsional (functional polymers)

Polimer  ini dihasilkan dan dikembangkan di negara maju dan dibuat untuk tujuan khusus dengan produksinya dalam skala kecil

Contoh : kevlar, nomex, textura, polimer penghantar arus dan foton, polimer peka cahaya, membran, biopolimer

 

  1. Klasifikasi Polimer        

Polimer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

 

  • Berdasarkan Sumber

Berdasarkan  sumbernya  polimer  dapat  dikelompokkan  dalam  3 kelompok, yaitu:

a). Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami.Contoh: karet alam, karbohidrat, protein, selulosa dan wol.

b). Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil modifikasi polimer alam dan bahan kimia.Contoh:  selulosa  nitrat  (yang  dikenal  lewat  misnomer  nitro selulosa) yang dipasarkan dibawah nama – nama  “Celluloid” dan “guncotton”.

c). Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasidari monome – monomer    polimer.

 

  • Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya

Dibagi atas 3 kelompok yaitu:

a). Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang berikatan  satu  sama  lainnya  membentuk  rantai  polimer  yang panjang.

b). Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa unit ulang membentuk cabang pada rantai utama.

c). Polimer Berikatan Silang (Cross – linking), yaitu polimer yang terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu sama lain pada rantai utamanya.Jika  sambungan  silang  terjadi  ke  berbagai  arah  maka  akan terbentuk  sambung  silang  tiga  dimensi  yang  sering  disebut polimer jaringan.

 

  • Berdasarkan Reaksi Polimerisasi

dibagi menjadi 2 kelompok :

a). Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi. Reaksi adisi atau reaksi rantai adalah reaksi penambahan (satu sama lain) molekul-molekul monomer berikatan rangkap atau siklis biasanya dengan adanya suatu pemicu berupa radikal bebas atas.

b). Polikondensasi,   yaitu   polimer   yang   terjadi   karena   reaksi kondensasi/reaksi bertahap. Mekanisme  reaksi  polimer  kondensasi  identik  dengan  reaksi kondensasi  senyawa  bobot  molekul  rendah  yaitu:  reaksi  dua gugus  aktif dari 2 molekul monomer yang berbeda berinteraksi dengan  melepaskan molekul kecil. Contohnya H2O. Bila hasil polimer dan pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi akan terus berlangsung sampai salah satu pereaksi habis.

 

  • Berdasarkan Jenis Monomer

Dibagi atas dua kelompok:

a). Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari penggabungan monomer sejenis dengan unit berulang yang sama.

b). Kopolimer,  yakni  polimer  yang  terbentuk  dari  beberapa jenis monomer yang berbeda.

 

  • Berdasarkan Sifat Termal

Dibagi 2 yaitu:

a). Termoplastik, yaitu polimer yang bisa mencair dan melunak. Hal  ini  disebabkan  karena  polimer  –  polimer  tersebut  tidak berikatan silang (linier atau bercabang) biasanya bisa larut dalam beberapa pelarut.

b). Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau meleleh jika dipanaskan. Polimer – polimer termoset tidak bisa dibentuk, dan tidak  dapat  larut  karena pengikatan silang,  menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar (Suryani,2012).

Polimer berfungsi sebagai matriks yang berfungsi mengikat penguat yang digunakan pada komposit. Pada umumnya polimer memiliki sifat yang menguntungkan karena massa jenisnya kecil, mudah dibentuk, tahan karat. Akan tetapi polimer memiliki kekurangan seperti kekakuan dan kekuatan rendah. Oleh karena itu agar diperoleh komposit yang lebih baik, maka polimer tersebut dipadukan dengan bahan yang lain yang berfungsi sebagai bahan penguat seperti: serat (fiber), partikel (particulate), lapisan (lamina) dan serpihan (flakes). Pada saat ini berbagai industri telah menggunakan komposit yang diperkuat oleh serat mulai dari industri perabot rumah tangga (panel, kursi, meja), industri kimia (pipa, tangki, selang), alat-alat olah raga, bagian-bagian mobil yang salah satunya bumper mobil, alat-alat listrik, industri pesawat terbang (badan pesawat, roda pendarat, sayap dan baling baling helikopter) dan industri perkapalan (salah satunya body speed boat) (Malcom,2001).

 

  1. Sifat-Sifat Polimer
  • Sifat Thermal

Sifat polimer terhadap panas ada yang menjadi lunak jika dipanaskan dan keras jika didinginkan, polimer seperti ini disebut termoplas. Contohnya : plastik yang digunakan untuk kantong dan botol plastik. Sedangkan polimer yang menjadi keras jika dipanaskan disebut termoset, contohnya melamin

  • Sifat Kelenturan

Polimer akan mempunyai kelenturan yang berbeda dengan polimer sintetis. Umumnya polimer alam agak sukar untuk dicetak sesuai keinginan,sedangkan polimer sintetis lebih mudah dibuat cetakan untuk menghasilkan bentuk tertentu. Karet akan lebih mudah mengembangdan kehilangan kekenyalannya setelah terlalu lama kena bensin atau minyak.

  • Ketahanan terhadap Mikroorganisme

Polimer alam seperti wool, sutra, atau selulosa tidak tahan terhadap mikroorganisme atau ulat (rayap). Sedangkan polimer sintetis lebih tahan terhadap mikroorganisme atau ulat.

  • Sifat Lainnya

Sifat polimer yang lainnya bergantung pemakainnnya untuk kemasan atau alat-alat industri. Untuk tujuan pengemasan harus diperhatikan :

  • Toksisitasnya
  • Daya tahan terhadap air, minyak atau panas
  • Daya tembus udara (oksigen)
  • Kelenturan
  • Transparan
  1. Reaksi Polimerisasi Dan polimerisasi Adisi

Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) yang membentuk molekul yang besar. Ada dua jenis reaksi polimerisasi, yaitu :polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan tak jenuh (ikatan rangkap dengan melakukan reaksi dengan cara membuka ikatan rangkap (reaksi adisi) dan menghasilkan senyawa polimer dengan ikatan jenuh.

Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.

Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil –biasanya air –dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi

 

  1. Keguanaan dan Dampak Polimerisasi

Dalam kehidupan sehari-hari banyak barang-barang yang digunakan merupakan polimer sintetis mulai dari kantong plastik untuk belanja, plastik pembungkus makanan dan minuman, kemasan plastik, alat-alat listrik, alat-alat rumah tangga, dan alat-alat elektronik. Setiap kita belanja dalam jumlah kecil, misalnya diwarung, selalu kita akan mendapatkan pembungkus plastik dan kantong plastik (keresek).

Barang-barang tersebut merupakan polimer sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme. Akibatnya, barang-barang tersebut akan menumpuk dalam bentuk sampah yang tidak dapat membusuk. Atau menyumbat saluran air yang menyebabkan banjir. Sampah polimer sintetis jangan dibakar, karena akan menghasilkan senyawa dioksin. Dioksin adalah suatu senyawa gas yang sangat beracun dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).

Plastik vinyl chloride tidak berbahaya, tetapi monomer vinyl chloride sangat beracun dan karsinogenik yang mengakibatkan cacat lahir. Plastik yang digunakan sebagai pembungkus makanan, jika terkena panas dikhawatirkan monomernya akan terurai dan akan mengontamiasi makanan.

Untuk mengurangi pencemaran plastik :

  1. Kurangi penggunaan plastik
  2. Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik,  sehingga dapat didaur ulang.
  3. Jangan membuang sampah plastik sembarangan.
  4. Sampah plastik jangan dibakar.

Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :

  1. Gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti gelas.
  2. Gunakan penciuman, jika makanan/minumam  bau plastik jangan digunakan

contoh polimer dalam kehidupan sehari-hari :

1daurulang-239x300 plastik plastik polimer

video polimer [YOUTUBE] :

 

Referensi :

 

 

Ip Address and subnet mask

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN

A. IP versi 4 4
i. Jenis Ipv4 4
ii. Kelas Ipv4 5
iii. pengalokasian Ipv4 6

B. Subnet Mask 7
C. Tujuan dan Fungsi Subnet Mask 7

BAB III CARA MENGHITUNG
A. Subnet Mask 8
B. Classless Addressing 10

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan Teknologi Informasi kini kian pesat menjadikan kebutuhan akan Komputer dan perangkat teknologi lainnya yang berkaitan dengan Teknologi Informasi semakin menjadi kebutuhan tersendiri. Perangkat-perangkat teknologi yang berkembang saat ini tidak terlepas dari kebutuhan akan IP address.

Dan berbicara tentnag jaringan komputer saat ini sangatlah bermanfaat dan mungkin sudah sangat biasa penggunaannya, karena hampir semua orang sangat membutuhkan jaringan komputer ini terutama bagi mereka yang menggunakan internet. Oleh karena itu saya menyelesaikan tugas ini agar saya khusunya bisa mengerti secara detail apa itu subnet mask, dan umumnya untuk teman saya yang belum mengerti nama-nama yang ada dalam pelajarangan jaringan atau IP Address dan cara menghitungnya.

B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini ingin mengetahui :
a) Apakah yang dimaksud dengan IP adress versi 4?
b) Apakah yang dimaksud dengan subnetting dan subnet mask ?
c) Apa yang dimaksud dengan classless addressing ?
d) Bagaimana cara menghitung subnet mask ?

BAB II. PEMBAHASAN

1. Alamat IP Versi 4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) merupakan pengenal yang digunakan untuk memberi alamat pada tiap-tiap komputer dalam jaringan, dan sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4 (karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol, sehingga nilai-nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host. sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6.
i. Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
o Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one satu titik dengan titik yang lain).
o Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
o Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

ii. Kelas IP Address
untuk mengatur keperluan besarnya jaringan dan jumlahnya jaringan, IP Address dibagi menjadi 5 kelas yaitu :
• Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

• Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

• Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

• Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

• Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat “eksperimental” atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:
o Network Identifier / NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus menunjukkan identitas jaringan komputer tempat komputer dihubungkan.

o Host Identifier / HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan.

iii. Aturan Dasar pemilihan Network ID dan Host ID / pengalokasian IP Adress

• Network ID tidak boleh sama dengan 127.0.0.0, karena network ID 127 secara default digunakan sebagai alamat loopback, alamat loopback yakni alamat IP address yang digunakan oleh suatu computer yang menunjuk dirinya sendiri
• Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 255, karena akan diartikan sebagai alamat broadcast. ID ini merupakan alamat yang mewakili seluruh jaringan
• Network ID dan host ID tidak boleh sama dengan 0 (seluruh bit, diset seperti 0.0.0.0), karena akan diartika sebagai alamat network. Alamat network digunakan untuk menunjuk suatu jaringan dan tidak boleh menunjukkan suatu host.
• Host ID harus unik dalam suatu network. Artinya dalam suatu network tidak boleh ada dua host yang memiliki host ID yang sama.
• IP Private yang dapat digunakan dalam jaringan lokal, yaitu 10/8, 172.16.0.0/12, 192.168.0.0/16, 224.0.0.0/4 (class D Multicast) 240.0.0.0/5 (class E research) karena IP ini tidak dipergunakan (di publish) di internet.

2. SUBNET MASK
Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut. Sedangkan subnet mask digunakan untuk menentukkan batas network ID dalam suatu subnet.
Apa tujuan Subnetting?
Apa tujuan Subnetting , Mengapa perlu subnetting atau Apa manfaat subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
o Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address
o Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
o Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penumpukan) akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Tujuan dari subnetting sendiri yaitu untuk mengefisienkan pengalamatan, membagi satu kelas network, menempatkan suatu host, untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan, untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address, dan meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Sedangkan fungsi dari subnetting adalah mengurangi lalu-lintas jaringan, teroptimasinya unjuk kerja jaringan, pengelolaan yang disederhanakan, membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh.

BAB III. CARA MENGHITUNG SUBNET
I. SUBNET MASK
Agar memudahkan ini adalah tabel yang menunjukkan sebnet masknya :
Class Oktet Pertama Subnet Mask Default Private Address
A 1 – 127 255.0.0.0 10.0.0.0 – 10.255.255.255
B 128 – 191 255.255.0.0 172.16.0.0 – 172.31.255.255
C 192 – 223 255.255.225.0 192.168.0.0 – 192.168.255.255
Bagaimana caranya?,
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address BIT SUBNET (Default) SUBNETMASK (Default)
A 11111111 00000000 00000000 00000000 255.0.0.0
B 11111111 11111111 00000000 00000000 255.255.0.0
C 11111111 11111111 11111111 00000000 255.255.255.0

Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.

BINARY OCNET DECIMAL
00000000 0
10000000 128
11000000 192
11100000 224
11110000 240
11111000 248
11111100 252
11111110 254
11111111 255
Tabel berikut ini akan membuktikan tabel diatas :

Tabel ini adalah nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.

8 BIT 1 1 1 1 1 1 1 1
255 27 26 25 24 23 22 21 20
128 64 32 16 8 4 2 1

Cara menghitung bilangan biner ke dalam bilangan desimal

II. CLASSLESS ADDRESSING
Classless addressing (pengalamatan tanpa kelas), metode ini mulai banyak diterapkan, yakni pengalokasian IP Address dalam notasi Classless Inter Domain Routing (CIRD). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut bagian IP address yang menunjukkan suatu jaringan secara lebih spesifik disebut juga dengan network prefix.
Penulisan network frefix suatu kelas IP ddress menggunakan garis miring (slash) “/” lalu diikuti dengan angka yang menunjukkan panjang network prefix ini dalam bit.
Subnet Mask CIDR Subnet Mask CIDR
255.0.0.0 /8 255. 255.240.0 /20
255.128.0.0 /9 255. 255.248.0 /21
255.192.0.0 /10 255. 255.252.0 /22
255.224.0.0 /11 255. 255.254.0 /23
255.240.0.0 /12 255. 255.255.0 /24
255.248.0.0 /13 255. 255. 255.128 /25
255.252.0.0 /14 255. 255. 255.192 /26
255.254.0.0 /15 255. 255. 255.224 /27
255.255.0.0 /16 255. 255. 255.240 /28
255. 255.128.0 /17 255. 255. 255.248 /29
255. 255.192.0 /18 255. 255. 255.252 /30
255. 255.224.0 /19

Contoh :
a. Network kelas C 192.168.1.4/25 . angka /25 menunjukkan notasi CIRD ,dapat dilihat maka subnet masknya adalah 255.255.255.0 bagaimana bisa? Caranya dengan melihat angka /25. Angka /25 ini kita konversikan ke bilangan biner, dan terdapat 24 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.
1111 1111 1111 1111 1111 1111 1000 0000
255 255 255 128
Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask
Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 192.168.1.4/25 memiliki subnet mask 255.255.255.128

b. Network kelas B 122.56.7.50/19 . angka /19 kita konversikan ke bilangan biner, dan terdapat 19 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.
1111 1111 1111 1111 1110 0000 000 0000
255 255 224 0
Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask
Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 122.56.7.50/19 memiliki subnet mask 255.255.224.0
c. Network kelas A 64.132.1.4/9 . angka /9 kita konversikan ke bilangan biner, dan terdapat 9 angka biner bernilai 1 sedangkan yang lain 0.
1111 1111 1000 0000 0000 0000 000 0000
255 128 0 0
Jadi penghitungan angka biner di CIRD sama dengan disubnet mask
Dari tabel tersebut menyatakan bahwa IP 64.132.1.4/9 memiliki subnet mask 255.128.0.0

download this makalah [word]