FF[HyunMin]-White Lies Chap. 6

FanFiction [HyunMin] – White Lies Chap. 6

WHITE LIES — CHAPTER 6

Cast :*KimHyun Joong

*Jung So Min

*Jung YeonJoo

*Shim Chang Min

Genre : Sad, hurt, friendship, etc

Disclaimer : this fanfic original story is mine…

Quote : Jika Tuhan tak lagi mau mengajarkanku untuk berhenti mencintaimu, lalu dengan apalagi tuhan akan menguji kesetianku

Author : Ria

Summary : Kebohongan selalu ada dalam kehidupan, bukan ? Somin dan Hyun Joong adalah sepasang kekasih, namun mereka putus begitu saja karna suatu kebongan yang dilakukan oleh Somin. kebohongan apa yang telah Somin lakukan hingga hubungan mereka putus?? akankah mereka biosa kembali lagi menjadi sepasang kekasih ?

A/n : WARNING!!! for TYPO~ 

~ WHITE LIES ~

“Saranghae!! Saranghae!! Jung So Min!!” suara itu?? Ia benar-benar mendengar jelas suara itu ditelinganya, hembusan nafasnya yang terasa hangat ditelinganya, tangan So Min kini beralih kebelakang, dengan gemetar mencoba mencari lekukan wajah yang sedang memeluknya itu. Ia bergemertar memegang wajah ini, air matanya keluar begitu saja.

“Oppa!! Hyun Joong Oppa??”

So Min tahu, ia masih sangat ingat lekukan wajah ini, pelukan ini, semuanya masih tetap sama. Suaranya tak lagi bisa berkata apapun saat ini, So Min merindukan dekapan ini, sangat! Hatinya kini berdetak dengan kencang! Sangat kencang dari sebelumnya, benarkah! Ini bukan mimpikan?

So Min mencubit tangannya, sakit! Ini benar-benar nyata, bisakah tetap seperti ini, Tuhan! Tolong hentikan waktu saat ini juga, aku ingin dia tetap seperti ini! Merasakan dekapan yang hangat! Deru nafasnya yang menerpa wajahnya, merasakan detak jantung mereka masing-masing?

“Ini bukan mimpi! Jangan sakiti dirimu sendiri! Aku disini, akan tetap seperti ini. Bogoshipda! Arra!! Aku hampir tak lagi bisa bernafas saat kau pergi meninggalkanku, Kau berhasil menyakitiku, menghancurkanku! membuat hidupku tanpa arah. Namun, rasa ini begitu besar untukmu! Biarkan tetap seperti ini, aku merindukanmu, MinMi-ya! Begitu merindukanmu” Hyun Joong membalikkan tubuh So Min menghadapnya, dipeluknya lagi lebih erat! Hyun Joong merindukannya, tak salah bukan jika ia berbuat seperti ini?

“Nado bogoshippeo” hatinya kini bicara dengan jujur, So Min merindukan orang ini! Sangat merindukannya. Dibalasnya pelukan Hyun Joong,  membenamkan kepalanya di dada Hyun Joong. Sangat nyaman, So Min menutup matanya merasakan detukan jantung Hyun Joong. So Min bahkan tak pernah tahu, jika Hyun Joong masih menyukainya.

Hyun Joong tersenyum, diarahkannya tangan kanannya menyentuh rambut So Min, dibelainya dengan rasa sayang. Tangannya kini beralih ke dagu So Min, bibir itu milik Hyun Joong!! Tak akan pernah ada lagi bibir yang boleh menyentuh miliknya ini. Diciumnya bibir So Min. Lembut dan manis, masih tetap sama, Hyun Joong mecium lebih dalam lagi, terus mengecup bibir So Min. Dirasakan jas yang dipakai Hyun Joong pun diremas oleh So Min.

Mereka memiringkan dan mengganti posisi ciuman mereka, menimbulkan decakan dari ciumannya. Semua sudah selesaikan? Tak ada lagi rasa sakit saat ini, karna cinta itu telah mengalahkan semuanya. Hyun Joong terus melumat bibir So Min, ciuman mereka semakin memburu, mereka mendesah.

“Saranghae—“ Hyun Joong melepaskan ciumannya, kini dia benar-benar tahu! Bahwa So Min masih mencintainya, dapat dirasakan detak jantung So Min yang sangat kencang  oleh Hyun Joong. Hyun Joong tersenyum melihat pipi merona So Min. Dibelainya dengan halus pipi itu sambil menyekat air mata yang keluar dari mata indah itu.

So Min menunduk malu, ia benar-benar luluh dengan namja ini. Namja yang sejak High School dulu selalu bersamanya, selalu membuatnya tersenyum, yang selalu hadir dalam mimpinya dan otaknya, tak pernah berhenti. So Min tersenyum dengan manis, kebahagian itu masih ada untuknya?

“Kau  tersipu, eoh? Pipimu seperti udang yang baru saja direbus, terlihat begitu nikmat untuk dilihat dan disantap” Hyun Joong mencium kedua pipi So Min, membuat So Min semakin tersipu. “Yeoja manis, karna kau sudah berada disini maka kita harus selesaikan ini. Aku butuh penjelasan dengan keadaan ini” kini Hyun Joong merubah ekspresinya menjadi serius.

Dibawanya So Min meninggalkan taman itu, tangan So Min menggandeng lengan Hyun Joong, belum sempat untuk berbicara tapi Hyun Joong mengajaknya pergi dari sana. Tak ada yang bisa diperbuat lagi, So Min hanya bisa menurutinya saja.

Mereka memasuki mobil Hyun Joong, dilajukannya mobil Hyun Joong. So Min masih berfikir dengan semua ini. Benarkah yang dia lakukan? Lalu untuk apa dia pergi selama 2 tahun ini, jika akhirnya ia pun tak bisa menghentikan Hyun Joong untuk tidak mencintainya lagi. Dia harus bahagia dengan yeoja lain? Hatinya kini sedikit gelisah dengan keadaan ini.

Hyun Joong menatap So Min yang terdiam didalam mobil, untuk pertama kalinya lagi Hyun Joong bisa menatap yeoja ini disampingnya, melihat setiap ekspresi yang ia lihat disepanjang jalan. Namun, kali ini berbeda, So Min terus terdiam! Ada apa? Ah!! Hyun Joong lupa, tak ada lagi yang bisa dilihat oleh So Min saat ini, padahal dulu So Min sering sekali mengomentari setiap orang dipinggir jalan.

Mobil Hyun Joong berhenti ditempat sama yang beberapa hari yang lalu dikunjungi, Han River. Hyun Joong membawanya kemari, karna ini adalah tempat untuk menyelesaikan masalah Hyun Joong!! Aniya! Atau lebih tepatnya mereka berdua, hal yang perlu dibicarakan antara mereka berdua, menyangkut hubungan mereka berdua. Bukankah setiap ada masalah Hyun Joong selalu ke tempat ini, menceritakan semuanya kepada yeojachingunya/lebih tepatnya saat ini berstatus mantannya? Seperti anak kecil yang ingin dimengerti oleh orang lain, dan So Min lah satu-satunya orang yang bisa mendengarkannya.

Masalahnya sekarang adalah Hyun Joong menghadapi kesulitan dalam hidupnya, dia kehilangan So Min! Jadi siapa lagi yang akan mengertinya, yeoja ini adalah separuh dalam kehidupannya, seperti orang bodoh ketika harus mengetahui kenyataan yeoja ini tak mencintainya lagi, walaupun dia sendiri tak yakin dengan pernyataan So Min saat itu.

Hyun Joong mengajak So Min keluar dari mobilnya. Diajaknya kepinggir sungai Han yang sepi, tempat yang kini sudah ditumbuhi oleh rumput-rumput liar, tak lagi ada orang yang mengunjungi tempat ini, Sepi!! Tentu saja, jauh dari keraimaian kota Seoul yang menurut Hyun Joong membuat dirinya penat.

Sebuah bangku kayu berada di pinggir sungai Han itu, kalian tahu apa yang dirasakan Hyun Joong?? Dia ingin mengenang semuanya, memori tentang mereka berdua yang indah-indah tak ada lagi luka! Di Seoul Park yang baru saja ia kunjungi, disanalah mereka berkunjung setiap waktu luang, dan disini adalah tempat mereka mencurahkan masalahnya berdua. Perjalanan hidup tidaklah selamanya berjalan mulus, bukan? Kegelapan selalu datang, sebelum cahaya muncul.

“Minmi-ya! Kau menrindukanku?” tanya Hyun Joong saat So Min sudah terduduk dibangku itu, Hyun Joong berlutut dihadapan So Min, saling berhadapan menatapnya, melihat setiap tatapan matanya yang sampai saat ini ia sukai, mata yang selalu tersenyum saat melihatnya itu. Mata yang tak bisa mengatakan kebohongan saat dihadapannya, itu dahulu berbeda saat ini.

Dengan terus menatap yeoja dihadapannya, menunggu gerakan bibir manis itu berbicara. Yeoja itu tersenyum, senyum yang tak dimiliki oleh siapapun bagi Hyun Joong. “Tentu saja, Oppa. Kau adalah orang yang selalu berada disampingku sejak kelas 2 Senior High School, mana mungkin aku tak merindukanmu. Mengapa kau terus menanyakan hal itu?”

Rasa senang di hatinya, So Min benar untuk apa Hyun Joong menanyakan hal itu lagi, bukankah sewaktu di taman So Min sudah mengatakannya?

 “Kau mencintaiku?” ini adalah hal yang paling menegangkan dalam dirinya, walaupun ia sudah tahu jawabannya dari detakan jantung So Min saat mereka berciuman tadi, namun Hyun Joong ingin So Min mengatakan langsung didepan dirinya.

So Min tersenyum, dirinya tahu! Sangat tahu! Bahkan setiap darah yang mengalir dalam dirinya tahu! Akan kenyataan bahwa So Min hanya mencintai Hyun Joong! Hanya saja, ada satu dalam dirinya yang tak tahu dan tak ingin mengetahui bahwa dirinya mencintai Hyun Joong, yang terus memintanya agar berhenti mencintainya Hyun Joong, Otaknya!! Terus meminta So Min untuk menghilangkan Hyun Joong dari hidupnya. Tapi otaknya pula yang selalu mengingatkan Hyun Joong kepada dirinya.

Senyuman So Min berubah sedikit demi sedikit menjadi suatu penyesalan. “Aku memang mencintaimu, tapi.. itu dulu. Bukankah aku sudah mengatakannya, mungkin rasa cinta kita hanya bertahan beberapa tahun saja, tidak untuk selamanya”

“Kau merindukanku, itu artinya..”

“Rindu dengan cinta berbeda Oppa, aku merindukanmu karna selama ini kau selalu bersama ku. Bukan berarti aku masih mencintaimu, Mian.. karna telah mengecewakanmu. Aku tak bermaksud untuk menyakitimu, mungkin memang ini yang harus kita jalani.” Oppa kau harus mengerti, aku tak seperti dulu lagi, aku hanya akan jadi beban hidupmu. Tak bisakah kau melihatnya saat ini? Aku tak sesempurna yeoja diluar sana, lanjut So Min dalam batinnya.

“Kau bohong! Kau mencoba untuk membohongiku? Aku cukup tahu dengan hatimu, bahkan jantungmu pun masih berdetak untuku! Kau mencintaiku MinMi-Ya! Hanya aku yang kau cintai, tak ada namja lain lagi, kamu tak mengerti hatimu!” ujar Hyun Joong menyangkal ucapan So Min, apalah arti balasan ciumannya tadi jika So Min masih tak mencintainya.

“Aku..” So Min menahan genangan air matanya, sesak dibagian dadanya. Dia sangat mengetahui hatinya, karna itulah dia melakukan ini. So Min menundukkan kepalanya. “Aku mencintai Chang Min Oppa!”

Hyun Joong terdiam, badannya terasa lemas. Dipalingkannya wajah Hyun Joong ke sisi lain, memejamkan matanya, menyerap kata-kata So Min, mengapa sulit dimengerti untuknya? Yang dapat dimengertinya adalah So Min mencintainya, bukan namja itu! Dia tahu ini hanya kebohongan! Tapi tak ada yang bisa menunjukkan buktinya. Bodoh, saat seperti ini Hyun Joong bahkan tak bisa mengatakan apapun.

“Aku harus kembali ke rumah, bisakah Oppa antarkan aku kembali menemui Ahjussi Pak, kau tak mungkin mengantarkanku kembali pulang! Eomma berada di rumah, akan ada prasangka buruk jika kita pulang bersama”

“Kau memutuskanku tiba-tiba, MinMi-ya!. Aku bahkan tak pernah mencoba untuk menyakitimu. Tak tahu kesalahanku, dan saat itu dengan mudah kau bilang mencintai Chang Min? Pergi begitu saja dari hidupku dengan Chang Min, menghilang selama 2 tahun. Dan kembali dengan seperti ini? Mata mu? Ada apa itu? Kau mencoba menyembunyikan sesuatu dariku?”  Seakan tak ingin mendengar perkataan So Min, Hyun Joong segera menanyakan hal lain.

“Aku tak mengerti apa yang kau katakan, aku ingin pulang Oppa!” jawab So Min mencoba bangkit dari duduknya. Hyun Joong pun ikut berdiri, menyesuaikan badannya dengan So Min

“Kau menyembunyikan sesuatu dariku, kan? Sejak kapan matamu itu? Kau berbuat seperti karna takut akan membebaniku kan, MinMi-ya?” sekali lagi Hyun Joong tak mendengar ucapan So Min. Entah mengapa Hyun Joong ingin menanyakan ini, semuanya belum masuk akal. “Jawab MinMi-ya?” ucapnya lagi karna So Min masih terdiam.

Kedua kelopak mata So Min tertutup, air mata itupun keluar dengan sendirinya. Mengapa Hyun Joong harus menanyakan hal ini?

“Kau mencintaiku, MinMi-ya!”

“Aniya!! Aku tak mencintaimu, Oppa!! ”

“Kau Mencintaiku”

“Aku membencimu! Aku sangat membencimu, Oppa!” mereka terdiam, mengatakan kebalikan dari apa yang So Min katakan, itu semakin membuat dirinya melemas. Hyun Joong hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

“Kau mencintaiku! Kau membohongi perasaanmu!! Menyakiti dirimu dengan ini semua! Katakan lah dengan jujur, semua akan lega jika kau mengatakannya” Hyun Joong menggenggam kedua tangan So Min. Dielusnya lalu didekatkan diri So Min kedalam pelukan Hyun Joong.

So Min menangis, didalam pelukan ini semuanya terasa tenang. “Kau mencintaiku, MinMi-ya!” Hyun Joong terus mengatakan itu, hingga So Min benar-benar bisa berkata jujur dengan dirinya dan Hyun Joong.

Dipeluknya So Min agar bisa mendapatkan kenyamanan dalam dirinya. So Min pasti tersiksa dengan perasaannya sejak dulu seperti diri Hyun Joong, karna itulah Hyun Joong memintanya bertemu, mengatakan semuanya agar hatinya tak terus tertekan.

“Aku memang mencintaimu, Oppa! Lalu apa yang harus aku lakukan? Kau menempati ruang dalam hatiku, menetapkan dirimu dalam sebagian diriku. Memikirkanmu, seakan tiada henti dalam diriku. Aku tahu ini salah! Aku memutuskan dan menyakiti dirimu, Oppa!, kau harus bahagia!”

“Dengan dirimu, aku akan bahagia jika itu dengan dirimu. Apapun yang kau inginkan, akan Oppa kabulkan asalkan kau tetap didekatku” Hyun Joong tersenyum. Inilah kebahagiannya, senyum seperti ini dimiliki oleh Hyun Joong bukan ekspresi dingin yang selalu ia tampakkan kepada semua setelah kepergian So Min.

“Jadi..” So Min membuka suaranya lagi, melepaskan pelukan Hyun Joong. Namja itu hanya menunggu kelanjutan perkataan Yeojanya ini.

“Mwoya? Jadi, kau akan menjadi… Hidup bersama diriku kan MinMi-ya?”

“Oppa..” So Min menghembuskan nafasnya. “Kau harus melanjutkan pertunanganmu dengan Yeon Ju. Dengan diriku memang kau akan bahagia, geundae.. jika semua yang aku dapat harus kukembalikan, jadi untuk apa itu aku dapatkan?”

“Maksudmu?”

Flash Back~

 

2 Tahun ago…

So Min duduk ditepi tempat tidurnya, rasa penat dirasakannya karna seharian ini ia berkerja tiada henti, banyak produk yang harus dia tawarkan kepada perusahaan-perusahaan besar, sebagai seorang marketing, inilah pekerjaannya.

So Min menatap pantulan dirinya dihadapannya, kaca besar yang menampilkan dirinya yang cantik, dia berdiri menatap seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah. So Min tersenyum melihat dirinya, “Mungkin karna aku cantik Hyun Joong-oppa mencintaiku” So Min menggelengkan kepalanya, tersenyum bahagia.

“Tentu saja, karna kau tanpa cacat sedikitpun” ucap seseorang dibelakang So Min. Badannya reflek membalik, menatap dua orang yang tengah menatap dirinya tak suka.

“Eomma.. Appa! Kalian sudah kembali? Bagaimana dengan keadaan Yeon Ju?” tanya So Min, adiknya itu beberapa hari yang lalu baru saja masuk rumah sakit, mengeluh rasa pusing yang begitu teramat dibagian kepalanya. Namun, dua hari ini So Min sama sekali belum menjenguknya, beberapa hari ini dia sangat sibuk.

“Huh! Kau mengkhawatirkannya?” ujar tuan Jung, So Min cepat mengangguk, bagaimana tidak! Dia itu saudaranya, akan saling merasakan sakit yang sama satu dengan lainnya. Ny Jung membuang mukanya. Seakan tak peduli dengan apa yang dilakukan So Min.

“Kau tahu So Min, Yeon Ju tak sempurna sepertimu.. kau juga tahu Yeon Ju sudah sakit sejak kecil. Kau bisa melakukan apapun dengan mudah, tanpa memerlukan orang lain” tuan Jung menatap So Min yang masih mendengarkannya, dengan sedikit tak mengerti perkataannya.

“Maksud Appa? Yeon Ju orang yang luar biasa Appa, Eomma. Dia bukan tak sempurna, tuhan memberikan kelebihan untuknya, dengan seperti ini, dia akan mendapatkan kasih sayang yang lebih, menyatukan kita semua” So Min menggenggam tangan Appa dan Eomma nya itu, seakan memberikan rasa percaya diri atas semua yang dialami oleh adiknya itu.

“Karna itulah kami datang kemari” ucap cepat Ny. Jung, “Dia memang luar biasa, namun banyak orang diluar sana menganggapnya cacat! Dia anakku, aku tak terima dengan pernyataan itu.”

So Min menaikkan alisnya tak mengerti, kenapa suasananya menjadi semakin mencekang! Atau ini hanya perasaannya saja? “Kami menginginkan kornea mu, So Min-ah” So Min tak salah mendengarkan? Atau itu hanya hembusan angin yang salah melewati kupingnya? Matanya sedikit membuka besar.

“Kau harus memberikan kornea mu?? Yeon Ju membutuhkannya, 23 tahun dia hidup tanpa dapat melihat indahnya dunia ini.”

“Eomma.. kau bercanda?” So Min tersenyum, dia tahu mereka ini sering membuat lelucon bersama. Tapi seharusnya tidak saat ini! Maksudnya, bukan Yeon Ju yang So Min yang menjadi bahan leluconnya.

“Anieyo! Kami sedang serius So Min-ah” Ny. Jung berucap dengan tegas, apa maksudnya menganggap orang tuanya ini sedang bergurau dengan kondisi adiknya? Kakak macam apa dia ini? Tak tahukah dirinya bahwa Yeon Ju sedang terbaring di rumah sakit. “21 tahun kami menantikan kornea milikmu, sejak kau diasuh oleh kami rasanya ingin cepat aku mengambil kornea itu untuk anakku, Yeon Ju. Namun dokter belum mengizinkannya, usia kalian masih terbilang kecil”

So Min hanya bisa menggeleng dengan perkataan Eommanya ini, masih tak bisa percaya. Benarkah yang ia dengar ini? Jadi selama ini So Min dianggap dikeluarga ini hanya untuk Yeon Ju?. “A..aku.. A-ku tak bisa Eomma” rasanya air mata So Min ingin keluar.

“Kau harus memberikannya!!” teriak Ny. Jung, So Min hanya bisa menggeleng, ia tak bisa begitu saja memberikan penglihatannya untuk adiknya, ini bukan kesalahannya bukan? Jadi mengapa harus So Min yang harus memberikan korneanya?

Plakk..

Badan So Min pun terjatuh kelantai, pipinya sudah memerah. Air matanya pun kini sudah tak mampu dibendungnya lagi, So Min tersedu-sedu, namun tetap dua orang ini tak memperdulikan air mata ini.

“Kami sudah merubah semua hidupmu, dan apa balasmu, hah?? Tak tahu terima kasih! Kau tahu, jika bukan karna kami, kau akan hidup dipanti asuhan!! Dimana simpatimu, Hah?”

“Dia sangat menyanyangimu juga, bahkan kami pun begitu!! Tapi apa yang kami dapat?? Kau telah mendapat semuanya, Harta, kekayaan, pendidikan, kasih sayang, dan juga nama baik! Kau mendapatkan marga keluarga ini!!”

So Min makin terisak, benarkah ini semua. Ia ingin melawan namun tak bisa, semua yang mereka adalah kebenaran. Karna mereka, Ya!! Karna mereka, namun apalah arti ini semua! Jika mereka menginginkan balasannya. “Kalian tak menyayangiku, kalian tak memiliki hati!!”

Plakkk..

Pipi So Min benar-benar memerah, dia kira selama ini keluarga ini menganggapnya dengan tulus kehadirannya, namun salah besar! Semuanya menginginkan balasan. Semua yang So Min dapatkan dari keluarga ini, harus dibalasnya dengan korneanya ini? Jadi untuk apa semua yang ia dapatkan jika akhirnya seperti ini?

“Kami hanya ingin melihat putri kami seperti Yeoja yang lain, tidak mengurung diri hanya dirumah! Hanya kau yang menjadi temannya. Kami memang tak memiliki hati! Tapi kami ingin melihat putriku bahagia, seperti dirimu yang bisa pergi bersama dengan teman sebayamu dan menggandeng namja, apa itu salah! Sudah cukup penderitaannya selama ini. Jadi.. ” Tuan Jung menatap So Min yang masih menatapnya dengan penuh tangis

“2 hari lagi operasi akan dilaksanakan, persiapkan dirimu baik-baik. Kau harus berfikir seberapa jauh kami telah menolongmu, Ingat itu!” Tuan Jung menatap datar kearah So Min lalu menggandeng istrinya untuk keluar dari kamar So Min.

So Min menangis sejadi-jadinya, apakah mereka yang disebut orang tua? Orang tua macam apa? Selama ini So Min bahkan selalu membanggakan kedua orang tuanya itu, walaupun terkadang mereka terlihat aneh terhadap So Min, sekarang So Min mengerti apa maksud semuanya. Betapa menyedihkannya hidup So Min, hingga orang yang dia sayangipun berbohong dengan cara menyayanginya untuk mendapatkan sesuatu yang berharga.

Flash Back End~

 

“Maksudmu?” tanya Hyun Joong tak mengerti, apa maksudnya perkataan So Min yang bilang ‘jika apa yang dia dapat harus dia kembalikan’. Hyun Joong adalah bagian dari So Min, dan So Min adalah kehidupan Hyun Joong. Tak ada yang lain kan?

“Kau harus tetap melanjutkan pertunangan itu, Oppa. Kau bilang aku mendapat satu permintaan, kabulkanlah permintaan ku itu, maka aku akan tetap didekatmu. Bukankah setelah itu kita akan memiliki hubungan, kau akan menjadi saudaraku” Pahit menerimanya, lebih baik ini yang harus So Min katakan. Ia sudah tak ingin lagi terlibat lebih jauh dengan keluarga Jung lagi, namun pertemuan So Min dengan Yeon Ju membawanya kelubang hitam itu lagi.

“Min..”

“Aku ingin pulang Oppa. Kau ingin mengantarkan aku atau tidak Oppa?” So Min memotong perkataan Hyun Joong.

~ A White Lies ~

 

Keesokan harinya..

Yeon Ju terus menatap dirinya didepan cermin, seakan tak puas sejak 1 jam lalu ia terus menatap bagian tubuhnya dengan cermin itu, bagian depan hingga belakang ia terus berdecak kagum dengan dirinya. “Menurut eonni apakah aku cantik? Eonni selama ini kan selalu bersama ku, bagaimana endapatmu?” Yeon Ju melihat pantulan wajah kakaknya itu dikaca.

“Kau memang cantik sejak dulu, kau harus percaya diri, Yeon Ju-ya. Apapun yang kau pakai akan terlihat indah” So Min tersenyum, walaupun tak tahu apa yang kini kenakan.

“Joengmal? Eonni terlalu memuji” ucap Yeon Ju tersipu. “Mungkin karna aku cantik Hyun Joong-oppa mencintaiku, benarkan Eonni?” Yeon Ju masih menatap pantulan diirinya dikaca. Membayangkan beberapa menit lagi ia akan bertunangan dengan Hyun Joong.

Miris sekali, dulu So Min yang mengatakan kata-kata itu kepada dirinya, namun sekarang terbalik. Adiknya lah yang mendapatkan Hyun Joong. Apakah So Min akan kuat jika ia mengikuti acara ini? Hatinya mulai gelisah, Hyun Joong benar-benar akan bertunangan dengan Yeon Ju kan? Mengapa hatinya berdebar sekali, apa yang So Min takutkan?

Yeon Ju mendekat kearah So Min yang duduk ditepi ranjanganya. “Eonni mengapa terlihat gelisah, eoh? Seharusnya aku kan? Hahah” Yeon Ju tak bisa menahan rasa senangnya saat ini. “Tenang saja, Eonni sudah terlihat sangat cantik. Aku bahkan takut jika Hyun Joong oppa berpaling..” Yeon Ju tertawa lagi.

“Geundae, itu tak mungkin kan? Namjachingu eonni datangkan? Jadi dia pasti menjaga eonni dari namja lain. Aku sudah memperingati eonni harus membawa namjachingumu itu eonni, namja yang selalu eonni ceritakan sejak High School, Eonni mengajaknya ke pertunangan ku kan? siapa ya namanya, aku bahkan belum mengetahui namanya?” Yeon Ju mencoba mengingat, tapi sejak dulu eonninya tak pernah mengatakan namanya, hanya bilang ‘Alien’ karna namjachingunya itu sangat percaya akan adanya alien.

“Huh! Dia datang kemari, tak mungkin tak datang ke pertunagnamu. Namanya..” So Min menghentikan kelanjutannya.

TBC??

FF[HyunMin]-White Lies Chsp. 5

FanFiction [HyunMin] – White Lies Chap. 5

WHITE LIES — CHAPTER. 5

Cast :*KimHyun Joong

*Jung So Min

*Jung YeonJoo

*ShimChang Min

Genre : Sad, hurt, friendship, etc

Disclaimer : this fanfic original story is mine…

Quote : Jika Tuhan tak lagi mau mengajarkanku untuk berhenti mencintaimu, lalu dengan apalagi tuhan akan menguji kesetianku

Author : Ria

Summary : Kebohongan selalu ada dalam kehidupan, bukan ? Somin dan Hyun Joong adalah sepasang kekasih, namun mereka putus begitu saja karna suatu kebongan yang dilakukan oleh Somin. kebohongan apa yang telah Somin lakukan hingga hubungan mereka putus?? akankah mereka biosa kembali lagi menjadi sepasang kekasih ?

A/N : WARNING TYPO!!!

~ A White Lies ~

 

“Apa aku harus menghubungi Chang Min untuk memastikan?” tanya Hyun Joong kedirinya sendiri, ia semakin khawatir atau ini hanya perasaan simpati saja terhadap kecelakaan itu?

Hyun Joong memasuki mobilnya, ditatapnya ragu kearah Iphone nya, jika ia bertanya tentang So Min apakah benar?? Chang Min akan mengetahui bahwa dirinya masih mencintai So Min, dan seolah Chang Min akan menertawainya karna Hyun Joong masih peduli dengan orang yang telah mengkhianatinya.

Oh.. tuhan!! Hyun Joong harus menghilangkan gengsi itu, ia hanya ingin tahu kepastian, So Min berada di pesawat itu atau tidak??

Diambilnya Iphone Hyun Joong sambil menekan tombol nomor handphone Chang Min.

~ A White Lies ~

Ckkkkkkkkkkkkk…….

Suara decitan mobil itu membuat semua orang menoleh kearahnya, Chang Min keluar dari mobil yang menjadi pusat perhatian disana, bandara. Saat berita itu mulai menyelusup ketelinganya Chang Min segera meleset ke Bandara, tidak peduli dengan apapun bahkan saat handphonennya berbunyi hingga beberapa kali, Chang Min tetap tak bergeming dari pandangannya yang ingin segera cepat sampai di bandara.

Yang kini dia pedulikan adalah So Min!! Yeoja itu, yeoja yang ia cintai, mengalami kecelakaan?? Mimpi atau kenyataan? Yang harap kini dia sedang tertidur pulas diatas meja kerjanya, lalu terbangun dari mimpi ini, namun tidak! Ini nyata.

Chang Min berlari begitu tergesa-gesa, sambil mencari-cari orang serta informasi atas kecelakaan pesawat yang ditumpangi oleh So Min. Gerumuhan orang pun terlihat tepat didepannya, ia segera menghampirinya sambil menyelusup kekerumuhan itu, nafasnya begitu terengah-engah, keringat mulai bercucuran dikulitnya.

Chang Min segera menarik kearah seorang yang berada tepat ditengah gerumuhan itu, tak peduli siapa dia ataupun dipandang aneh. Mereka pun sama dengannya bukan? Mencari info tentang kecelakaan itu? Ia tak ambil pusing tentang ini.

“Tuan!! Dimana yeojachingu-ku?? Katakan padaku bahwa dirinya baik-baik saja, atau tidak akan ku patahkan lehermu” ucapnya dengan menahan emosi, dan tanpa sengaja Chang Min memanggil So Min, Yeojachingu? Cintanya kini semakin besar, takbisa lagi menutupi hatinya.

“Tenang lah tuan, tenangkan dirimu terlebih dahulu” Ujar orang itu, ia mencoba melepaskan tangan Chang Min dilehernya. “Kamipun tak tahu bagaimana nasib para penumpang pesawat ini, sabar dan berdo’alah semoga saat ini kekasih tuan baik-baik saja. Disini tak hanya tuan, tapi masih banyak keluarga lain yang berduka atas kecelakaan ini” jelasnya lagi.

Chang Min mengacak rambutnya kesal, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang. Menunggu?? Sampai kapan, ia tak bisa menunggu, menunggu seperti ini membuatnya kehabisan nafas. Tangan Chang Min mengepal, jika terjadi yang tidak-tidak dengan So Min, dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri, karna telah gagal menghentikannya pulang ke Austria kemarin malam. Bodohnya dia saat ini!!

“Nak, bersabarlah. Cucu dan anak ku pun senasib dengan kekasihmu, kesal! Benci! Marah! karna mengapa terjadi, semua ini takdir, istriku bahkan terus tak sadarkan diri karna mendengar berita ini, yang kabarnya semua penumpang tak ada yang selamat, itu membuat ku terasa berhenti bernafas untuk sejenak” ujar seorang namja paruh baya disamping Chang Min, bahkan pakaiannya pun sangat lusuh matanya pun membengkak atas kecelakaan itu.

~ A White Lies ~

 

“Eonni masuklah terlebih dahulu, ini kan kamar eonni. Appa pergi bekerja dan Eomma mungkin berbelanja, kita hanya berdua saja dirumah ini. Aku pun ingin membersihkan badanku terlebih dahulu” Yeon Ju tersenyum melihat eonninya ini.

Pagi ini, saat ingin berangkat kuliah tanpa sengaja ia melihat So Min, tepat mobilnya berhenti di rambu lalu lintas, taxi yang dikenakan So Min bersebelahan dengan Yeon Ju. Ia heran karna eonni-nya itu tak meresponnya sama sekali atau dia salah orang saat melambaikan tangannya, oleh karna itu Yeon Ju mengikutinya hingga bandara. Saat di bandara semuanya benar, ternyata itu kakaknya yang dia rindukan, begitu senangnya Yeon Ju.

Sulit memanggil kakaknya itu, hingga So Min telah masuk kedalam pesawatnya, Yeon Ju belum bisa melewati penjaga yang memintanya untuk mengecek tiket untuk masuk. Hingga akhirnya Yeon Ju meminta bagian penerbangan menemukan Yeon Ju dengan So Min, lalu mengajaknya pulang. Sulit!! Tapi Yeon Ju terus memaksa So Min untuk tetap pulang bersamanya.

So Min tersenyum, lalu mengarahkan tongkatnya untuk menunjuk jalan. Rumah ini telah ditinggal olehnya selama dua tahun, masih tetap sama atau telah berbeda? Ia tak tahu. Pikirannya hanya satu saat ini, bagaimana Yeon Ju bisa menemukannya? Dan saat perjalanan pulang pun dia terus memaksa So Min tinggal di Seoul. Ini membuatnya bingung,apa ia tetap harus disini? Tetapi kenapa hatinya merasakan hal yang tak mengenakkan, akankah kesulitannya akan bertambah lagi?

So Min merebahkan badannya ketempat tidurnya yang empuk, dicobanya memejamkan mata untuk beristirahat. Badannya terasa sangat sakit karna terus harus bertengkar saat dibandara dengan adiknya itu, Yeon Ju bahkan sampai memohon berlutut untuk So Min, agar tak kembali ke Austria. Adiknya itu memang sangat menyayanginya, ya!! Setidaknya masih ada yang menyayangi So Min saat ini.

Plakk..

Badan So Min pun terjatuh kelantai, pipinya sudah memerah. Air matanya pun kini sudah tak mampu dibendungnya lagi, So Min tersedu-sedu, namun tetap dua orang ini tak memperdulikan air mata ini.

 

“Kami sudah merubah semua hidupmu, dan apa balasmu, hah?? Tak tahu terima kasih! Kau tahu, jika bukan karna kami, kau akan hidup dipanti asuhan!! Dimana simpatimu, Hah?”

 

“Dia sangat menyanyangimu juga, bahkan kami pun begitu!! Tapi apa yang kami dapat?? Kau telah mendapat semuanya, Harta, kekayaan, pendidikan, kasih sayang, dan juga nama baik! Kau mendapatkan marga keluarga ini!!”

 

So Min makin terisak, benarkah ini semua. Ia ingin melawan namun tak bisa, semua yang mereka adalah kebenaran. Karna mereka, Ya!! Karna mereka, namun apalah arti ini semua! Jika mereka menginginkan balasannya. “Kalian tak menyayangiku, kalian tak memiliki hati!!”

Plakkk..

So Min pun terbangun dari tidurnya, hatinya begitu menggebu-gebu, nafasnya tidak teratur, mimpi itu? Mengapa ia memimpikan itu, semua telah berlalu, biarkan semua tertelan bumi. Namun, menetapnya di Seoul akankah masalah itu keluar dari tempatnya dan terulang kembali?

Pintu kamar So Min terbuka, terlihat Yeon Ju memasuki kamarnya dengan wajah yang sumringah. Yeon Ju mendekat dan duduk ditepi tempat tidur So Min, “Eonni sudah bangun? Atau aku membangunkan eonni,eoh? Hari sudah malam, kita harus segera makan malam, Han Ahjumma sudah membuatkan kita makan, Eonni harus bergegas mandi”

So Min mengangguk, lalu bersegera membersihkan dirinya. Setelah itu menuju ruang makan dituntun oleh Yeon Ju, mereka makan saling berhadapn, dengan sesekali Yeon Ju memberikan makanan yang tersedia di meja itu ke piring So Min.

Suara bel rumah pun terdengar disuaranya, Yeon Ju tahu itu pasti Appa dan Eommanya. Biarlah Han ahjumma yang membukakan, ia ingin memberikan kejutan tentang adanya So Min kepada orang tuanya.

Yeon Ju melihat orang tuanya mendekat lalu segera bangkit dari duduknya. “Surprise!!!”, Ny dan Tuan Jung terkejut melihat So Min berada dirumahnya, bahkan mereka sempat melirik satu sama lain.

“Eomma, Appa duduklah, kita makan malam bersama dengan eonni, kita sudah lama bukan tak seperti ini” Riang Yeon Ju, sambil menepuk tangannya didepan dada, lalu beralih duduk kembali ketika Eomma dan Appanya terduduk.

Mereka masih dengan diam, Ny. Dan Tuan Jung masih dengan keterkejutannya. Yeon Ju yang masih menikmati makan malamnya dengan riang dan So Min yang sedari tadi masih dengan pikirannya, Dia berada disini kembali? Bersama, ia harus gembira atau sedih ?

Makan malam pun selesai, Yeon Ju meminta semuanya berkumpul diruang keluarga. Bercerita tentang eonni nya itu, dia butuh kejelasan atas eonni yang kini tak bisa melihat, tidak pulang ke rumah yang memilih hotel untuk tempat tinggalnya, dan menghilang begitu saja dari hidupnya.

“Eonni ada apa denganmu. Matamu? Apakah kau ?” tanya Yeon Ju to the point, sambil menatap So Min yang berada disampingnya, orang tua mereka pun sama, menunggu jawaban So Min atas pertanyaan Yeon Ju itu, mereka begitu penasaran dengan jawaban apa yang akan dilontarkan oleh So Min.

“Hmm.. W..wa..wae? ma..mata eonni?” So Min gugup sekaigus menahan kepedihan dihatinya, kenapa harus menanyakan hal ini?. “Ini tidak apa-apa” lanjutnya lagi, membuat Yeon Ju semakin penasaran dengan kebutaannya itu. Jawaban itu bukan yang Yeon Ju harapkan.

“Eonni!! Kau berbohong, katakanlah, bukankah kita keluarga?” tanya Yeon Ju lagi. Namun, So Min tak kunjung berbicara, sontak Ny. Jung menatap dengan gusar kearah Yeon Ju dan So Min.

‘Nde, bukankah kita ini keluarga? Harus saling berbagi kasih? Saling memberi seperti selama ini yang dilakukan oleh keluarganya ini kepadanya?’ batin So Min sedikit pilu.

So Min mengambil nafas dalamnya, mencoba untuk bercerita, walaupun ini berat. “Eonni mengalami kecelakaan sewaktu di Austria, kecelakaan mobil yang menyebabkan rusaknya mata eonni dan kebutaan ini, semua terjadi begitu cepat, pedih rasanya saat eonni kehilangan mata eonni dan saat itu tepat eonni melanjutkan study hari pertama eonni”

Mereka terharu dengan cerita So Min, Yeon Ju yang sangat menyayangi So Min, kakanya itu pun menangis mengingat pasti begitu pedih perjalanan kakanya itu. “Aku tahu eonni, itu pasti sangat berat. Lalu mengapa eonni tak mau menghubungiku? Apakah eonni tak lagi menyayangiku?”

So Min sempat bingung apa yang harus dijawabnya, namun So Mi tersenyum lalu menceritakan bahwa dirinya tak menginginkan Yeon Ju dan orang tuanya mengkhawatirkan So Min terlebih dengan keadaannya ini, dia mencoba untuk bangkit dari kenyataan hidupnya yang pahit dan mandiri.

Hari semakin larut, percakapanpun dihentikan lalu segera bergegas untuk tidur.

So Min merebahkan dirinya tempat tidurnya, menutup sebagian badannya dengan selimut yang hangat. Dia menatap langit-langit kamarnya, nihil!! Tentu saja, semuanya sama, Gelap! Namun, So Min mencoba untuk tersenyum lebih dari kemarin, senyuman tanpa paksaan, ia tahu Yeon Ju sangat menyayanginya seperti dia menyayangi adiknya itu.

“Mianhae.. ini sudah perjanjian kita, bukan? Aku tahu, sangat tahu apa yang sedang kalian pikirkan dan rasakan saat ini.” So Min pun kini menutup matanya perlahan.

~ A White Lies ~

Hyun Joong membuka matanya perlahan ketika cahaya matahari menyelusuk melalui celah-celah jendela rumahnya yang besar itu, kepalanya begitu pening, pakaiannya pun sama sekali belum berubah, masih dengan dasi dan jasnya yang sudah kusut karna dipakainya tidur.

Otaknya benar-benar kacau, sejak mendengar kecelakaan itu entah mengapa ia begitu simpati, bahkan hatinya terus menjerit ketakutan akan kenyataan bahwa So Min berada dipesawat itu. Ia terus menghubungi Chang Min namun tetap sama, tak ada jawaban. Menunggu hingga Chang Min menghubunginya sampai larut malam, tapi itu semua tak berarti, Chang Min sama sekali tak menghubunginya, Berita yang disiarkan pun tak menunjukkan ada tanda-tanda kepastian yang jelas.

Hyun Joong bangkit dari tidurnya, lalu beralih menatap Handphone nya, terlihat beberapa panggilan yang terus ia hindari dan pesan yang sama sekali ia tak ingin membacanya. “10 panggilan dari Yeon Ju, dan dua pesan darinya juga : malam hari dan pagi ini. Dia begitu niat untuk mengetahui keadaan ku saat ini”

Oppa!! Mengapa kau sulit untuk dihubungi, eoh? Nan bogoshippo!! Kau tahu itu kan? Saat ini seharusnya aku bercerita tentang hal yang paling membahagikan kepadamu, namun kau terus tak mengangkat telphoneku. Tapi biarlah!! Yang terpenting kau harus jaga kesehatanmu^^. ~Yeon Ju~

 …

Annyeong, Oppa!! Aku harap kau pagi ini terbangun dengan wajah yang berseri-seri seperti ku ini. Bersihkan dirimu lalu sarapanlah untuk menjaga badanmu itu, kau tak boleh lelah karna pekerjaan! Ohya! Malam ini kau harus datang ke rumah, makan malam bersama ajak pula Eommanim dan Aboejinim, ada sebuah hal yang harus ku beri tahu, mengingat kini kita akan menjadi keluarga besar^^ ~Yeon Ju~

 

Hyun Joong tersenyum, inikah orang yang menyayanginya dan peduli dengannya? Namun sama sekali tak dipedulikan oleh Hyun Joong. Maafkan Hyun Joong, tapi perasaannya tetap sama ia hanya menganggap Yeon Ju sebagai hobae nya saja, tidak lebih. Bukankah hati dan seluruh badannya tahu, bahkan dirinya hanya mencintai satu orang saja, orang yang sama yang telah dicintainya sejak mereka berjumpa di gerbang sekolah sewaktu Hight School?

Hyun Joong bergegas bangun lalu membersihkan dirinya, setelah sarapan, seperti biasanya dia harus pergi bekerja. Walaupun otaknya masih tak bisa berfikir jernih, namun perusahaannya adalah tanggung jawab Hyun Joong, ia harus professional.

Matahari kini tepat diatas kepala, ini adalah waktunya jam makan siang. So Min sudah berjanji dengan Chang Min siang ini untuk makan dan menjelaskan semuanya kepada Chang Min, sewaktu menghubungi Chang Min pagi ini, terdengar suara yang sangat bahagia dari Chang Min, So Min tak tahu apa maksudnya itu terlebih Chang Min ingin cepat menemuinya terus.

So Min turun dari mobilnya yang diantar oleh ahjussi park, supir pribadi keluarganya. So Min memasuki restauran di kawasan Gangnam, dekat dengan perusahaan Chang Min miliki, ini pilihan So Min agar tidak terlalu mengganggu pekerjaan Chang Min.

“So Min?? Benarkah itu kau?” Chang Min berlari kearah So Min yang baru sampai diambang pintu restauran. Ia masih tak percaya jika yang pagi ini menghubunginya adalah So Min. Namun, rasa ragu itu kini sudah hilang ketika melihat wajah So Min yang begitu cantik baginya.

Kini So Min dan Chang Min sudah duduk disalah satu bangku pelanggan di dekat jendela. “Yak, memangnya Oppa anggap aku siapa? Setan? Ada-ada saja Oppa ini” jawab So Min dengan riang.

“Mana mungkin ada setan secantik ini” canda Chang Min, mereka pun tertawa. Pelayapun datang, lalu mereka memesan makanan masing-masing.

“Ya gadis kecil!! Kau tahu kemarin adalah hari yang sangat mengerikan bagiku. Lihat kini dirimu, tersenyum dengan manis tanpa memikirkanku kemarin yang benar-benar gila!” seru Chang Min setelah pelayan pergi, So Min pun mengerutkan dahinya tak mengerti maksud Chang Min. “Kau tak tahu? Apa yang telah terjadi kemarin?”

So Min segera menggeleng, ia tak tahu, karna kemarin setelah dari ditarik Yeon Ju pulang ia tertidur hingga malam, lalu melanjutkan makan malam bersama keluarganya. “Memangnya ada apa Oppa? Apa yang bisa membuatmu gila?” tanya So Min penasaran.

“Oh.. tuhan!! Kemarin terjadi kecelakaan dengan pesawat yang kau tumpangi, bahkan korbannya pun banyak yang tidak selamat, semua belum jelas hingga Oppa tak bisa tidur memikirkanmu” jelas Chang Min membuat So Min terkejut sekaligus merasa bersalah karna memubuat Khawatir.

“Joengmal?? Aku tak tahu Oppa! Mianhae telah membuatmu khawatir dan tidak segera menghubungimu, aku tak tahu jika pesawat yang kutumpangi itu.. terjadi kecelakaan” So Min sedikit sedih.

“Sudahlah! Yang terpenting sekarang kau masih ada dihadapan Oppa, itu semua tak berarti apa-apa saat ini” tepuk Chang Min ke bahu So Min, ia tahu So Min pasti merasa bersalah. Tapi baginya So Min adalah segalanya, jadi apapun yang dilakukannya tidak berarti apa-apa jika itu alasannya adalah So Min. “Lalau bagaimana kau bisa masih berada di Seoul? Dan apa maksud dengan Yeon Ju menemukanmu?”

So Min pun menceritakan semuanya, tentang alasannya tak kembali lagi ke Austria dan mulai tinggal di Seoul lagi, ya! Mungkin sebaiknya dia harus disini tak mungkin So Min terus menghindar dengan kenyataan hidupnya yang memang tuhan mentakdirkan dengan kesedihan setiap detiknya.

“Oppa sangat senang akhirnya kau kembali lagi ke Seoul sebagai warga negara ini, bukan dua kewarganegaraan. Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu, So Min? Kau telah memutuskan kontak kerja, lalu disini kau akan menganggur”

Dia tersenyum, menunjukkan sebuah kertas yang sengaja So min bawa sedari tadi. “Chacha!! (tada!!) aku menerima penawaran Yoon-Ahjumma, wanita paruh baya yang waktu itu menemui ku setelah pentas musik, dia masih menginginanmu mengajar di yayasannya. Setidaknya aku tak harus terus bergantung dengan Eomma dan Appa sekarang ini, terlebih dengan Yeon Ju”

Chang Min pun senang, wanita didepannya ini memang memiliki keberuntungan yang sangat besar. Mungkin karna hatinya yang begitu tulus hingga orang pun begitu terhadapnya, sekarang dia bisa mengurus perusahaan dengan tenang dan juga mendekati So Min dengan mudah, Chang Min harap So Min bisa menerima hatinya yang sudah lama dia pendam.

~ A White Lies ~

Hyun Joong membayar belanjaannya ke kasir, lalu membawanya kedalam mobil, malam ini ia berjanji akan datang ke rumah Yeon Ju, namun orang tuanya sibuk hingga tidak ikut dengannya. Membelikan beberapa roti dan makanan untuk orang tua Yeon Ju. Setidaknya Hyun Joong tetap harus menghormatinya bukan? Walaupun Hyun Joong tetap tak bisa menganggap anaknya itu.

Hyun Joong meninggalkan area parking lalu melajukan mobilnya kerumah Yeon Ju, sedikit mengganjal, tapi apa? Hyun Joong sama sekali tak tahu, apakah ada suatu hal yang ia lupa? Hyun Joong rasa tidak, tapi kenapa perasaannya sedikit aneh.

Ia mulai bergemetar saat mobilnya memasuki gerbang keluarga Jung. Apa mungkin getaran ini karna Hyun Joong mulai menyukai Yeon Ju? Aniya!! Bukan, ia yakin bukan. Karna dirinya masih mencintai So Min!!! Hyun Joong yakinkan itu, tak mungkin bisa melupakan cinta pertamanya begitu saja.

Dibukanya pintu mobilnya, sambil membawakan belanjaan yang tadi ia beli. Saat membunyika bel, Han-Ahjumma pun membukan pintu, lalu berujar bahwa semua keluarga telah menunggunya di ruang makan. Hyun Joong pun tak lupa memberikan belanjaannya kepada Han-Ahjumma.

Aneh!! Hatinya semakin bergetar, ada apa sebenarnya dengan dirinya? Kaki Hyun Joong tetap melangkah menuju ruang makan, sampai disana, terlihat Tuan Jung yang duduk dibagian utama tempat makan, dengan disamping kanannya Yeon Ju, tepat berhadapan dengan Nyonya Jung, dan.. ??

Hyun Joong mengucek matanya, apa ia mulai gila? Melihat So Min tersenyum disamping nyonya Jung. Ini hanya bayangan, ia yakin ini halusinasinya, bodohnya Hyun Joong karna terus memikirkan So Min sejak kemarin dan kini terbawa kealam sadarnya.

“Oppa!! Kau sudah datang??” Yeon Ju melihat Hyun Joong yang masih terpadu berdiri tak bergeming. “Oppa!! Kenapa diam disana? Mari kita makan bersama?” lanjut Yeon Ju lagi.

Hyun Joong pun berjalan, lalu beralih duduk disamping Yeon Ju. Bodoh kenapa wajah itu semakin jelas saja? Apakah ini mimpi? Mimpi buruk atau indah? Bertemu dengan So Min ditengah keluarga calon tunangannya ini?

“Oppa!! Kami sudah menunggumu. Hoksi!! Ini adalah kabar yang ingin aku ceritakan, lihat didepanmu itu, Yeoja cantik dan manis ini adalah Eonni-ku!!” Yeonju menunjuk So Min yang tersenyum manis kepada Hyun Joong, ia bahkan tidak tahu bahwa yang ada dihadapannya adalah orang yang dicintainya.

“Oke!! Oppa, kenalkan Eonni ku ini bernama Jung So Min. Dan Eonni, ini adalah orang yang sejak tadi aku ceritakan, dia adalah namja yang paling istimewa bagiku, setelah Appa!! Dia juga yang akan menjadi calon tunanganku” Yeon Ju melirik Appanya yang terkekeh dengan tingkah anaknya yang riang ini. “Kim Hyun Joong!! Itu namanya” cepat Yeon Ju melanjutkannya.

Deg!!

Senyum So Min sedikit memudar, apakah So Min gila telah mendengar nama Hyun Joong? Atau pendengarannya mulai sedikit terganggu? So Min tersenyum kaku, mencerna nama itu. Kim Hyun Joong! Apakah dia orang yang sama dengan namja yang dicintai So Min?

“Senang berkenaln denganmu, Nona!” ujar Hyun Joong sopan, ia bahkan tak sanggup jika disuruh untuk berbicara, namun ini didepan keluarga Jung! Ia tak boleh mengacaukan dengan masalah yang ada, masalah yang sama sekali sulit untuk diselesaikan, itu hatinya!! Masalah hatinya yang masih belum terima bahwa So Min berpaling darinya.

So Min menggoyangkan kepalanya dengan kaku, ini benar-benar Hyun Joong!! Ia sangat ingat dengan setiap suara yang dikeluarkan oleh namja ini. Tuhan, jika jadinya seperti ini, So Min lebih memilih tetap tinggal di pesawat lalu ikut dalam kecelakaan itu. Kau kejam membuatnya semakin rumit!, tolong keluarkan dirinya dari kenyataan ini!!

Acara makan malam pun dimulai, Hyun Joong terus menatap So Min yang berada dihadapannya, setiap gerakannya ia lihat, tak ingin beralih lagi, ia merindukan wajah ini, melihatnya dengan detail, dibelainya rambut itu, dicubitnya hidung dan pipi itu, dikecupnya mata dan bibir itu. Otak Hyun Joong benar-benar tak dapat berpikir dengan fresh kali ini.

Tapi !! ada apa itu? So Min tak sama sekali melihatnya? Mengapa begitu?  Apakah ia merasa bersalah lalu menghindari kontak mata dengannya.

“Nak Hyun Joong ada apa terus memandangi So Min, kakak Yeon Ju. Ada yang membuatmu aneh?” ujar Nyonya Jung yang penasaran dengan tatapan Hyun Joong ke So Min. So Min yang mendengar itu pun sontak menundukkan wajahnya tak percaya diri.

“Aniya!! Eommanim, hanya saja aku baru mengetahui bahwa dikeluarga Jung ini memiliki 2 anak yeoja, hampir setahun aku mengenal keluarga ini, dan baru kali ini aku tahu” dusta Hyun Joong menghilangkan rasa curiga Nyonya Jung. Tapi ada benarnya juga, sudah setahun ia mengenal keluaraga ini, namun baru mengetahuinya. Dari sekian banyak marga ‘Jung’ di Seoul, kenapa So Min harus menjadi bagian dari keluarga yang ini??

“Ah.. itulah sebabnya kami mengundang nak Hyun Joong kemari. Walaupun orang tuamu tak datang, kami sudah tahu itu, karna mereka menghubungi kami. Kami ingin memberikan satu kejelasan lagi tentnag So Min anak kami yang suah lama ini tinggal di luar negri”

Hyun Joong mengangguk mengerti, jadi benar apa kata Chang Min bahwa So Min melanjutkan Studynya di Austria atau lebih tepatnya tinggal diluar negri, di Austria.

Acara makan malampun selesai, mereka berkumpul diruang tengah. So Min yang tak pak lelah pun pamit dari keberadaan mereka, otaknya tak bisa mencerna suara gelombang yang sampai ditelinganya, suara tawa itu bahkan terdengar seperti jeritan untuk So Min, berbincang tentang hubungan Yeon Ju dengan Hyun Joong, itu semakin membuat hatinya hancur!! Hyun Joong benar-benar namja yang berhasil memecahkan hatinya menjadi kepingan-kepingan kecil.

So Min melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai satu, Hyun Joong hanya bisa menatap punggungnya yang seharusnya ia peluk, menjauh! Semakin menjauh hingga hilang dari pandangannya.

Bosan! Dia begitu bosan dengan arah pembicaraan keluarga ini yang hanya menceritakan tentang Yeon Ju dan dirinya, yang ia butuhkan adalah pembicaraan tentang So Min!! Setelah tahu bahwa So Min buta, Hyun Joong benar-benar terkejut, sejak kapan?? Benarkah ia mengalami kecelakaan di Austria? Kenapa itu begitu seperti cerita yang dibuat-buat olehnya?

Hyun Joong pamit ke toilet, langkah kakinya terhenti ketika melihat pintu yang sedikit terbuka itu, So Min berada didalamkah? Apakah Hyun Joong boleh masuk kedalam kamar itu? Wangi bunga sakura tercium harun dalam ruangan itu.

Hyun Joong mencoba meregangkan pintu kamar So Min hingga terbuka lebih besar, namun tak ada seseorang pun disana.

Clekk!!

Pintu kamar mandi diujung rumah itu pun terbuka, itulah sosok yang Hyun Joong cari. “Kita perlu bicara” ujar Hyun Joong tanpa basa-basi saat So Min sudah berada dihadapannya. So Min benar-benar mematung, otaknya terasa berhenti saat itu juga.

“Aku menunggumu besok di Seoul Park, jangan menolak! Aku tak akan menerima alasan apapun yang keluar dari mulutmu” tajam! Itu yang keluar dari mulutnya, kenapa? Seharusnya Hyun Joong berakata lebih halus lagi.

“Oppa!! Tapi..” ucap So Min menggantung, alasan apapun tak akan diterimanya, jadi So Min harus berbicara apa? Dia menginginkan dirinya berbicara berdua, sanggupkah? Mengetahui Hyun Joong yang akan jadi adik iparnya pun rasanya So Min tak sanggup, apalagi jika mendengar bahwa Hyun Joong berkata akan hidup bahagia dengan Yeon Ju, So Min tak bisa!!!

Hyun Joong tak mempedulikan itu, segera melangkah ke arah toilet, Yeon Ju terus meliriknya dari arah ruang tengah. Jika tadi Nyonya Jung sudah memergokinya terus menatap So Min, kali ini Yeon Ju tak boleh tahu bahwa Hyun Joong dan So Min berbincang seperti sudah saling mengenal.

Setelah lama berkunjung ke keluarga ini, Hyun Joong segera pamit untuk pulang. Sampai di rumah, ia terus memikirkan So Min, Yeoja itu, kenapa tak pernah bisa keluar dari otaknya. Tak berfikirkah dirinya, bahwa Hyun Joong lelah dengan semua ini, tak sanggup melihat bayangan dirinya disetiap malam sebelum tidur diakhiri dengan kejadian So Min dan Chang Min.

Jika saja ada satu permohonan yang dapat dikabulkan, Hyun Joong meminta untuk tidak bertemu dengan So Min, atau lebih dari itu? Meminta untuk tuhan tak menghadirkan So Min dalam kehidupan di dunia. Jika dia tak bisa mendapatkannya maka orang lain pun tak boleh memilikinya.

~ A White Lies ~

Seoul Park, 09:30 AM

Pagi ini setelah Ahjussi Park mengantarkannya, So Min memintanya untuk kembali pulang. Ia tahu, jika Ahjussi itu mengetahui So Min dan Hyun Joong bertemu lalu berbicara kepada orang tuanya, semuanya akan hancur!! Dirinya akan dicap yeoja perayu! Bukan? Namun, bukan itu alasannya hati Yeon Ju yang akan tersakiti oleh dirinya.

So Min duduk tepat disamping batu besar itu, jauh dari keramaian. Banyak dedaunan yang berguguran disana. Pohon-pohon yang berwarna kuning dan orange, diresapinya cahaya matahari yang mengenai wajahnya.

So Min bangun dari duduknya, digerakkannya tongkat pembantunya itu, dipejamkan matanya sebuah cuplikan masa lalu pun terputar seperti sebuah film diotaknya. Cuplikan saat Hyun Joong menyanyikan lagu untuk So Min dengan gitar yang baru dibelinya, lalu saat pulang sekolah ia terus berlarian ketempat ini.

Berlari bersama, saling mengejar menangkap satu sama lain, So Min selalu kalaholeh Hyun Joong, langkahnya selalu dikejar oleh kaki panjang Hyun Joong. Saat dia tertangkap Hyun Joong selalu memeluk pinggangnya erat, memeluknya seolah tak ingin dia beralih darinya.

So Min membuka matanya, dia ingin berhenti dari cuplikan yang tak mungkin didapatkannya lagi.

Sebuah tangan menyelusup kepinggangnya, semakin erat! Dia sedang berkhayal kah? Apakah ini nyata? Seseorang memeluknya erat dari belakang, dikecupnya rambut So Min, siapa yang melakukan ini kepadanya?

“Saranghae!! Saranghae!! Jung So Min!!” suara itu?? Ia benar-benar mendengar jelas suara itu ditelinganya, hembusan nafasnya yang terasa hangat ditelinganya, tangan So Min kini beralih kebelakang, dengan gemetar mencoba mencari lekukan wajah yang sedang memeluknya itu. Tubuhnya bergemertar memegang wajah ini, air matanya keluar begitu saja.

“Oppa!! Hyun Joong Oppa??”

TBC ???

FF[HyunMin]-White Lies Chap. 4

Fanfiction [HyunMin] – White Lies Chap. 4

WHITE LIES — CHAPTER. 4

Cast :*KimHyun Joong

*Jung So Min

*Jung YeonJoo

*ShimChang Min

Genre : Sad, hurt, friendship, etc

Disclaimer : this fanfic original story is mine…

Quote : Jika Tuhan tak lagi mau mengajarkanku untuk berhenti mencintaimu, lalu dengan apalagi tuhan akan menguji kestianku

Author : Ria

Summary : Kebohongan selalu ada dalam kehidupan, bukan ? Somin dan Hyun Joong adalah sepasang kekasih, namun mereka putus begitu saja karna suatu kebongan yang dilakukan oleh Somin. kebohongan apa yang telah Somin lakukan hingga hubungan mereka putus?? akankah mereka biosa kembali lagi menjadi sepasang kekasih ?

A/N : Gomawo buat reading nya 😊 jangan lupa komen, karna komen kalian bisa tumbuhin rasa semangat author nya 😊

~ A White Lie ~

Sejak pagi tadi hingga siang hari ini, Yeon Ju mengajaknya untuk membeli beberapa gaun dan dress untuk dikenakannya di hari perjodohoan, tapi Hyun Joong hanya menampakkan wajah cemberutnya.

Hyun Joong mengendorkan dasinya dan melepaskan kancing dibagian lehernya. Pagi ini seharusnya dia mengurus keperluan perusahaan, namun gara-gara Yeon Ju terus memaksa dan Orang tuanya yang terus memintanya untuk menurutinya jadi semua berkas-berkas, pertemuan serta urusan-urusan lainnya dibatalkan.

Hyun Joong duduk di tepi ranjangnya, badannya begitu penat. Matanya kini terarah pada satu lemari yang sangat dirawat oleh Hyun Joong, ia beralih dari duduknya menuju lemari itu. Ditariknya handel lemari itu, terlihat beberapa foto terbajang, serta tulisan warna-warni.

‘Apa pun yang terjadi, kita harus saling berjanji untuk akan selalu berdampingan. aku tidak bisa berjanji bahwa hubungan ini tidak akan ada masalah, tapi aku berjanji bahwa kamu tidak akan menghadapinya sendirian. Dan Aku akan selalu berjanji dengan diriku sendiri untuk selalu setia sama satu orang yg selalu ada buatku yaitu kamu’

 

Hyun joong berdecak pelan, miris sangat miris. Dia sudah menyerahkan segalanya untuk cinta nya itu, namun semua sia-sia. Kata-kata cinta, janji dan mimpi itu seketika hancur karna dirinya? Bukankah dulu mereka saling berjanji? Ia bodoh mudah percaya dengan semua itu.

 Hyun Joong mengambil kotak kecil berwarna biru muda yang ditali dengan pita merah, dibukanya oleh Hyun Joong dan terlihatlah jam tangan yang masih terlihat baru, ia bahkan ingat dahulu ia bertengkar karna tidak mau memakai jam pemberian So Min karna tidak ingin Jam itu rusak jika terus dipakai.

“You were my love at first sight to end” Hyun Joong mengacak rambutnya tak karuan.

~ A White Lie ~

Semua mata menatap kedepan, menyaksikan pertunjukan musik/orkesta yang dipimpin oleh pianis muda, Jung So Min, diiringi oleh alat musik lainnya seperti biola, cello, violin, clarinate, bassoon, woodwind, dan banyak lagi.

Disisi penonton terlihat Chang Min sangat antusias melihat So Min yang terlihat sangat serius memainkan jemarinya yang lentik di papan tuts itu, alunan musik symponi menemani pendengarannya. Semua tampak sempurna.

Tirai pun ditutup pertanda pertunjukkan telah selesai, Chang Min tampak mendekat kearah panggung setelah semua pengunjung keluar dari Gedung Musik yang berada di pusat korea ini. Pertunjukkan ini diselenggaran sebagai tanda kerja sama antara Orkesta Korea dengan Austria.

Chang Min menghentikan langkahnya, dilihatnya SO Min tampak berbicara serius dengan seseorang yeoja paruh baya. Setelah kepergian Ahjumma itu Chang Min mendekat kearah So Min, digengangnya tangan So Min. “Nuguseyo? Sepertinya tadi sangat serius?” tanyanya.

“Oppa?? Kukira siapa yang menggenggamku” ujar So Min polos, “Tadi itu, Yoon-Ahjumma, ia memintaku untuk bisa menjadi guru les ditempat ia bina” lanjutnya lagi menjelaskan tentang Ahjumma yang barusan menenmui So Min.

“Lalu?? Apa kau menerimanya??” tanyanya lagi dengan harapan mendepat jawaban ‘Nde’ dari So Min, Chang Min berfikir jika SO Min menerima tawaran itu andanya ia akan tinggal di Korea lagi, namun salah! So Min menggelengkan kepalanya. Terlihat tatapan kecewa dari wajah Chang Min, “Waeyo kau tak menerimanya??”

“Oppa, kau sudah tahu, aku hanya seminggu disini. Dan ini sudah ke-5 hari aku berada di Soeul. Tak ada waktu lagi, kau mengerti kan?”

“Arraseo. Karna urusan mu kini sudah selesai, tak ada lagi waktu sibuk maka kita pergi ke Mall?? Kita butuh waktu untuk menyegarkan dirikan??” ajak Chang Min ke So Min.

“Ganti pakaian terlebih dahulu?” Tanya So Min, karna ia masih memakai kostum yang dipakai saat ia tadi Tampil.

“Ani, seperti ini lebih cantik” Ujarnya manis. Akhirnya Chang Min dan So Min pun pergi ke Mall terdekat dengan Gedung ini.

Sesampainya di Mall, So Min dan Chang Min makan bersama lalu berbelanja keperluannya sambil memebeli beberapa pakaian yang menurutnya bagus untuk So Min. Lalu bermain di bagian area Game dengan So Min. Mereka tampak sangat menikmatinya.

Sementara itu disisi lain Yeon Ju dan Hyun Joong sedang memilah-milih beberapa high heels, yang akan digunakan Yeon Ju di perjodohan nanti. Sejak selesai makan siang Yeon Ju memaksnaya lagi untuk mengantarkannya membelikan beberapa keperluannya. Hyun Joong sempat menolak, namun apa daya, dia kini menjadi calon tunangannya, akan sulit untuk menolaknya.

“Sudah terpilihkah?? Hampir satu jam kita berada di tempat Hight Heels ini. Memangnya tidak ada satupun yang menarik menurutmu?” Hyun Joong tampak mendekat kearah yeon Ju yang masih terfokus dengan mencari-cari hight heels yang cocok.

“Tidak ada yang menarik perhatianku Oppa, semuanya tampak sama. Oppa juga harus membantuku, pilihkan yang menurutmu bagus” ujar Yeon Ju sambil melirik kearah Hyun Joong yang tampak sedang memegang beberapa pasang Sepatu yang terpajang.

Hyun joong menyipitkan matanya, alisnya pun naik. Berfikir kenapa setiaap Yeoja seperti ini? Aniya!! Tidak setiap Yeoja, karna menurutnya So Min berbeda, dia lebih memilih pakaian yang menurutnya terlihat bagus dan elegan tanpa harus membeli yang baru.

“Yeoppo, ini sangat cocok di kakinya” celetuk Hyun Joong saat melihat Sepatu Flat berwarna pink soft dengan pita yang membalut pada bagian depan. Hyun Joong mengambil sepatu itu lalu beralih ke kasir.

“Oppa aku tak suka dengan sepatu Flat itu, nanti aku terlihat pendek didekatmu. Lagipula lihatlah, aku sudah menemukannya, Baguskan???” Yeon Ju memperlihatkan hight heels pilihannya, dengan tinggi 5 cm. Yeon Ju sangat senang mengoleksi sepata ber-heels.

“Ah.. Aniya! Ini untuk sepupu Oppa dirumah..” dusta Hyun Joong, yang dipikirannya SO Min yang memakai sepatu itu, namun tak mungkin. “Ne, itu terlihat bagus untukmu, berarti setelah ini kita pulang kan? “ Hyun Joong melepaskan nafas leganya akhirnya Yeon Ju menemukan Hight Heels pilihannya, karna Hyun Joong sudah sangat penat disini.

Keluar dari toko sepatu Yeon Ju pamit untuk ke kamar kecil dahulu, sedangkan Hyun Joong mencari tempat untuk merilex.kan kakinya sekedar duduk sambil menunggu Yeon Ju. Namun, matanya kini melihat sosok yang sangat dikenalinya. So Min?? Berada di Mall yang sama dengannya? Mungkin kah? Akhirnya Hyun Joong mendekat.

“Ekhemm..” Hyun Joong mencoba untuk membuka suara, tadinya Hyun Joong tak yakin untuk mendekat kearah So Min, Namun hatinya terus memanggilnya untuk terus berjalan kearah So Min.

“Chang Min-Oppa? Kau sudah kembali?” ujar So Min tersenyum sambil berdiri dari duduknya. Sejak tadi ia terus menunggu Chang Min di depan kedai didalam mall ini, sedang Chang Min mencari kunci mobilnya yang hilang. Mata So Min menatap Lurus kedepannya, yang tak dapat ia lihat. Namun disana hanya ada Hyun Joong !! Hyun Joong yang menatapnya dengan sedih.

“Mianhae, So Min-shhi. Aku bukan Chang Min yang kau maksud” hatinya terluka lagi saat mendengar nama Chang Min, mengapa harus ada nama namja lain yang So Min ucapkan?. “Kurasa Soeul ini begitu sempit hingga kita bertemu lagi, Benarkan So Min-shii?” lanjutnya sekarang Hyun Joong emncoba menetralkan hatinya agar tak sakit, karna inilah yang seharusnya ia lakukan.

So Min terdiam saat tahu siapa yang ada dihadapannya kini. Pikirannya melayang entah kemana begitu saja saat mendengar perkataan Hyun Joong. So Mi-shii ?? –Shii ?? embel-embel apa itu?? Mendengar suaranya lagi saja membuat hati So Min bergetar dan kini suara itu membuatnya sedikit sakit hanya dengan berkata seperti itu? Tak ada lagikah panggilan istimewa untuknya tanpa embel-embel itu?

Air mata So Min tergenang dipelupuk matanya, rasanya ingin segera mengeluarkan butiran air ini. “Hyun Joong-Oppa… Mianhae” tanpa terasa kata itu terucap dari mulut So Min. Tapi memang itulah yang So Min keluarkan ‘Maaf’ karna telah melakukan hal yang membuat Kisah cintanya hancur.

Hyun Joong tersenyum sinis. “Mianhae?? Untuk apa? Masa lalu, itu semua sudah hilang. Bukankah kita sudah saling berjanji untuk saling memaafkan dalam hal apapun? Sepertinya aku sudah mulai bisa untuk melupakannya walaupun sedikit sulit. Karna JANJI, MIMPI, dan HARAPAN yang kita buat bersama itu dikhianati oleh si pembuatnya itu sendiri” Ujar Hyun Joong sinis, ia bahkan menekankan pada bagian ‘Janji, Mimpi dan Harapan’

Hyun Joong mengambil nafasnya sebentar, dilihatnya air mata So Min sedikit sudah tak bisa dibendung lagi. Apa begitu kasar kata-katanya terhadap So Min? Hyun Joong jadi merasa bersalah karna itu. Ingin sekali diusapnya air mata So Min karna perkataannya itu, tapi ia tak bisa! Jika Hyun Joong melakukannya ia pasti sudah menciumnya lalu mendekap So Min dalam pelukannya tanpa melepasnya lagi.

“Semua itu sudah berakhir. Hidupmu dan hidupku sudah tak sejalan lagi. Mungkin ini jalan yang tepat, Cinta memang tak harus dipaksakan, Bukan? Kau melakukan hal benar saat itu. Kau dengan Chang Min dan aku kini bersama dengan kekasihku” Hyun Joong mencoba berkata sedikit lembut agar So Min tak tersinggung lagi dengan kata-katanya.

Kenyataan itu salah! Perkataannya bahkan lebih menyinggung dari sebelumnya. ‘aku dengan kekasihku??’ secepat itukah Hyun Joong melupakannya? Semudah itukah Hyun Joong memalingkan hatinya. Ingin rasanya ia berkata bahwa ini salah, semua ini bohong! So Min masih dan akan tetap sama, Sangat Mencintai Hyun Joong selamanya. Tapi tidak! Hyun Joong harus bersama dengan orang yang tepat, yang lebih dari So Min. So Min buta, tak pantas disampingnya.

So Min rasa Hyun Joong maish belum mengetahui bahwa So Min buta, karna tongkatnya pun tak dibawa olehnya. Dan kini So Min lebih berakting untuk menampilkan dirinya yang wajar, bukan dirinya yang buta.

“Kekasih? Oppa sudah memiliki Yeojachingu?” tanya So Min meyakinkan, ia masih belum percaya bahwa Hyun Joong bisa melupakan semua tentangnya dengan cepat.

“Ne, lebih tepatnya tunangan..” jawab Hyun Joong meyakinkannya, walaupun suaranya kini sedikit melemah karna itu.

Dari kejauhan tampak Yeon Ju melambaikan tangannya ke Hyun Joong, ia menatap Yeoja disebelahnya, merasakan ada hal yang aneh dengan hal itu, tapi apa?? Hyun Joong yang melihat yeon Ju pun segera pergi dari hadapan So Min, lalu mendekat kearah Yeon Ju.

“Oppa siapa dia?” tanya Yeon Ju penasaran, sambil emnunjuk So Min yang masih berdiri dengan tatapan kosongnya.

“Dia bukan siapa-siapa. Hanya sebatas tanya tempat saja tadi” dusta Hyun Joong yang diikuti anggukan dari Yeon Ju. Mereka pun akhirnya pulang bersama walupun Yeon Ju masih penasaran dengan Yeoja itu.

Sementara itu, So Min masih berdiri mentap lurus, So Min menjatuhkan dirinya ke bangku saat tubuhnya tak sanggup lagi untuk berdiri. Tunangan? Air matanya jatuh kembali, namun dihapusnya segera. So Min harus kuat, ini adalah jalan hidupnya. Lagi pula jika ia terus menangis pasti akan merepotkan orang disekelilingnya lagi, terlebih Chang Min.

Chang Min menjadi terlibat karna So Min juga. Setidaknya terus tersenyum didepan Chang Min mungkin bisa membuat semuanya lebih baik. Dilihatnya kini Chang Min mendekat kearah SO Min, dengan senyumnya tanpa ada rasa beban sama sekali.

“Kajja, aku sudah menemukan kuncinya. Cerobohnya Oppa menjatuhkan ini ditempat restouran italy tadi” ujar Chang Min sambil mengatur nafasnya yang tergesa-gesa, lalu menjulurkan kuncinya yang sedari tadi hilang.

So Min tersenyum kaku, tak tahu harus berbicara apa, karna saat ini tidak ada hal yang membuatnya ingin melakukan apapun bahkan hanya sekedar bicara.

~ A White Lie ~

Sesampainya di rumah Yeon Ju segera menghampiri Eomma.nya yang sedang duduk membaca majalah, sore seperti ini pasti Appa nya masih di perusahaan mengurusi bisnisnya dibidang percetakan.

Yeon Ju mencium pipi Eomma nya itu, lalu beralih duduk disampingnya. “Eomma tadi aku seperti melihat eonni” ucap Yeon Ju sambil membayangkan kejadian tadi siang saat dia dan Hyun Joong di Mall. Eommanya kini menatapnya dengan serius seakan ingin tahu apa yang akan terjadi setelah anaknya itu melihat kakak perempuannya itu.

“dia berbicara kepada Hyun Joong Oppa. Tapi kata Hyun Joong Oppa dia hanya orang yang bertanya tempat. Entahlah, mungkin karna begitu merindukan eonni aku jadi melihat orang itu seperti eonni” lanjutnya lagi, Eommanya hanya mengeluarkan nafas lega.

Yeon Ju menatap eomma nya yang sedikit aneh, dia selalu bingung kenapa orang tuanya itu selalu menyembunyikan keberadaan kakaknya itu, terlebih mereka selalu gugup saat berbicara tentang kakaknya yang dirindukannya.

“Sudahlah, kau harus segera mandi.” Ujar Eommanya sambil menatap majalahnya lagi. Akhirnya Yeon Ju pamit untuk ke kamarnya.

Setelah mengantarkan Yeon Ju pulang, Hyun Joong tak segera pulang ke rumahnya. Dia melajukan mobilnya tanpa arah, hingga cahaya kemerah-merahan di langit tergantikan oleh ribuan bintang dilangit.

Hyun Joong keluar dari mobilnya, kini ia menaiki badan depan mobilnya. Ditatapnya kini sungai yang tampak ramai. Sungai Han, ya disinilah kini Hyun Joong berada, terlihat banyak pasangan yang tengah memadu kasihnya disini. Hyun Joong hanya tersenyum miris.

Hyun Joong melihat sebuah kantong belanjaan yang sejak siang tadi terus ia pegang. Ia tatap kantong yang berisi sepatu flat itu, dibuangnya nafas beratnya. “Noumu Babboya” ditaruhnya lagi sepatu itu ke kantong belanjaan lalu dihempaskan kesembang tempat.

Kini Hyun Joong merasakan genggaman So Min, dulu saat bersedih mereka selalu bertemu di sungai han ini untuk melepas semua bebannya, menggenggam tangan So Min, lalu menyandarkan kepala Hyun Joong di bahu So Min, akan terasa nyaman walaupun tanpa berbicara sepatah katapun. kehadirannya selalu membuat nyaman Hyun Joong.

Hyun Joong menutup matanya, dilihatnya wajah So Min yang berseri tersenyum padanya, lalu mengembungkan pipinya lucu. Hyun Joong tersenyum lalu membuka matanya, hatinya kini telah tenang setelah melihat wajahnya tersenyum walau hanya lewat bayangan saja.

Disisi lain So Min sedang duduk dibalkon hotel yang ia tempati, sedari tadi ia lebih memilih diam bahkan Chang Min yang terus bertanya pun So Min hanya bisa menjawabnya dengan anggukan saja.

Chang Min mendekat kearah So Min dengan membawakan secangkir teh hangat untuk diminum bersama. Chang Min tersenyum kearah So Min yang sedang menatap keluar hotel, didudukannya pantat Chang Min.

“Sepertinya hawa sangat dingin, teh hangat akan menetralkannya” Ujar Changmin menaruh teh tepat di meja mereka. Chang Min merasa aneh sejak siang tadi, So Min terus berdiam diri tanpa berbicara, dia sudah mencoba menanyakannya, tapi So Min tetap membisu tanpa ingin menceritakannya kepada Chang Min.

“Ada apa?? Ceritalah kepada Oppa, sepertinya ada yang kau sembunyikan sejak di Mall tadi?” kini Chang Min membuka suaranya tas keingintahuannya, ia merasa risih dengan diamnya So Min. Yang ia tahu So Min adalah orang yang ceria, ya walaupun tak seceria dahulu saat ia melihatnya bersama Hyun Joong.

So Min masih dengan pendiriannya, Berdiam. So Min menghempaskan nafasnya dengan perlahan, tatapannya tetap sama, tanpa ekspresi. “Aku ingin pulang besok Oppa!, ya aku ingin pulang besok ke Austria” Ujar So Min meyakinkan dirinya.

Chang Min membulatkan matanya tak percaya, bukankah masih ada waktu 2 hari lagi ia di Seoul ini. Dan kenapa So Min kini ingin segera pulang ke Austria?? Apa ada suatu hal yang terjadi dengannya??. “Wae?? Apa ada yang terjadi, kenapa tidak memberitahuku? Atau mungkin kau bertemu dengan Hyun Joong? Ceritalah” ujarnya menebak apa yang sedang terjadi

“Aniya Oppa, aku tiba-tiba saja merindukan tempat tinggalku disana. Lagi pula urusanku disini sudah selesai, Acara musik ku baru saja selesai siang tadi, dan jalan-jalan pun sudah aku nikmati disini” tukas So Min.

Chang Min hanya menatap So Min tak percaya, ia masih ingin menikmati Seoul dengan So Min. “Kalau begitu Oppa ikut bersama kau esok pulang ke Austria”, So Min segera menggeleng. Ia tahu So Min pasti akan menolaknya karna perusahaannya yang masih membutuhkan tenaga kerja nya sebagai Presdir di Music Inc. Kini Chang Min tak bisa melakukan apapun.

~ A White Lie ~

Chang Min melangkahkan kakinya menuju ruang Meeting di salah satu perusahaan besar di Seoul ini, dengan didampingi sekretarisnya yang membawa berkas-berkas penting untuk menjalin kerja sama yang sudah ditunggu-tunggunya sejak 4 hari yang lalu, dan akhirnya ia bisa juga bertemu dengan Presir Kim Corporation.

Chang Min mengambil nafasnya dalam-dalam ketika sampai di depan pintu, menenangkan hatinya dan berharap kerja sama ini bisa diterima oleh pemilik perusahaan Kim ini. Seorang resepsionis kini tengah mengetuk pintunya lalu masuk kedalam ruangan itu, yang sudah terlihat Presdir Kim sedang membaca dokumen-dokumen yang Chang Min kirimkan.

“Permisi tuan, drektur Shim dari perusahaan Musik Inc. Kini sudah menunggu tuan” Ujar resepsionis itu yang dijawab anggukan dari Presdir Kim

Chang Min segera masuk kedalam ruangan itu didampingi oleh sekretarisnya. Saat mendekat kearah Presdir Kim yang sedang duduk dideretan meja panjang Chang Min membesarkan matanya tak percaya, “Kau–?? Presiden direktur Kim??” ujar Chang Min tak percaya. Yang dilihatnya kini adalah Kim Hyun Joong?? Penerus perusahaan Kim? Hyun Joong pun bahkan menatap tak percaya kearah Chang Min.

Kini keterkejutan Hyun Joong berubah menjadi tatapan sinis, ia mendengus dengan senyuman meremehkan. “Kau penerus Musik Inc. ?? sungguh tak memiliki etika yang baik” ucap Hyun Joong langsung membuat Chang Min gelagapan. Hyun Joong pun sama halnya dengan Chang Min masih tak percaya dengan pertemuannya ini.

Chang Min segera menunduk hormat karna berbuat tak sopan kepada partnernya ini yang bisa membuat perusahaannya ini bangkit dari keterpurukannya, ia tahu ini karna Appa dari Hyun Joong telah berbicara dengan Appanya akan kerja sama ini.

“Duduklah” Hyun Joong bersikap sedikit santai dengannya. Walaupun saat mengetahui Chang Min adalah calon partner kerjanya, sedikit kesal dengan situasi ini. Kenapa harus Chang Min? Orang yang yang ia benci?

Chang Min menyuruh sekretarisnya menrus berkas-berkasnnya lalu pergi keluar ruangan karna pertemuan ini pribadi antara Kim Corporation dan Musik Inc. Ia beralih duduk berhadapan dengan Hyun Joong. Sedikit gugup perasaan Chang Min, karna Hyun Joong adalah orang yang dicintai So Min, orang yang telah membuat diri Hyun Joong untuk pertama kalinya marah terhadap So Min.

“Kau tidak usah gugup, bersikaplah yang wajar. Aku tak akan mencampurkan urusan pribadiku dengan urusan pekerjaan” Hyun Joong menatap Chang Min yang mengangguk kaku, Chang Min bahkan tak percaya bahwa Hyun Joong sangatlah profesional dalam bekerja, walaupun ia memiliki hubungan tak baik dalam pribadi namun tak membawanya dalam urusan pekerjaan ini, Chang Min pun tersenyum.

“Baiklah, apa yang dapat Music Inc. lakukan saat ini untuk membuatku bisa memberikan ACC ku kepadamu dan menjalin kerja sama? Aku dengar dari Tuan Kim Han Joong (Appa Hyun Joong) kau memiliki ide bagus untuk kerja sama ini?” Hyun Joong mulai menilah partnernya ini tanpa ada kata ‘musuh’.

Chang Min kini memulai berbicara dengan lancar serta mempresentasikan apa yang bisa ia lakukan ketika ia dan Hyun Joong mejalin kerja sama.

Dua jam telah berlalu akhirnya Chang Min pun selesai dengan hasil yang memuaskan, Hyun Joong menerimanya sebagai Partner kerjanya saat ini. “Kamsahamnida, telah menerima kami menjadi salah satu Partner anda sekaligus client kami” ujar Chang Min hormat kepada Hyun Joong.

Hyun Joong pun tersenyum sambil bersalam kepada Chang Min. Setelah itu Hyun Joong dan Chang Min pun menyisikan waktu untuk meminum Coffe bersama diruangan ini. Semua sudah selesai, tetapi Chang Min merasa sedikit ada yang mengganjal dalam hatinya, saat presentasinya sudah selesai perubahaan raut wajah Hyun Joong sedikit berbeda.

“Hmm.. Bagaimana hubungan kau dengan So Min, kau tak berniat untuk menikahinya?” ujar Hyun Joong tiba-tiba, karna sedari tadi Hyun Joong tak tenang memikirkan ini semua. Dua tahun telah berlalu, Chang Min dan So Min pasti akan memiliki hubungan spesial, mungkin seperti pernikahan?

Chang Min menatap tak percaya kearah Hyun Joong. Akhirnya ia tahu maksud tatapan Hyun Joong sedari tadi yang mulai aneh. “Kau masih mencintainya?” Chang Min mencoba menebak perasaan Hyun Joong.

“Mencintainya? Kau bodoh! Aku yang tersakiti, kenapa harus tetap mencintainya? Ah!! Aniya, Naneun Pabbo-ya, aku yang benar-benar Pabbo karna tak tahu akan hal itu! Perbuantanmu dan So Min!! Menjijikan!” jawabnya dengan kasar, kenapa Chang Min harus menanyakan hal ini? Kini Hyun Joong berbohong lagi terhadap hatinya, berbicara kebohongan yang selama ini ia tutupi.

Chang Min mulai sedikit takut dengan arah pembicaraannya ini, terlihat Hyun Joong yang menahan emosinya. “Kalau begitu mengapa kau masih menanyakan hubungan kami? Jika kau membencinya mengapa kau masih mengingatnya? Seharusnya kau lupakan itu semua, bukannya terus mengingatnya.  Apa itu suatu pernyataan kebetulan??” alis Chang Min menaik, seakan ingin tahu jawaban dari Hyun Joong.

Chang Min sebenarnya tak ingin menanyakan hal yang membuat Hyun Joong lebih marah lagi, namun apa daya? Otaknya kini begitu ingin tahu perasaan Hyun Joong saat ini, terlebih perasaan So Min yang masih sangai mencintainya, itu semua dapat terlihat dengan sikap So Min sampai sekarang kepada Chang Min.

“Dia adalah tipe wanita buruk!! Tapi mengapa bisa membuat diriku seperti ini? Kau membela karna kau yang bahagia bersamanya, lalu dimana dia sekarang? Apakah mencoba beralih lagi dari sisimu? Dengan siapa lagi, Hah??” Hyun Joong sedikit tertawa. Tertawa ketika hatinya menjerit kesakitan, ia tak tega mengatakan itu, tapi ia harus terlihat tabah didepan orang ini!! Sakit, lubang dihatinya kini semakin membesar karna kebohongan dan kata-katanya itu.

Chang Min meremas tangannya sendiri, ia tak terima dengan apa yang dikatan Hyun Joong. “Kau— jangan pernah berbicara apapun tentang So Min, yang bahkan kau tak tahu hal sebenarnya” Chang Min sedikit mengencangkan suaranya.

“Ya!! Aku memang tak mengetahui So Min dengan benar, jika aku mengetahuinya, aku sudah tahu lebih awal mengetahui kebohonganmu dan dia” teriak Hyun Joong tak mau kalah. Mereka saling menatap dengan tatapan geramnya, seakan tak mau ada yang mengalah. Beberapa detik kemudian mereka tersadar dengan pertengkaran ini.

“Sudahlah, kini akhiri saja semuanya saat ini. Tentang hubungan spesial maksudmu itu, mungkin akan terjadi setelah aku mengembalikan perusahaan seperti semula, semua akan baik-baik saja. Aku disini mengurus perusahaan, dan So Min mengurus karier nya di Austria. dan satu hal yang kau harus tahu, aku tak akan membiarkan So Min pergi dari sampingku”

Chang Min pun pamit undur diri jika berlama-lama pun ruangan ini pasti akan terasa panas. Hyun Joong yang telah mendengar pintu tertutup pun kini mencoba mencerna perkataan terakhir dari Chang Min.

“Kariernya di Austria?” Hyun Joong mengulang lagi perkataan Chang Min. Seharusnya ia tak mengatakan itu, jika akhirnya ia mengetahui pernyataan hubungan spesial antara Chang Min dan So Min. Tapi apa maksudnya Austria? Jadi selama ini So Min berdiam diri dia Astria? Lalu kemarin ia bertemu dengannya hanya sekedar liburan saja sambil bertemu dengan Chang Min? Hyun Joong tak tahu apa-apa, ia merasa benar-benar bodoh saat ini.

~ A White Lie ~

So Min kini sudah berada dalam pesawatnya, dia sendirian. Tahu akan hal Chang Min hari ini akan ada meeting jadi tak ada yang menemaninya saat terakhir di Seoul ini.

So Min menghirup udara dalam-dalam, seakan akan merindukan Seoul jika ia pergi ke Austria lebih lama lagi. “Jaljayo Seoul” ucapnya sambil menatap lurus kearah luar jendela yang terlihat Apron (tempat landas pesawat). Dan terdengar suara pramugara yang meminta para penumpang untuk segera bersiap-siap karna pesawat akan lepas landas.

Di perusahaan Hyun Joong melangkahkan kakinya menuju ruangannya, setelah meeting dengan Chang Min, Hyun Joong masih ada beberapa urusan lagi dengan Client nya. Dua jam telah berlalu begitu saja dilalui oleh Hyun Joong.

Hyun Joong duduk di sofa dalam ruangannya, dilonggarkannya dasi yang dipakai Hyun Joong, lalu beralih mengambil remote TV untuk mengetahui situasi berita di Seoul. Lebih baik seperti ini, dari pada ia harus mengingat So Min kembali.

Hyun Joong menyimak dengan seksama berita-berita itu, rasa penat mulai memasuki otaknya. Hyun Joong mencoba untuk meregangkan otot-ototnya. Beberapa detik kemudian, sebuah telphone mengagetkan Hyun Joong.

Hyun Joong mengangkatnya, terdengar suara sekretarisnya yang meminta Hyun Joong untuk menemui Client, begitu melelahkan! Ia baru saja beristirahat beberapa menit yang lalu, Ditutupnya Telphone itu.

“Huh!! Kenapa hatiku tak tenang begini?? Baby MinMi, kau berhasil membuatku gila” Hyun Joong tersenyum karna telah mengatakan hal itu. Tangannya kini beralih mengambil air putih didepannya, diteguknya dengan perlahan. Mata Hyun Joong menatap Tv yang masih menyala.

Prankk..

Suara gelas jatuh kelantai, Hyun Joong terkejut ketika mendengar berita pesawat Seoul Air Lion penerbangan Seoul-Austria baru saja mengalami kecelakaan. “Yakk.. kenapa harus sekaget ini? Apa mungkin karna mendengar Chang Min mengatakan So Min ada di Austria jadi aku memikirkan So Min ada di antara penumpang itu? Tidak masuk akal..”

Hyun Joong pun meminta OB di perusahaannya membersihkannya, Namun entah kenapa hatinya tetap gelisah setelah mendapat berita itu?? Hyun Joong menggelengkan kepalanya, otaknya kini tak bisa berfikir dengan sehat ‘Tak mungkin So Min ada disana, dia bersama Chang Min, bukan?’ batin Hyun Joong.

“Apa aku harus menghubungi Chang Min untuk memeastikan?” tanya Hyun Joong kedirinya sendiri, ia semakin khawatir atau ini hanya perasaan simpati saja terhadap kecelakaan itu?

TBC ?? 

FF [HYUNMIN] – COUNTING STARS BAB. 3 *END*

TITLE : COUNTING START

CAST : KIM HYUN JOONG / ANDREA CHIOZZOTTO, JUNG SO MIN, ROSSELLA MARIA VIVALDI [OC], JI CHANG WOOK

GENRE : COMEDY, ROMANCE, SAD, FAMILY

AUTHOR : Riaa

WARNING!! butiran TYPO menyapa kalian!

 

BAB 3*

“Rasa sakit dan bahagia adalah bagian dari hidup ini. Jangan pernah kau menhindari dari salah satu kenyataan itu!”

….

“Kau memakai jam tangan itu?” Tanya Hyun Joong.

“Eoh. Ini cantik!”

“Kau harus melepaskannya. Itu bukan milikmu!”

“Aku tak mau!”

“Lepaskan!” perintah Hyun Joong. Suara nya memenuhi mobil ini. Sang supir menoleh kekaca melihat sepasang namja-yeoja berwajah eropa. Mereka sudah berada di Seoul, menuju Cheondamdong. Rumah Hyun Joong.

“Kau mencintainya? Wanita pemilik jam tangan ini?”
Baca lebih lanjut

FF – COUNTING STARS BAB. 2

TITLE : CONTING STARS

CAST : KIM HYUN JOONG / ANDREA CHIOZZOTTO , JUNG SO MIN, ROSSELLA MARIA VIVALDI [OC], JI CHANG WOOK

GENRE : COMEDY, ROMANCE, SAD, FAMILY

AUTHOR : Riaa

WARNING!! butiran TYPO menyapa kalian!


Somin menatap tak percaya. Hyun Joong mendekapnya. Memberikan pelukan hangatnya. Jantungnya berdetuk kencang. Tangan Hyun Joong mengelus rambut panjang Somin. “Aku mencintaimu. Setelah aku mencintainya. Bukan setelah aku mencintaimu. Jadi percayalah”

“Jahat! Kau jahat! Melakukan ini” Somin memukul dada bidang Hyun Joong.

“Kau tidak suka aku mencintaimu atau aku memelukmu?” mengangkat wajah Somin dari dada bidangnya. Somin menggeleng sambil berujar : “Aku suka semua yang kau lakukan. Seperti orang bodoh!” semua bertepruk tangan, menanggapi acting pasangan kekasih ini.

“Oke! Perfect!” semuanya pun berkumpul. Tidak ada yang tahu siapa yang menang dalam babak ini. Semuanya hanya berharap dan terus melanjutkan kompetisi terakhir, yaitu KEJUJURAN. Semua pasangan boleh memgatakan apapun tentang hubungannya. Dari sejak kencan/pacaran, perasaannya. Atau harapannya keduanya. Tanpa ada kebohongan.


*BAB 2*

“Tak cukup kau mengenalnya dari luar. Lihatlah lebih dalam dari orang-orang yang tak mengetahuinya”

Somin dan Hyun Joong menyesap moccalatte miliknya. Menatap jendela besar yang memperlihatkan dunia besar itu. babak terakhir akan dimulai 5 menit lagi. Somin dan Hyun Joong memanfaatkan waktunya untuk beristirahat.

Sejak tadi Somin terus gelisah. Apa yang harus diucapkannya? Babak terakhir adalah kompetisi Kejujuran. Apa dia harus membongkar semuanya? Bahwa dirinya adalah seorang touris yang tak sengaja tertinggal pesawat lalu tinggal di rumah Hyun Joong –dengan status yeojachingu bohongan- ??

“Ottokeo, Hyun Joong?” Tanya Somin. dia bingung. Tapi namja dihadapannya ini sama sekali tak menunjukkan muka bingungnya. Apakah dia tak bisa menampilkan ekspresi dirinya?

“Apa?” Tanya balik Hyun Joong.

“Kita!”

“Kenapa?”

Somin.. kau harus sabar. Tahan emosimu. Nafas beratnya keluar. Lalu bertatapan langsung dengan mata itu. “Apa kita harus mengaku saja dengan kompetisi ini?”

“Mengapa?” Tanya Hyun Joong lagi. Sepertinya Hyun Joong benar-benar mempermainkan kata-katanya untuk yeoja ini. Wajahnya ingin tertawa melihat Somin frustasi dengan jawaban yang Hyun Joong berikan.

Somin menenggelamkan wajahnya dikedua tangannya yang melipat di meja. Namja bodoh! Apa ia harus mengatakannya? Kompetisi kejujuran. Apa ia sudah lupa apa yang dikatakan pembawa acara tadi?

Baca lebih lanjut

FF [HYUNMIN] – COUNTING STARs

TITLE : CONTING START

CAST : KIM HYUN JOONG / ANDREA CHIOZZOTTO , JUNG SO MIN, ROSSELLA MARIA VIVALDI [OC]

GENRE : COMEDY, ROMANCE, SAD, FAMILY

AUTHOR : Riaa

A/N : Annyeong! Meet with ria again 😀 😀 kangen sama ff HyunMin :* cuman laptop error terus *elus dada* okey.. karna White Lies lgi digarap (apa ini?) karna perubahan alur cerita, jadi ria keluarin ff oneshoot dulu dengan dua bab. FF ini terinspirasi dari judul lagu Band luar negeri (ONEREPUBLIC) dengan judul yang sama dengan ff ini. This story is Mine~

Seangil Chukkae Hamnida for uri Oppa ❤ kebahagian adalah bagian dari hidupmu. kami menyayangimu. Nan Noumu saranghae Oppa. oke ini ff bakal dibikin ff spesial ultah Oppa 😉

WARNING FOR TYPO!! Kehadirannya adalah warna di ff ini -.-

“Out of the millions of possibilities our love, you get the chance it” –HyunMin—

Kriing… kriinggg…

Yeoja cantik yang tengah terlelap ini mengerjapkan mata nya dengan malas. Sinar matahari telah masuk menyinari wajah cantiknya. Gadis ini masih enggan untuk bangun dari tempat tidurnya. Bunyi alarm di Handphone nya mengusik pendengarannya. Hingga ia terpaksa membangunkan badannya.

Huaa.. ia merenggangkan tangannya. Berusaha bangun dari kasurnya. Lalu mengambil Handphone meja kecil disamping tempat tidurnya.

“Sial!!” umpatnya, matanya membesar saat melirik handphone nya. Jam 10:00 ?? apa dirinya gila?? Ia menaruh lagi Handphone nya di meja kecil itu. Lalu berlari kearah kamar mandi.

Brukk..

Pintu kamar mandi terbuka. Tak butuh waktu lama. Ia hanya mencuci mukanya saja. Lalu mengganti bajunya.

Ia tengah berlari tanpa memakai make up nya. Segera memakai sepatu setengah berlari kearah pintu keluar kamar. Mengunci nya. Lalu tengah berlari kearah lift. Ditekannya tombol itu. menunggu lift itu terbuka.

Tangannya melipat di dada. Jari telunjuknya mengetuk-ketuk jam yang ada di lengannya. Tiba-tiba saja ia teringat sesuatu. Dan berlari lagi kearah kamar tadi.

“Sial Somin! Kau melupakan kopermu!” Yeoja bernama Somin ini kembali lagi ke kamar itu. Mengambil kopernya yang ia lupakan. Setelah itu ia kembali lagi untuk turun dari bangunan ini.

Matanya terus melirik kearah lift. Kenapa lift ini berjalan begitu lamban. Dia sudah terlambat. Somin menghampiri recepsionis. “Room 301 Ceck Out!”

Oh! Tentu saja, ia segera berlari kearah luar hotel. Hotel? Tentu saja. Somin baru saja menyelesaikan liburannya di Venesia. Negeri dengan keindahan yang tak tertandingi. Somin terus berdecak kesal. Kenapa ia tidak bangun saja sedari tadi, sejak 2 jam lalu Handphone nya berbunyi.

“Tidak mungkin menggunakan Bus. Dan lagi membutuhkan waktu lama menuju Airport.” Begitu sialnya dia saat ini.

“Akh! Taxi bandara!” Somin menghentikan taxi itu. Beruntungnya taxi ini melewatinya. Somin menaikkan kopernya.

Hening sejenak. Somin menatap supir taxi ini. Dia terlihat masih muda dan tampan. Tapi kenapa harus bekerja sebagai supir?? Oh! Ayolah Somin jangan memikirkan hal lain dulu.

“I haven’t time. Well, can you drive this car?” Somin menampilkan wajah memintanya, karna sang supir tidak menjalankan taxinya. Terus menatap Somin dari kaca depan. Hanya berharap sang supir mengerti bahasanya. Somin tak mengerti bahasa Italia.

Taxi itu akhirnya melaju, hingga sampai dibandara. Somin segera meleset kearah tempat cek in. namun telat! Pesawatnya sudah take off 25 menit yang lalu. Sial! Sial! Sial! Begitu buruknya hari ini untuk dia.

Seorang petugas menghampiri Somin. Menanyakan kegelisahan Somin. Setelah menjelaskan keterlambatan Somin, petugas ini membawanya kearah Counter. Memberikan negosiasi kepada Somin.

***

Somin melangkah meningglkan bandara dengan wajah tekuknya. Kenapa hari ini begitu sial? Ia kehilangan dompet dan Handphone-nya. Baru saja ia ditawarkan keberangkatan 5 hari mendatang menuju Seoul. Namun sia-sia, dompatnya hilang. Dia memang ceroboh!

Somin mendorong kopernya. Lalu berhenti melihat supir taxi itu masih menunggunya. Tunggu! Menunggu? Untuk apa?

“Ige..” dia menyodorkan dompet berwarna biru laut itu.

Somin menerimanya dengan menarik alisnya. Orang korea? Wajahnya memang sedikit mirip dengan wajah korea, dengan sedikit sentuhan wajah tegas khas eropa.

“T-than.. maksudku kamsahamnida. Aku begitu panik kehilangan dompet ini” Somin menampakkan deretan gigi putihnya. Ia tahu pasti namja dihadapannya menganggap Somin ceroboh. Ya! Somin memang ceroboh disaat dia panik.

“Kau harus membayar 2x lipat dari ongkos taxi ku, Agassi”

“Eoh? Waeyo?”

“Karna kau, aku melanggar peraturan tempatku bekerja. Aku bukan pengantar taxi bandara internasional ini!”

“Geurae?” Somin menghembuskan nafas beratnya. “Geuraeyo.. kalu begitu ini uangnya. Lalu bagaimana dengan Handphone ku?” Somin menyodorkan beberapa uang dan teringat sesuatu. Handphonenya hilang juga.

“Handphone? Aku hanya menemukan dompet itu saja. Dan lagi jangan berprasangka buruk, aku bukan pencuri” Tegasnya. Lalu mengambil uang dan juga meninggalkan Somin.

Somin mengernyitkan matanya. Baiklah, Somin akui namja itu tampan. Dengan pesonanya. Tapi sifat nya yang tadi. Itu sangat dingin! Dia hanya menanyakan Handphonenya. Bukan berprasangka kepadanya.

Somin menuju Counter tempat tadi ia menukarkan “Akhirnya aku bisa membayar denda agar mendapar tumpangan berikutnya. Walaupun harus menunggu lima hari”

Somin tersenyum. Ia sudah mendapatkan tiketnya lagi. Hanya saja permasalahannya sekarang adalah uangnya hanya tinggal beberapa lembar lagi. Bagitu bodohnya dirinya. Seharusnya dia menuruti kata Appa nya untuk membawa uang lebih beserta credit card nya. Atau tidak pulang bersama teman-temannya dua hari yang lalu. Sekarang Somin hanya bisa menghembuskan nafas penyesalan.

Somin berjalan. Somin adalah anak orang kaya. Ya! Appa nya adalah direktur di perusahaan ternama di Seoul. Semua hidupnya akan terpenuhi tanpa kekurangan. Namun, kali ini dia tampak seperti orang miskin. Dia tak punya uang. Untuk tinggal dan makan selama lima hari? Bagaimana dia menghadapinya.

“Andai saja handphone ku ada. Akan dipastikan langsung ku telephone Appa! Agar mengirimkan uangku” jelasnya. Somin bukan anak yang manja. Dia dewasa. Dewasa dengan apa yang dimiliki keluarganya.

***

Hari mulai larut. Somin masih dengan muka tekuknya. Dia sangat malu. Beberapa orang menatapnya aneh. Uangnya sudah dipakai untuk membeli makan dan minum siang dan makan malam tadi. Malam ini pun Somin belum tahu akan tidur dimana.

Hotel? Tidak mungkin. Uangnya benar-benar terkuras.

“Apa aku harus mencari pekerjaan?” Guamamnya sambil menyesap coffe di kedai pinggir jalan. “Bagaimana mungkin? Aku tak bisa bahasa Venesia!” lanjutnya lagi geram. Somin frustasi memikirkannya.

Somin melengahkan pandangannya. Malam hari yang ramai di Venesia. Orang-orang bergantian hilir mudik melewatinya. Dia tak salah datang kesini. Sungguh tempat yang indah terlebih jika ia dengan sorang kekasih. Itu akan terdengar romantic.

“Ooo.. Neo!” pekik Somin kencang. Somin segera bangun dari duduknya mengejar seseorang yang ia kenali. Disela larinya sesekali Somin memanggil, Somin terus berlari meninggalkan kopernya.

Orang itu menoleh. Somin bersyukur dalam hati. Seperti olahraga malam, Somin menghembuskan nafasnya agar teratur.

“Neo!” hush.. hush.. Somin mencoba untuk tidak bicara terlebih dahulu.

“Kau lagi? Agasshi!” suara keluar begitu dinginnya. Somin berdecit kesal dengan katanya itu. Nasib buruk kenapa ia harus menghampirinya. Tapi taka da cara lain. Ia akan memohon kepadanya.

“Nde..” ucap Somin setelah mengatur nafasnya. “Bisakah aku menginap dirumahmu?” Somin bertanya sangat berhati-hati. Dai tidak ingin dianggap wanita yang mau tinggal dimana saja. Yeoja murahan.

“Mwo?” Alisnya naik. Namja ini mendengar apa yang dikatakan wanita dihadapannya ini. Dia tidak tuli. Hanya saja, Oh ayolah. Seorang wanita?. “Andwae.. aku tak ingin”

Bibir ranum Somin menekuk. Dia satu-satunya orang yang Somin kenal saat ini. Somin tak mungkin ke Hotel. Uangnya tidak akan cukup untuk waktu kurun dari 5 hari. “Hanya 5 malam saja. Setelah itu aku akan pulang ke Seoul. Aku sudah kehabisan uangku. Dan kau satu-satunya orang yang kukenal dan kupercaya saat ini”

“Kau mempercayai ku?” Somin mengangguk cepat. Entahlah. Somin pun sedikit ragu. Tapi, dari wajahnya tak menunjukkan dia adalah orang jahat. Dia begitu tampan. Somin tersenyum sendiri memikirkan itu.

“Jika aku menjualmu?” perkataannya diluar dugaan. Somin menjadi sedikit pucat. Tidak mungkin dia menjualnya bukan? Jika seseorang akan menjual dirinya. Dia tak mungkin diberi tahu!

“Kurasa tidak mungkin. Aku mohon. Hanya 5 malam saja” pinta Somin sambil meletakkan kesepuluh jarinya dibawah dagu. Berharap namja didepannya ini akan mengasihinya. Benar-benar Somin yang sengsara.

“Tidak ada untungnya untukku. Kau akan membuat bertambah bebanku” ujarnya sambil melangkahkan kakinya. Meninggalkan Somin. wajahnya begitu datar.

“Memang tidak ada untungnya. Geundae, kau akan menyelamatkan hidup satu Yeoja dari beberapa kemungkinan diluar sana” Somin membesarkan ucapannya. Agar namja itu mendengarnya.

“Kemungkinan?” ucapnya lirih. kata itu membuat langkahnya terhenti. Berfikir sejenak untuk mencari arti kata dari itu. “Menurutmu, dari kata ‘Kemungkinan’ itu. Apakah akan ada yang terwujud?” ia tolehkan sebagian tubuhnya menatap Somin kembali.

Somin menaikkan alisnya. Tampak berfikir sejenak. Tentu saja ada, bukan? Jika kata ‘Kemungkinan’ tidak menimbulkan dampak. Maka bukan kata itu yang dibutuhkan. Tetapi kata ‘Kesalahan’. Somin mengangguk. “Keurom.. otte? Kau mau kan?”

Namja ini berfikir. Lalu menatap Somin dari atas sampai ujung kaki. Membuat Somin risih dengan tatapannya. Dia namja baik kan?. Somin menggeleng. Dia namja Baik!! Mantapnya.

“Baiklah. Dimana kopermu?”

Somin tersenyum hingga menunjukkan gigi kelincinya. Akhirnya ia tidak jadi gelandangan di Negara orang. Namun, beberapa detik kemudian, dia teringat.  ‘Bodoh Somin!’ Umpatnya. Dia meninggalkan tas dan kopernya di kedai tadi. “Aku meninggalkannya. Tunggu sebentar disini. Okey!”

Somin berlari. Namja itu pun tersenyum manis menatap punggung yeoja ceroboh ini.

***

Somin memasuki kamar tamu yang ditunjuk oleh namja tadi. Somin bahkan belum tahu namanya? Oh hebat Somin. Baiklah besok ia bisa mulai berkenalan dengannya. Lalu ucapkan terima kasih. Itu sudah cukup bukan?

Somin mendekat kearah jendela kayu kanan kiri. Matanya disuguhkan dengan kanal air yang terbentang. Beberapa Gondola. Dan juga dikelilingi rumah Khas Venesia.

Sungguh nyaman. Meneduhkan matanya. Rasanya Somin benar-benar lelah saat ini. Somin menutup lagi jendelanya. Lalu bergerak kearah kasur. Badannya, kini sudah berada diatas tempat tidur saja. Menutup matanya perlahan.

Tanpa Somin sadari, seseorang masuk kedalam kamar itu. Menatap dengan senyuman kecil.

.

Pagi ini Somin terbangun. Tubuhnya kini tak tegang lagi. Matanya langsung menangkap jendela yang terbuka. Beberapa orang tengah berlalu lalang. Oh tuhan, jam berapa ini?

Somin setengah berlari ke ruang tengah. Tampak sepi. Tidak ada tanda-tanda orang berada dirumah ini, selain dirinya. Somin melirik dua kamar yang ia ketuk tetapi tak ada respon. Lalu kearah dapur, dan mendapatkan pesan disebuah kertas temple di kulkas.

‘Jika kau lapar, ada beberapa bahan makanan di kulkas. Jangan kau habiskan makanan itu sendiri. Arraseo! Aku akan pulang malam, buatkanlah makam malam untukku. ’

Cihh.. Somin mendecit. Membuka pintu kulkas itu. Isinya penuh. Mana mungkin Somin menghabiskannya. Dasar Namja aneh! Dia begitu perhitungan denganku!

Somin mengambil roti dan selai untuk sarapan. Jam 08:00 pagi, itu masih terlalu pagi. Ia akan mandi. Lalu berkeliling saja. Menikmati liburan tambahannya. Somin tertawa kecil. Ada untungnya juga tertinggal pesawat.

Dan siang itupun Somin berkeliling. Menyelusuri kanal dan menyebrangi jembatan kecil. Somin begitu menikmatinya. Andai saja Handphone nya ada, pasti dia sudah mengumpulkan beberapa koleksi fotonya disini.

Semua orang tersenyum pada Somin. Mereka begitu ramah. Somin sempat mencicipi makanan di kedai-kedai itu. Memakan kue khas Venesia. Dan juga hidangan penutup ala venesia.

Sial Somin! Seharusnya kau menahan rasa menikmati makanan itu. Menyimpan uangnya. Oh Sudahlah, toh Somin pun menikmati hidangan tadi. Kakinya berpijak lagi, melewati jalan-jalan yang sudah ia lalui. Dia harus segera kembali ke rumah orang itu. Orang itu?

***

Somin menatap foto yang menggantung di dinding ruang tengah. Wajah namja itu dan seorang yeoja dibelakangnya. Dengan gerakan tangan yang melingkar di leher namja itu, lalu mengecup pipi kanannya. Dan dibawah foto itu tertulis ‘Love and Happiness’

“Dia tidak begitu dingin” ucap Somin saat melihat foto itu. Senyumnya menampilkan kebahagian yang tulus. Tanpa kerasa dua sudut bibir Somin terangkat. Entah kenapa dia suka dengan senyuamn itu.

Tidak banyak foto didalam ruangan ini. Somin hanya mundar mandir saja sejak sore tadi. Membaca beberapa buku yang ada di rak buku ruang tengah. Menonton TV atau tidak memperhatikn gondola yang membawa setiap penumpang melewati gedung yang Somin pijaki saat ini.

“Seharusnya dia menunjukkan senyumnya foto ini. Agar…”

“Agar?” terdengar suara ditelinganya. Somin sontak membalik badan. Tepat didepannya namja berwajah korea-italia itu berdiri. Detik berikutnya pipi Somin terasa panas karna jarak dekat dengan namja ini.

Somin menelan salivanya dengan susah. Namja itu mengagetkannya. Dengan berdiri tepat dihadapannya “A-an.. aniyo” jawab Somin terbata . Pipinya kini memerah. Namja ini pasti menertawakannya didalam dirinya. Matanya terus menatap Somin yang gugup.

“Kau belum membuat makan malam?” masih menatap Somin. dia ingin sekali tertawa. Tubuh yeoja dihadapannya begitu tegang. Pipinya sudah merona.

“Ah itu.. itu.. maksudku..” Somin sedang mengatur dirinya. “Huh! Aku.. aku.. tak bisa memasak” Somin. kau terlihat seperti anak manja saat ini. Tak bisa berbuat apa-apa. Inilah alasannya pagi ini dia hanya memakan roti dan siangnya dia mencari makanan.

“Kau benar-benar menambah bebanku saat ini” ucapan pendek itu membuat Somin menatap tubuh yang sudah berjalan menjauhinya. Menuju kedapur, Dia memakai apron. Alisnya berkerut.

“Kau akan memasak?” Tanya Somin. tak ada sahutan. Sepertinya Somin harus benar-benar diam saat ini. Apakah dia tak tahu fungsi mulut yang sebenarnya, eoh? Dia benci diacuhkan.

Selesai makan Somin membersihkan piring-piring dan juga alat dapur lainnya. Sambil melirik kearah namja itu yang sedang duduk diruang tengah. Namun, kaki jenjangnya segera bangkit melangkah keluar rumah.

Dia akan pergi? Lagi? Dahinya berkerut. Selesai membersihan alat dapur. Somin keluar. Dan menatap seseorang sedang duduk. diatas gondola yang tidak terpakai. Dibawah gelapnya langit.

Somin mendekat. Mencoba menyentuh bahunya. “Hai..”

Dia hanya menoleh sebentar. Lalu menatap kanal air yang bersinar dibawah terang bulan. Wajahnya ada disana. Dan bertambah dengan tubuh yeoja yang sudah datang tiba-tiba kepadanya. Yeoja ceroboh.

Somin duduk disampingnya. “Kita bahkan belum berkenalan” dia menatap datar wajah namja itu. “Jung So Min Imnida” ucap Somin ramah. Namun hening yang Somin rasakan diantara mereka. Dia benci dengan keheningan. Tidak tahu apalagi yang bisa membuat namja ini berbicara. Apakah dia lupa cara berbicara?

“Kim Hyun Joong” tiba-tiba mulut itu mengucap.

“Ooo.. Hyun Joong-sshi. Kamsahamnida untuk kemarin, hari ini dan esok hari yang mungkin aku akan membuat bebanmu bertambah. Geundae, suatu saat nanti. Jika kita bertemu kembali. aku akan membalas semua yang kau berikan saat ini.” Ucapnya Somin tersenyum.

“Aku tak suka hal yang formal” namja bernama Hyun Joong ini menyuara. Mendengar namanya disebut dengan embel-embel –Sshi. Hei! Kenapa? Apakah dia mencoba untuk dekat dengan yeoja disampingnya ini? Dengan sebutan akrab?. Pikirannya berhenti sejenak. Selama ini dia terus menampilkan wajahnya yang dingin kepada orang-orang disekelilingnya.

“Geurae. Memang seharusnya seperti itu”  Hyun Joong mengedarkan tatapannya kelangit malam yang penuh dengan benda-benda kecil itu.

Somin mengikuti tatapan Hyun Joong yang menatap langit. Somin kesal. Kenapa namja ini begitu perhitungan dengannya. Apa itu yang dia inginkan. Namun, Somin menepis pemikiran itu. “Hyun Joong, kau suka bintang?” Somin mencoba tidak begitu formal. Namun lidahnya sedikit aneh.

“Aniyo” kepalanya terus menatap deretan bintang yang terang itu. “Aku hanya sedang menghitung” itu memang kebiasaannya. Kebiasaan anehnya. Atau memang Hyun Joong benar-benar sudah aneh?

“Menghitung?” Dahi Somin mengkerut. Ia melihat Hyun Joong. Dia hanya menatap langit itu. tidak menunjukkan dia sedang berhitung. “Kau sedang belajar berhitung? Atau sedang menghitung bintang?” Tanya Somin penasaran.

Hyun Joong mengangguk. yeoja disampingnya ini terus menatap Hyun Joong dari samping dengan wajah penasarannya. Dahi berkerut, mata menyipit, dan memainkan bibir nya yang penuh itu. Apakah Hyun Joong bisa tertawa saat ini? Wajahnya begitu lucu saat ini. Namun ia tahan rasa geli itu. Yeoja ini hamper saja membuat Hyun Joong membuka sikap yang dulu pergi.

“Kau berbicara ‘kemungkinan’ itu pasti ada, bukan?” tatapan Hyun Joong kini sudah teralih ke wajah Somin. “Aku menghitungnya. Menghitung kemungkinan yang akan datang, dengan bintang-bintang itu” tangannya terulur keatas. Menunjuk jutaan bintang itu.

“Eiyy.. Kau sudah gila, eoh?” Somin memukul bahu Hyun Joong pelan. Suara tawa terdengar dari bibir Somin. namja ini memang dingin, tapi apakah dia juga sudah gila. Somin hanya menggeleng. “Bagaimana bisa kau menghitung hal-hal yang mungkin belum tentu terjadi”

Mata Hyun Joong menajam kearah Somin. Somin tahu, namja ini pasti marah karna Somin tertawa. Somin segera menghentikan tawanya. “Geurae.. bagaimana kau menghitungnya?” Tanya Somin. ia tak ingin melihat tatapan itu lagi, Somin akan mengikuti arah pembicaraan namja ini.

Hyun Joong tak bergeming. Dia hanya terdiam. Tak ada yang ingin ia ucapkan saat ini. Keheningan dirasakan keduanya. Tanpa ada lagi yang mau membuka suara. Hembusan nafas itu keluar dari Hyun Joong. Mencoba untuk tenang.

“Saat ini bintang sedang menunjukkan dirinya beramai-ramai. Ada lebih dari ratusan bintang diatas sana” Hyun Joong berbicara dengan wajah datarnya. “Kau bicara akan membalas semua yang akan aku berikan. Artinya akan ada ‘satu berbanding ratusan’ keuntungan yang bisa kuterima dari dirimu. Mungkin saja berupa dollar?”

Aishh.. Somin tak habis fikir dengan namja yang ada didepannya ini. Apa hanya ada keuntungan dan dollar saja yang dia inginkan? Apakah namja ini matre? Dia begitu perhtungan dengan Somin! “Cih.. itu tak mungkin. Aku hanya menginap beberapa hari disini. Dan kau mengharapkan hal yang lebih?” berupa dollar maksud Somin.

Hyun Joong menoleh ke Somin. menyunggingkan bibir kanannya. “Itu artinya ada ratusan kemungkinan yang bisa aku dapatkan dari dirimu. Berupa keuntungan yang tak kuketahui”

***

Hari berikutnya. Sama seperti kemarin. Somin rasa dia kesepian. Tidak banyak yang bisa dia lakukan. Dia harus menyegarkan lagi tubuhnya dengan berjalan-jalan. Harusnya dia sudah mulai bekerja di Seoul. Tapi karna dia masih terjebak disini, apa daya yang bisa dia lakukan?

Tetapi mengingat kejadian semalam. Mukanya memerah. Somin pernah berfikir bahwa duduk menyelusuri kanal dengan gondola itu romantic.

Itu benar! Walaupun gondola itu tak bergerak. Hanya diam ditempatnya. Dengan dinginnya malam di venesia. Membuat namja dingin itu berbuat manis. Menggesekkan tangannya lalu menempelkan ke tangan Somin. menatap bintang diatas sana. Suatu kemungkinan yang tak terduga oleh namja dingin itu. Hyun Joong tersenyum. Tersenyum begitu manis untuk Somin. Jantungnya berdetak dengan kencang. Disaat sentuhan hangat itu. tak ada yang dibicarakan lagi kemarin malam. Namun, tak membuat hati Somin sepi dengan keheningan mereka.

Somin menggosokkan tangannya lagi. Mengapa ia begitu bahagia? Merasa hangat jika mengingatnya.

Disisi lain. Hyun Joong duduk didalam taxi nya. Menunggu penumpang. Bibir tipis itu tersenyum –lagi- Oh tuhan! Sekarang Hyun Joong bisa tersenyum? Berapa lama ia tak tersenyum? Apakah ini keuntungan dari yeoja itu?

Ting.. handphonenya berbunyi. Senyum itu kini berubah. Berubah menjadi sebuah kerutan. “Hello..”, “Benarkah? Kau tidak berbohong kan?”.  “I’ll go on.. Oh! Waiting for this moment. Thanks” pembicaraan itupun selesai.

Hyun Joong menghirup dalam-dalam udara disekitarnya. Menghembuskannya dengan rasa bahagia. Ia memegang jantungnya. Begitu bahagianya saat ini. Momen yang sangat ia nantikan. “Rossella Maria. I Miss You” Hyun joong segera mengarahkan taxi nya.

***

Somin menatap gusar kearah jam dinding. Pukul 23:00? Dan Hyun Joong belum pulang. Kemarin Hyun Joong pulang tepat pukul 8 malam. Apakah dirinya dirampok? Atau dibunuh? Oh Somin. kau harus berfikir rasional. Itu tidak mungkin terjadi.

Somin berdiri di balkon rumah. Menatap bintang-bintang. Ayolah, apakah saat ini Somin akan menjadi gila seperti Hyun Joong? Menghitung bintang-bintang itu? dia menggeleng cepat. Tapi jarinya sudah menunjuk beberapa bintang yang muncul di langit.

“20, 21, 22, 23.. Akh!! Bintang itu sudah ku hitung!” ucapnya frustasi. Ia mencoba lagi menghitung dari awal. “1, 2, 3,,,, 30..” Somin mengacak rambutnya. Ia benar-benar seperti orang bodoh saat ini. Hey! Sadarlah Somin. kau itu mahasiswi yang berprestasi. Dan kau melakukan itu? Bodoh!

“Kau melakukan apa?” tiba-tiba saja sebuah suara menyeruak ditelinga Somin. Hyun Joong! Somin segera membalikkan badannya. Ah-bata, Hyun Joong dihadapannya. Tepat dihadapannya. Rona itu kembali muncul dimuka mulusnya So Min.

“Kau kembali? Apakah terjadi sesuatu? Mengapa pulang telat? Kenapa Kau tak menghubungiku? Ah! Aku lupa Handphoneku hilang..” Somin memukul kepalanya. Ceroboh dan bodoh yang kini dia rasakan.

“Bodoh!” gumamnya pelan. Lalu berdiri disamping Somin. menatap pemandangan diluar. Bintang tampak sedikit hari ini. Seperti yang dirasakan Hyun Joong. “Bukankah aku bertanya apa yang sedang kau lakukan? Dan kau menanyakan balik, pertanyaan yang bukan urusanmu!”

Somin seketika merasa kecewa dengan jawaban Hyun Joong. Apakah dia tak tahu bahwa Somin mengkhawatirkannya? Tunggu! Untuk apa Somin mengkhawatirkannya? Dia kan sudah..

Hyun Joong menatap Somin yang terdiam. Memainkan cincin ditangannya. “Apakah itu cincin dari suamimu?”

Somin menggeleng cepat. Masih dengan memainkan cincin itu. “Jika aku memiliki suami. Tak mungkin aku sendirian ke negeri ini” benarkan? Itu jawaban yang tepat Somin.

“Dari tunanganmu?” pertanyaan itu terdengar lagi di telinga Somin. dia terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa. Dia pun bingung.

Itu benar. Hyun Joong diam. Entah mengapa ia kecewa. Untuk apa? Yang dibutuhkannya sekarang adalah Rossella! Ia tak ingin yang lain. Sudah cukup dengan ini semua. Dia mensyukurinya. Setelah Rossella kembali. Rumah ini kan penuh dengan tawa lagi.

“Aku menghitung bintang. Bertindak aneh sepertimu.” Somin tertawa pelan. Kemarin dialah yang berbicara bahwa Hyun Joong itu aneh. Dan sekarang dia mengikutinya.

“Apa yang kau hitungkan?” Hyun Joong hanya menatap lurus. Tanpa memandang Somin.

“Seseorang. Yang ku khawatirkan” Somin mengikuti arah tatapan Hyun Joong. Dia merasa aneh dan bingung terhadap dirinya sendiri. Seseorang itu adalah Hyun Joong. Bukan tunangannya di Seoul sana.

“Kau mengkhawatirkan tunanganmu? Dia akan baik-baik saja. Karna dia seorang namja” Hyun Joong menunduk, lalu mengangkat wajahnya lagi. “Geundae.. jika itu seorang yeoja. Pantas untuk kau khawatirkan”

Somin menoleh kearah Hyun Joong. Namja ini tak sedingin kemarin. Wajahnya sayu. Apakah ia sedang sedih?

“Rossella…” Gumam Hyun Joong. “Dari beberapa bintang itu. apakah aku bisa mendapatkannya kembali?” Hyun Joong tersenyum miris. Dia seperti namja yang lemah. “Aku hanya ingin dia. Bisakah aku mendapatkannya lagi kepelukanku?”

Deg.. Sakit. Hei! Kenapa seperti ini?. Somin. ada apa denganmu? Kenapa kau yang merasakan sakit. Sesak. Bisakah ia meminta pasokan udara lebih saat ini?. Air mata ini mengapa tiba-tiba saja menggenang dipelupuk mata Somin? ia butuh jawaban atas dirinya saat ini.

‘R-ros..rossella? nugu-rang?’ batinnya bertanya. Lidahnya kelu untuk bertanya.

“Somin, aku butuh dirimu. Besok. Pergi denganku” bantu aku. Berikan aku keuntungan atas dirimu. Besok.. lanjut Hyun Joong dalam hati. Ya! Dalam hatinya.

‘Ne. Tentu saja. Asal bukan Rossella itu, yang menjadi alasanmu mengajakku pergi’ Oh tuhan. Kenapa saat ini Somin enggan untuk berbicara. Lidahnya sulit untuk diajak berbohong. Kepalanya mengangguk. mencoba untuk tersenyum.

***

Pagi ini berbeda dari dua hari yang lalu. Somin yang selalu memakan roti tanpa ada yang menemaninya. Dan saat ini, didepannya ada Hyun Joong. Dengan apron yang menutupi bajunya.

‘Kita akan pergi kemana?’ pertanyaan itu terus memenuhi otak Somin sejak semalam. Namun, Somin enggan menanyakannya kepada Hyun Joong. Ia hanya tidak ingin Hyun Joong tahu bahwa Somin sangat mengharapkannya. Yang bisa Somin lakukan hanyalah menatapnya. Melihat punggung namja ini.

Aneh bukan? Somin seperti mengharapkan yang berlebihan. Lihatlah Somin, cincin yang di tanganmu itu. dan kau pun tahu, Hyun Joong memiliki Rossella. Yeoja yang mungkin cantik dan tak se-ceroboh dirinya.

Hyun Joong membawa makanan ke meja makan. Somin sudah menunggunya. Dan mereka pun makan bersama. Seperti sepasang suami-istri. Ah! Bahkan senyuman mereka, menyiratkan kebahagian pagi ini.

“Mokgo! Ini adalah makanan khas Venesia.” Hyun Joong membuka tangannya keseluruh makanan buatannya. “ini Zuppa Di Fagioli (sup kacang polong) dan ini Polenta (bubur jagung). Kau akan menyukainya”

“Gomawo. Aku merepotkanmu” Somin tersenyum sambil meniup Zuppa si fagioli. Hyun Joong hanya memberi senyumannya. Dan selanjutnya hanya ada suara denturan sendok dan garfu.

“Hari ini kita akan menjadi sepasang kekasih. Hanya hari ini saja” ujar Hyun Joong tiba-tiba disela sarapan hening ini. Somin membelakkan matanya. Apa ia sedang berkhayal? Atau telinganya mengalami kerusakan?

***

Setelah kejadian pagi tadi yang menghentakkan dadanya. Disinilah dirinya dan Hyun Joong berada. Di depan Caffetaria. Entahlah, Somin merasa aneh dengan hari ini. Semua terasa begitu tiba-tiba. Hyun Joong tak memberikan penjelasan apapun. Hanya hari ini saja katanya.

“Baiklah sebelum kita masuk, aku akan menjelaskan keadaannya” Hyun Joong kini menggenggam tangan Somin. saling bertatapan. “Kita akan ikut sebuah kompetisi..” Hyun Joong menghempaskan nafasnya.

“Kompetisi sepasang kekasih. Itulah alasanku. Kau jangan salah paham. Aku tahu. Sangat tahu. Bahwa kau memiliki seorang tunangan. Karna itu. hari ini saja. Aku butuh dirimu. Untuk mendapatkan uangnya” tanpa ragu Hyun Joong menjelaskan semuanya. Tanpa memikirkan perasaan wanita dihadapannya.

Somin tak tahu ekspresi apa yang harus dia tunjukkan. Senang? Sedih? Kecewa? Atau membuat dirinya biasa saja? Berikan jawaban untuknya. “Apa untuk Rossella?” bibir Somin bergetar mengatakan nama wanita itu.

Hyun Joong memperhatikan wajah Somin. tanpa ekspresi. Maafkan dirinya, yang hanya bisa memanfaatkan Somin. “Ne! hanya untuk—“

“Arraseo. Jangan katakan itu lagi. Aku mengerti keadaannya. Mari kita lakukan” Bodoh Somin. kau benar-benar bodoh saat ini. Tapi, baiklah dia akan mengikuti arah yang diberikan namja didepannya ini.

Somin melirik kesekelilingnya. Banyak sepasang kekasih bahagia. Somin pun bahagia, bukan? Tentu. Somin bahagia untuk hari ini saja! Ingat hari ini saja. Entahlah untuk esok.

Pembawa acara itu membuka kompetisi ini. Somin tak mengerti apa yang dikatakannya. Hyun Joong hanya berkata ‘Akan ada tiga kompetisi. Dengan upah yang setimpal bagi sepasang kekasih’ tapi mereka berdua bukan kekasih sungguhan!

Semua pasangan tampak bersiap-siap. Somin tak tahu, apakah kompetisinya sudah akan dimulai? Dia melihat Hyun Joong. Dan namja inipun tersenyum, senyum manis yang dia tunjukkan sejak pagi ini. “Kompetisi pertama itu… Kisseu.. selama 40 detik.”

Somin mengerjapkan matanya berkali-kali. Kiss? Ia bahkan belum pernah berciuman dengan tunangannya. Belum sempat sadar dari lamunannya. Hyun Joong sudah menarik Somin kearah panggung. Semua pasangan sudah berkumpul.

“Yak.. aku bahkan belum pernah melakukannya” bisik Somin. Hyun Joong menanggapinya dengan belaian dirambut Somin.

“Tenang saja. Chagiya” bisik Hyun Joong di telinga Somin. membuat seluruh tubuhnya merinding.

“Start!”

Hyun Joong menarik bibir kanannya. Meletakkan tangannya dipunggung leher Somin, lalu menariknya. Menyatukan kedua benda lembut itu. Hyun Joong tampak meraup bibir atas Somin. mengecupnya. Menikmati bibir manis Somin. oh tuhan! Manis? Mengapa ia merasakan hal yang tak seharusnya.

Somin tak membalaskan ciuman Hyun Joong. Tubuhnya menegang. Matanya menutup rapat. Ia yakin akan disebut yeoja polos saat ini. Memang seperti itu, bukan?.

“Buka mulutmu!” perintah Hyun Joong disela ciumannya. Mereka masih bertautan. Somin tak merespon. Tapi detik berikutnya Hyun Joong menggigit bibirnya. Membuat mulut Somin terbuka. Menikmati bibir Somin sepenuhnya.

Somin tak tahu apa yang dirasakannya saat ini. Dia menikmatinya? Bahkan decakan ciumannya terdengar ditelinganya sendiri. Mereka saling menyesap. Menikmati satu sama lain. Menyelusuri mulut yang bertautan itu.

“It’s wow! This good couple!” suara itu menyeruak ditelinga Hyun Joong. Seketika dia menghentikan ciumannya. Oh tuhan! Sepertinya semua pasangan sedang menatap mereka. Hyun Joong bisa bersikap biasa saja. Tapi Somin? dia benar-benar bersemu merah.

“Hei, Boy! You have 2 minute for kiss.” Ucap pembawa acara itu. dan artinya, Hyun Joong memenangkan kompetisi pertama ini.

Acara terus berlanjut. Dan tantangan kedua adalah acting, dengan tema “Cemburu”.

Somin. Hyun Joong. Kau bisa melakukan acting itu. Seperti yang kau lakukan saat ini,kan? Kalian harus tersenyum puas. Karna tidak ada yang mengetahui keadaan kalian.

“Okey guy! 2nd competition. Let’s play!”

Satu persatu pasangan naik keatas panggung. Menunjukkan acting keduanya. Ada yang melempar barang-barang yang sudah disediakan diatas panggung. Ada juga yang melakukan ancaman-ancaman membahayakan dirinya. Dan lagi langsung memutuskan hubungannya.

Hyun Joong duduk dipojok. Dengan tangan memegang buku dimeja kecilnya. Tentu, saat ini dia sedang menjalani aktingnya. Somin masuk begitu saja. Dengan tubuh yang bergetar, mata memerah. Great! Kau pandai berakting Somin!

“Kau mencintai! Kau mencintainya! Kau mencintainya” ulang Somin beberapa kali. Karna Hyun Joong masih terus memerankan namja santainya. “Kau membohongiku. K..ka..kau membohongiku. Menyakiti ku dengan diammu! Kau tahu itu?”

Hyun Joong menutup bukunya dengan santai. Menaruhnya dimeja itu. matanya yang tajam menatap mata yang sudah berair itu. tiba-tiba saja dia pun merasakan kesedihan. Tidak! Kau harus memerankan dengan baik.

“Aku tahu. Aku mencintainya. Dan aku diam. Aku tak ingin menyakiti orang yang telah bersamaku!”

“Ini lebih menyakitkan, Hyun! Kau membohongiku. kau terdiam, diam. Dan diam. kau kira semuanya akan baik-baik saja dengan sikapmu?. Kau bodoh!”

Kini mereka saling berhadapan. Menatap satu sama lain. Semua yang menonton pun merasa tegang. Apa yang akan terjadi selanjutnya. Hening dengan pemikiran masing-masing. Kedua pasangan didepannya ini, begitu menghayati perannya.

“Aku menyakitimu. Aku tahu itu. dan aku tahu, aku terus diam tak berbuat apapun dengan keadaan ini” Hyun Joong menghapus air mata yang jatuh dipipi Somin. “Diam.diam.diam. aku lakukan itu kepadamu. Tanpa kurasa dalam diamku, ada dirimu. Dirimu yang diam-diam aku lirik. Aku perhatikan. Ku senangi dengan tingkah lakumu. Aku benci dengan namja lain yang mendekatimu. Dan aku biarkan hatiku beralih kepadamu yang bahkan sebelumnya hati ini bukanlah milikmu. Tapi miliknya”

Somin menatap tak percaya. Hyun Joong mendekapnya. Memberikan pelukan hangatnya. Jantungnya berdetuk kencang. Tangan Hyun Joong mengelus rambut panjang Somin. “Aku mencintaimu. Setelah aku mencintainya. Bukan setelah aku mencintaimu. Jadi percayalah”

“Jahat! Kau jahat! Melakukan ini” Somin memukul dada bidang Hyun Joong.

“Kau tidak suka aku mencintaimu atau aku memelukmu?” mengangkat wajah Somin dari dada bidangnya. Somin menggeleng sambil berujar : “Aku suka semua yang kau lakukan. Seperti orang bodoh!” semua bertepruk tangan, menanggapi acting pasangan kekasih ini.

“Oke! Perfect!” semuanya pun berkumpul. Tidak ada yang tahu siapa yang menang dalam babak ini. Semuanya hanya berharap dan terus melanjutkan kompetisi terakhir, yaitu KEJUJURAN. Semua pasangan boleh memgatakan apapun tentang hubungannya. Dari sejak kencan/pacaran, perasaannya. Atau harapannya keduanya. Tanpa ada kebohongan.

TBC??

FF [HyunMin] – White Lies Chap. 3

ffwhitelies

WHITE LIES–Chap. 3

Cast :*KimHyun Joong [SS501]
*Jung So Min
*Jung Yeon Joo
*ShimChang Min [DBSK]

Length : Serial

Genre : Sad, hurt, angst, friendship, etc

Quote : Jika Tuhan tak lagi mau mengajarkanku untuk berhenti mencintaimu, lalu dengan apalagi tuhan akan menguji kestianku

Author : Ria

Summary : Kebohongan selalu ada dalam kehidupan, bukan ? Somin dan Hyun Joong adalah sepasang kekasih, namun mereka putus begitu saja karna suatu kebongan yang dilakukan oleh Somin. kebohongan apa yang telah Somin lakukan hingga hubungan mereka putus?? akankah mereka biosa kembali lagi menjadi sepasang kekasih ?

WARNING!! This fanfic original story is mine, Not Plagiat!!!

~White Lies ~

“Oppa, Mianhae.Aku begitu merindukan tempat ini, jadi aku nekad pergi kesini sendirian,walaupun aku harus dimarahi Oppa” So Min mengeluarkan deretan gigi putihnya. “Oppa,kau tahukan aku di seoul hanya seminggu saja. Dan aku ingin menjalani-nya tanpatongkat itu, ini kan sudah perjanjian kita saat di Austria. Aku harus mencobamenjadi normal”

Begitu pahituntuk So Min katakan, tapi inilah kenyataannya. Ia tak bisa berbuat apa-apatanpa tongkat itu, setidaknya jika tidak ada tongkat, Chang min-lah yang akanselalu ada di sisinya untuk memberi tahu disekelilingnya.

“Kau iniberbicara apa, So Min-ah ??”tanya Chang Min menyangkal perkataan So Min, karena bagi Chang Min, So Minadalah yeoja yang normal, tak ada cacat sedikitpun.

“Aku batalkanperjanjian kita saat di Austria. Jadi mulai besok kau harus memakaitongkat itu lagi saat ingin bepergian. Oke?“

So Min menggeleng,ia tak ingin lemah disini. Ia harustetap berdiri sendiri tanpa orang lain. “Aniya!! Aku tetap tak ingin memakaitongkat itu” tolak So Min, ini memang keras kepala, hanya saja So Min tetap tak ingin menggunakantongkatnya itu untuk berjalan saat ini.

“Ya!! Kau keras kepala sekali !!. Jika seperti ini maka kitaubah perjanjiaannya, kau boleh tak memakai tongkatmu disaat aku adadisampingmu, jika tidak maka harus memakai tongkat, Arra??” ucap Chang Min.saat sampai ditempat mobilnya di parking, ia menurunkan So Min dari punggunya,dibiarkannya duduk disamping badan mobil yang terdapat bangku kayu.

Chang Min masuk kedalam mobil mengambil beberapa peralatanP3K-nya.

“Hmm.. baiklah, tapi Oppa harus membelikanku es krimvanilla, Ottokeo??” ya, sepertinya Chang Min bisa membuat So Min tak bertemulagi dengan Hyun Joong seperti tad. Hati So Min senang bisa mendengar suaranyalagi, tapi.. itu membuat hatinya terbuka lagi, rasanya  percuma dua tahun menutup hati agar bisamelupakan Hyun Joong namun, pada akhirnya seperti ini. So Min tersenyum kecut.

Chang Min mendekat kearah So Min, diambilnya kaki So Minyang terluka. Chang Min memebrsihkan lukanya lalu diberinya sedikit olesan obatmerah dan tisu untuk menghindarkan luka dari debu. Chang Min begitu telatenmembersihkan luka kecil So Min.

“Selesai” Ujarnya, lalu menatap So Min yang sedangtersenyum. Sangat cantik, itulah So Min dimatanya, dalam keadaan apapun So Mintetap sempurna. Chang Min mengeluarkan nafas beratnya, tak bisakah So Minmembuka hatinya untuk dirinya? 2 tahun ini sungguh keberuntungannya bisa selaludidekanya, namun tetap tak bisa menggeser posisi Hyun Joong di hati So Min,Wae?? Apa yang telah Hyun Joong lakukan hingga So Min tak bisa berpaling kesisi yang lain?

“Baiklah, setelah ini kita pergi membeli es krim. Tapikenapa rasa Vanila? Bukankah kau menyukai Strawberry?” Tanya sambil mengeluspipinya yang masih terlihat bekas air mata.

“Molla” So Min mengangkat bahunya.

Chang Min dan So Min pun masuk kedalam mobil. Dilajukannyamobil saraya mencari kedai es krim untuk So Min. Chang Min terfokus kejalanan,namun sesekali menatap So Min yang sedang terdiam menatap jalanan yang bahkantak bisa So Min lihat.

Pikiran So Min kini terfokus saat dirinya dan Hyun Joongbertemu. Bagaimana bisa dirinya dan Hyun Joong datang pada waktu yang sama??Dan mengapa Hyun Joong masih mengunjungi tempat saat So Min dan Hyun Joongbersama? Mungkinkah Hyun Joong masih mencintai So Min?? Ani!! Ini tak mungkin,bukan? So Min tak boleh berharap lebih, lagi pula kata-katanya saat bertemutadi mengisyaratkan kebencian,  bukanrasa cinta!.

“Wae?? Sepertinya sedang ada yang dipikirkan?” Tanya ChangMin masih terfokus ke jalanan.

So Min menoleh, lalu menggelengkan kepalanya. “Aniyo!!”dusta So Min, So Min memalingkan lagi kepalanya kearah jalanan, tapi beberapadetik kemudian menoleh lagi. “Oppa, bukankah hari ini kau sibuk? Lalu bagaimanabisa kau keluar? Lalu menemukanku di Soeul Park?” tutur So Min, topic inimungkin bisa menghilangkan kejadian beberapa menit yang lalu yang masihberputar-putar dikepalanya.

“Ah.. ternyata itu yang sedang pikirkan?” jawab Chang Minsantai, “Pagi ini memang Oppa berniat untuk menjalin kerja sama dengan kerabatAppa sewaktu kuliah dulu, Namun pertemuan pagi ini dibatalkan, karna Presdir,anak dari kerabat Appa sedang sibuk, tak bisa diganggu. Oleh karna itu Oppasegera ke hotelmu. Gendae, tak ada kau disana, pikiran Oppa langsung tertuju ketempat itu”

“Wow!! Sepertinya Oppa punya kemampuan telepati, nde? Bisatahu aku dimana dengan cepat?” ujar So Min asal.

“Kau tak tahu, Oppa-u ini memiliki insting yang kuat.Apalagi yang dicari adalah yeoppo Yeoja” balas Chang Min sedikit menggombal.

~ A White Lie ~

HyunJoong tampak kesal, dipukul stir mobil dengan tangannya.“Jadi benar, itu tak bohong, Hah? Kau tak lagi memiliki rasa untukku? Semudahitu? Kau bahkan tersenyum bahagia”

Beberapa menit yang lalu Hyun Joong baru saja ingin menemuiSo Min lagi setelah berkata kasar dan meninggalkannya, namun telat! Chang Minsudah menggendongnya, berbincang lalu tersenyum. Hyun Joong mengikuti So Mindan Chang Min dengan mobilnya, keputusan yang salah bagi Hyun Joong telahmengikutinya, jika ia harus mengetahui bahwa So Min terlihat bahagia bersamaChang Min.

Hyun Joong sempat berpikir So Min masih mencintainya, karnadia mengunjungi tempat kebersamaannya, namun itu rasa salah. So Min bersamaChang Min, bersama?? Hyun Joong terus memikirkan kata ‘Bersama’ mengapa sulituntuk dimengerti?, Bahkan rasanya kata ‘Bersama’ kini menjadi begitumenyakitkan baginya.

Saat Chang Min mengobati lukanya pun So Min tempak baik-baiksaja, taka da rasa sedih sedikitpun? Hyun Joong bahkan terasa tersiksan denganputusnya hubungan mereka. Senyum itu yang seharusnya jadi milik Hyun Joong kinitak lagi bisa dimiliki.

Mengapa begitu mudah baginya berpaling? Bukankah dulu merekaselalu bersama, berjanji untuk terus bersama? Bahkan kalimat itu masih terlihatjelas di batu besar itu. Apa yang salah dari diri Hyun Joong?? Apa yang kurangdarinya? Apa yang membuat semua ini terjadi? Mungkinkah? Mungkin ini terjadikarna lemahnya rasa didiri Hyun Joong? Dia yang tak pernah tahu bahwa So Minmulai bosan dengannya, hingga terjadi seperti ini.

Apa benar ini kehidupan? Kehidupan macam apa ini, tak adasedikitpun orang yang bisa ia mengerti sekarang, bahkan untuk dirinya sendiri?

Hyun Joong memalingkan pandangannya keluar jendela mobil,taka da lagi So Min dan Chang Min, mereka telah pergi entah kemana.

Drrrtt..

Hyun Joong mengalihkan pandangannya ke sumber suara,dilihatnya ada sebuah pesan dari Yeon Ju.

Aku sangat berharapnamjachinguku bisa hadir disampingku disaat-saat tak ada jam kuliah sepertiini, tapi itu mustahil. Ia begitu sibuk!!

Yeon Ju~

 

Hyun Joong segera menyalakan mobilnya, berniat untukmenghampiri Yeon Ju di Kampusnya, mungkin dia satu-satunya orang yang kini bisamembuat hatinya terbuka.

~ A White Lie ~

“Opaa??” pekik Yeon Ju tak percaya melihat Hyun Joong beradadikampusnya. Dia segera menghampiri Hyun Joong lalu menggandengkan tangannya kelengan Hyun Joong.

“Aku tak percaya Oppa datang kesini, seperti nya ada badaibesar hingga Oppa bisa datang kemari” ucap Yeon Ji begitu senang. Ya sepertinyaini adalah hari yang begitu bahagia untuk Yeon Ju, selama ini jika Hyun Joongdiajak bepergian selalu dipaksa oleh Yeon Ju, dan sekarang Hyun Joong datangketempat kuliahnya tanpa paksaan?? Yeon Ju begitu bahagia.

“Apakah tak boleh menyenangkan Yeojachingu??” Tanya Hyun Joongtak mencoba untuk membukakan hatinya untuk Yeon Ju, mungkin inilah yangseharusnya dia lakukan sekarang.

Yeon Ju tak menyangka apa yang telah dikatakan oleh HyunJoong, mulutnya hingga membentuk huruf ‘O’ karna tak percaya. “Kalau begitukita ke kantin saja Oppa, lagi pula ini sudah mau memasuki jam makan siang”Hyun Joong pun mengangguk, mengikuti apa yang diinginkan Yeon Ju.

Yeon Ju dan Hyun Joong sudah berada di kantin kampus tempatYeon Ju mencari ilmu. Yeon Ju tampak antusias terus menawarkan makanan untukHyun Joong, dan merekan pun makan bersama disini sambil sesekali berceritatentang kejadian-kejadian lucu dikampusnya ini.

“Es krim?? Apakah Oppa ingin es krim??” Tanya Yeon Ju.

“Strawberry, apakah ada?” Tanya Hyun Joong balik, Yeon Jumenaikkan alisnya bingung. “Strawberry? Seperti wanita saja, biasanya Oppa sukarasa Vanila” Yeon Ju sedikit bingung. Hyun Joong hanya menaikkan bahunya, takmengerti mungkin saat ini dia menginginkan rasa itu.

~ A White Lie ~

Hyun Joong tampak memasuki rumah besar milik Yeon Ju, setelahmakan siang tadi, Yeon Juterus mengajaknya berjalan-jalan sampai malam, dankini Yeon Ju memaksanya untuk berbincang-bincang terlebih dahulu bersama dengankeluarganya.

Yeon Ju terus berjalan memasuki rumahnya dengan terus menggandengtangan Hyun Joong. Setelah sampai di ruang tengah Hyun Joong diminta untukduduk terlebih dahulu karna Yeon Ju akan menaruh tas dan berganti pakaiannya.

Hyun Joong tampak berjalan-jalan disekitar ruangan sambilmelihat-lihat hiasan dinding yang berada disekelilingnya. Hyun Joong terhentisaat melihat sebuah piano berwarna hitam yang cukup mewah. Hyun Joong dudukdidepannya, lalu meletakkan jemarinya diantara papan tuts.

Sedikit sentuhan nada mengawali permainannya. Hatinyatiba-tiba merasakan rindu yang mendalam, begitu berdebar-debar, ada apasebenarnya? Hyun Joong tak memperdulikannya, ia memainkan lagi satu nada.

“Yeon Ju, itu kah kau??” sebuah suara mengagetkan HyunJoong, terlihat Tuan Jung yang sudah berdiri tak jauh dari Hyun Joong. HyunJoong segera bangkit sambil menunduk hormat.

“Ternyata kau, Hyun Joong, kapan datang ?? Yeon Ju,Eoddiga?” Tanya Tuan. Jung sambil mengajak Hyun Joong untuk duduk di ruangkeluarga.

“Nde, Abonim. Yeon Ju sedang dikamarnya untuk membersihkandirinya karna seharian ini kami berjalan-jalan.” Ucap Hyun Joong formal. TuanJung pun mengerti lalu menyuruh Hyun Joong untuk  duduk.

“Yeobbo, cepat kemari.” Panggil tuan Jung kepada istrinyayang masih berada didapur, karna baru selesai makan malam.

Nyonya Jung pun datang, kali ini Hyun Joong membelak karnamelihat Orang tuanya berjalan berdampingan dengan Ny. Jung. Hyun Joong tampakberdiri dan memberi hormat.

“Selamat malam Eommanim” Hyun Joong memberi hormat kepadaNy. Jung. “Eomma, Appa sedang apa disini?” Tanya Hyun Joong to the point,rasanya ada hal aneh yang membuat Hyun Joong gelisah tiba-tiba.

“Duduklah terlebih dahulu.” Perintah Tuan. Jung, dan merekapun yang berada disitu kini telah duduk. Hyun Joong, Tuan dan Nyonya Kim satusofa. Tuan dan Nyonya Jung diseberang keluarga Kim.

“Jadi begini, Nak Hyun Joong. Orang tua mu datang kemari itukarna undangan makan malam dari kami, sambil mempererat persaudaraan” jelasTuan Jung melirik ke istrinya dan Tuan Kim.

“Keluarga kita dan keluarga Jung, kini telah sepat untukmengadakan pertunangan antara kau dan Yeon Ju” lanjut Tuan Kim sambil menepukbahu Hyun Joong. Tuan Kim tersenyum melihat ekspresi kaget Hyun Joong.

“Kau tak usah sekaget itu Hyun. Ini hanya pertunangan, danlagi menurut kami kau sudah sangat cocok dengan Yeon Ju. Tak baik jika terusmengulur-ulur waktu, bagaimana jika nanti Yeon Ju berpaling? Kami tak ingin ituterjadi” Tuan Kim memberikan penjelasan untuk Hyun Joong, dan Nyonya Kim punmenyetujui perkatannya suaminya itu.

“Geundae, bukan se..seperti itu. Ha..Hanya saja..” ucap HyunJoong tarbata-bata, ia tak menyangka jika akan secepat ini. Apa ia harusbenar-benar meninggalkan rasa yang selama ini masih menetap? Memulainya denganperasaan baru? Sepertinya seperti itu, Hyun Joong harus memulainya dari awal,mungkin benar kata orang tuanya, Yeon Ju adalah yang terbaik untuknya.

“Ah.. Aniya, Eomma, Appa! Aku setuju dengan perjodohan ini”ucapnya sedikit melemah, hatinya tiba-tiba saja sakit, Mianhae! Sepertinya iniyang harus Hyun Joong lakukan, sakit itu hanya diawal saja, ia pasti juga akanmerasakan hal yang sama terhadap Yeon Ju seperti Hyun Joong bersama So Min.Ya!! Lambat laun, tapi entah kapan?

“Oppa!! Mianhae, menunggu la..” suara Yeon Ju terdengar darisudut atas tangga. Yeon Ju terhenti karna melihat ada orang tuanya dan orangtua Hyun Joong sedang berkumpul. Ia memberi salam hormat lalu beralih dudukdisamping orang tuanya.

“Ada apa ini Eomma?” Tanya Yeon Ju kepada Ny. Jung, ia samasekali tidak mengetahui jika orang tuanya Hyun Joong sudah berada disini.Nyonya Jung Pun memebelai rambut Yeon Ju dengan saying. Lalu mereka yang adadisana pun menceritakan semuanya, tentang perjodohan mereka.

“Baiklah perjodohan ini akan dilakukan 5 hari lagi” ujarTuan Jung antusias, diikuti nyoanya Jung dan keluarga Kim.

Yeon Ju terus menatap Hyun Joong tak percaya, rasanyaseperti terbang hingga menuju keawan-awan, namja yang didepannya kinibenar-benar akan mengikat dirinya menjadi hubungan yang serius.

Hyun Joong jugamenatap Yeon Ju yang terus tersenyum takmenyangka, tapi kenapa hatinya perih. Ia hanya bisa tersenyum kecut terhadapsemua yang terjadi saat ini.

~ A White Lie ~

“Aww!!” rintih So Min saat tahu jari telunjuknya terkenapisau, So Min baru saja ingin memakan manga sambil , namun saat inginmengupasnya tak sengaja tangannya terkena tajamnya runcingan pisau.

Deg~

So Min memegang hatinya, ada apa dengan hatinya? Tiba-tibasaja merasa tak tenang. Apakah ada yang terjadi dengan Chang Min, atau mungkinHyun Joong ?? pikirannya yang terfokus terhadap Hyun Joong, apa yang terjadidengannya? Ah..atau ini hanya perasaannya saja? Ya mungkin hanya perasaannyasaja yang masih terbawa karna kejadian pagi ini.

“Apa yang pikirkan, So Min?? semuanya akan baik-baik saja”ujarnya menenangkan dirinya.

.

.

.

Sinar matahari telah muncul menampakkan berkas-berkas sinarkesetiap sudut ruangan, tampak So Min sedang duduk didepan cermin, merapihkanrambutnya dengan sisir, pagi ini So Min harus latihan untuk tampil besok diacara pertunjukan music. Dan So Min salah satu pengisi acara disana, suatukehormatan untuk So Min bisa tampil.

Selesai mempercantik diri, So Min segera berangkat ke MusikHall. So Min mengambil tongkatnya, ia harus memakai tongkat ini untuk berjalan,matanya buta!! Ya!! Buta, jjadi ia harus memakai tongkat untuk membantunyaberjalan, ini semua permintaan Chang Min. padahal So Min tidak ingin samasekali memakai tongkat ini.

Seorang ahjussi sudah berada di luar pintu kamar hotel SoMin, ia lalu berjalan berdampingan dengan So Min untuk mengantarnya sampaitempat tujuan.

Sesampainya di gedung music, So Min segera gradiresikbersama yang lain. So Min memainkan Pianonya dengan jari jemarinya, not deminot So Min mainkan sesuai dengan iringan music lainnya.

Lima jam ia berlatih, setelah selesai So Min pun menutupbagian papan tuts. So Min menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya.Segar! Guratan senyum tercipta di bibir So Min.

Prokk..

Somin menoleh, ia mengerti tak akan tahu siapa yang bertepuktangan karna ia tak bisa melihat. Tapi sepertinya SO Min tahu siapa dia, “ChangMin oppa??”

Namja itu tersenyum. “Sepertinya kau sudah sangat mengenaliku??” ujarnya senang, karna So Min sudah tahu siapa yang ada dihadapannya itu.

“Joengmal Mosiso” unjuk jempol Chang Min kepada So Min.“Sepertinya kau benar-benar akan menjadi bintang, permainanmu semakain bagus”lanjutnya lagi.

“Gomawo Oppa. Geundae, itu terlalu berlebihan, aku masihsangat minim dalam bermain, apalagi setelah insiden itu, aku harus belajar dariawal lagi” rendah So Min, “Oppa, bukankah kau harus bertemu Clienmu lalu pergimeeting, lalu kenapa menemuiku lagi?? Aku tak ingin pekerjaanmu terus terganggukarnaku”

“Sudah, dan hasilnya lumayan ntuk mengganti rugi ¼ daribiaya yang dibawa kabur. Untuk meeting ditunda dahulu, karna ada urusanmendadak dari pihak Vendor, kini Oppa harus menundanya hingga esok lusa. Dan untukBesok, Oppa khususkan waktu untumu, tak aka nada namanya urusan perusahaan”jelas Chang Min

“Oppa, mengapa seperti itu? Uruslah terlebih dahuluperusahaanmu. Aku tak ingin terus merepotkanmu, dan mengganggu pekerjaanmu, akutak ingin membebanimu” Ujar So Min sedikit cembut, Chang Min beitu menyayangiSO Min hingga berbuat segalanya unuk So Min. itu terlalu berlebihan, SO Min takingin berhutang budi lebih banyak lagi.

Chang Min mencubit pipi Chubby So Min, “Aniya!! Ini hanyasekali. Opa takakan menyia-nyiakannya”

TBC–White Lies Chap. 4

Tutorial mengubah warna rambut

Annyeong Haseyeo!!

Moshi-moshi!!

Hello!!!

Haiiii!!

Huh!, apalagi yah, udahlah gak penting -.-

Oke kali ini Blog pena akan menge-post tutorial bagaimana mengubah warna rambut, baju ataupun yang lainnya. Buat kalian yang sudah master pasti sudah mengerti, tapi gak ada salahnya dong disini ria posting tutorial ini buat para newbie :v (padahal saya pun newbie)

ini adalah foto yang akan jadi project kali ini, si imut Kim So Hyun

Kim-So-Hyun-12

Well ini adalah tutorialnya..

  1. Yang pasti udah pada tahu semua dong, buka aplikasinya dulu (disini pake Photoshop Cs6, boleh pake sejenisnya0
  2. Buka foto yang akan kalian edit, Oke1
  3. Buka aplikasi? Udah! Buka fotonya jga udah, selanjutnya yaitu klik create a new layer, pada layer pojok kanan bawah, atau bisa juga klik menu Layer » New » layer2
  4. jika berhasil makan aka nada layer namanya = Layer1
  5. setelah itu kita gunakan Brush tool dengan mode normal, tapi ingat!! Kita harus ganti dulu Foreground colornya, warna nya sesuai yang kalian inginkan, disini kita pakai warna biru…3
  6. lalu oleskan brush ditempat yang kita inginkan. karna disini judulnya mengubah warna rambut jadi kita brush dibagian rambur, brush dengan rapih.4
  7. Selesai dengan project nya selanjutnya kita ubah mode layer1, from Normal to soft light5
  8. Finish….!!!Kim-So-Hyun-12

Berhasil deh project kali ini, dan cara ini juga bisa digunakan selain untuk mengubah warna rambut. Contohnya untuk mengubah warna sungai kotor ke warna lebih cerah, warna langit, bibir, dll, kalian semua bisa kok mengkreasikannya sendiri, semoga berhasil ^^…

FF [HyunMin] – White Lies Chap. 2

ffwhitelies

WHITE LIES–Chap. 2

Cast :*KimHyun Joong [SS501]
*Jung So Min
*Jung Yeon Joo
*ShimChang Min [DBSK]

Length : Serial

Genre : Sad, hurt, angst, friendship, etc

Quote : Jika Tuhan tak lagi mau mengajarkanku untuk berhenti mencintaimu, lalu dengan apalagi tuhan akan menguji kestianku

Author : Ria

Summary : Kebohongan selalu ada dalam kehidupan, bukan ? Somin dan Hyun Joong adalah sepasang kekasih, namun mereka putus begitu saja karna suatu kebongan yang dilakukan oleh Somin. kebohongan apa yang telah Somin lakukan hingga hubungan mereka putus?? akankah mereka biosa kembali lagi menjadi sepasang kekasih ?

WARNING!! This fanfic original story is mine, Not Plagiat!!!

Note : Huh! lama banget yak, ini ff gak di update, WP jga gak ke urus, tapi yang bagi udh berteman dengan Ria mungkin udh baca sampai Chap. 7 *maybe :v* bener2 lupa.. oke yang penting Happy Reading 🙂 🙂 🙂

~ A White Lie ~

“Mengapa oppa mencintaiku?” tanyanya, Yeon Ju membalikkanmukanya menatap Hyun Joong. Menunggu jawaban dari kekasih hatinya itu.

“Sekarang oppa yang membalikkan pertanyaanmu, mengapa kaumencintai Oppa??”

“Huh!! Selalu saja begitu, tapi tak apa. Aku mencintaimukarna mataku ini hanya bisa melihat Oppa saja” ujar Yeon Ju sambil menunjukkan matanya dengan jari. “sejak awal kita bertemu. Kau sepertiracun, yang begitu cepat membuatku tak berdaya. Lalu bagaimana dengan Oppa?alasan apa membuat oppa mencintaiku?” tanyanya lagi.

“Kalau begitu, Oppa mencintaimu karna mata Indahmu yangterus tersenyum dan menatap kepada Oppa” Ucap Hyun Joong masih berfokus denganjalanan Soeul yang sudahlarut.

“Benarkah?? Kalau begitu aku akan terus menatap Oppa hinggaaku sampai rumah” ujar Yeon Ju menatap Hyun Joong yang masih dengangaya Coolnyamengendarai mobil.

Akhirnya HyunJoong pun sampai di rumah Yeon Ju, rumah yang besar bergaya Eropa, dengan tamandihalaman depan yang cukup luas, membuat rumah ini terlihat begitu indah untukdilihat. Hyun Joong turun tepat di depan halaman, lalu beralih membukakan pintumobil untuk Yeon Ju.

“Gomawo, Oppa!telah mengantarkanku, Bagaimana kalau Oppa bertemu dengan Appa, dan Eommaterlebih dahulu, meminum secangkir teh bersama?” ajak Yeon Ju kepada HyunJoong.

Hyun Joong segeramenggeleng, “Aniya, Salam saja untuk Appa dan Eomma mu. Lagi pula ini sudahsangat larut, tak baik jika harus terus berlama-lama disini”

Yeon Jumengembungkan pipinya, tapi apa boleh buat, benar kata Hyun Joong hari sudahmalam tak baik jika Hyun Joong berlama-lama disini. Hyun Joong mengacak pelanrambut Yeon Ju, mencoba untuk tersenyum kecil kepada sang kekasih.

“Lain kali Oppaakan main dan makan malam bersama, tapi tidak sekarang”

Yeon Ju menganggukmengerti, Hyun Joong segera menaiki mobilnya lagi, diikuti Yeon Ju yangmeliriknya dari luar mobil. “Oppa pulang, Nde?” pamit Hyun Joong. Namun sebelumHyun Joong menutup kaca mobilnya Yeon Ju mencium pipi Hyun Joong. Hyun Joongterdiam sebentar, lalu segera menutup kaca mobilnya.

“Hati-hati Oppa!!Saranghae!!” ucap Yeon Ju setelah mobil Hyun Joong pergi. Yeon Ju memegangbibirnya lalu segera masuk kedalam rumahnya. Diliriknya Orang tua Yeon Ju yangmasih berbincang di ruang tengah, ia menghampiri lalu memeluk kedua orangtuanya.

“Ya! Ada apadengan putri Eomma?? Sepertinya sangat bahagia??” Tanya sang Ny. Jung kepadaputrinya, Yeon Ju. Ia Hanya tersenyum malu saja kepada orang tuanya, Nyonya dantuan Jung pun mengerti ini pasti tentang Hyun Joong, karna Hyun Joong lah YeonJu sering tersenyum sendiri.

“Apa yang sudahlakukan Hyun Joong kepada putri Appa ini, hah? Hingga membuatnya senang??”Appanya kini angkat bicara melihat putrinya yang terlihat sangat senang.

Yeon Jumenggeleng, “Aniya!! Aku begitu senang mendapatkan cinta-nya Hyun Joong Oppa,hingga aku begitu senang. Tadinya aku kira Hyun Joong Oppa tak menyayangikukarna terus bersikap dingin, tapi kini aku tahu bahwa Hyun joong Oppa benar-benarmencintaiku”

Yeon Ju berkatabegitu ceria hingga membuat orang tuanya senang.  “Appa sudah kira, Hyun Joong lah namja yangcocok untuk putri Appa, benar kan Yeobbo?” Tn. Jung melirik ke arah istrinyayang sudah mengacungkan jempolnya sedari tadi membenarkan perkataan sangasuami.

“Hmm.. Appa,Eomma, rasanya Jika ada SoMin-Eonni pasti lebih ramai. Dulu, Eonni-lah yangselalu disampingku membuat hidupku ceria. Tak berniatkah kalian memberi tahukudimana Eonni sekarang, Eomma? Appa?” ekspresi Yeon Ju berubah menjadi sedihmengingat Eonni –Jung So Min- yang selalu menemani harinya.

Tuan dan NyonyaJung sedikit kaget mendengar kini yeon Ju merindukan Eonni-nya.

“Eomma, Appa??Mengapa kalian terdiam, eoh?? Aku benar kan? Dahulu orang yang selalumenemaniku saat sakit, merawatku, menjagaku adalah Eonni. Dan setelah akusembuh, mengapa Eonni menghilang?? Tak dapatkah aku melihatnya lagi???” Yeon Jumenatap orang tuanya yang masih terdiam.

“Ahh.. itu..Aniya!! Maksud Eomma, Eonni mu itu sedang melanjutkan Study-nya di luar sana,hal itu begitu mendadak sehingga tak bisa pamit terlebih dahulu kepadamu. Lagipula sekarang kan ada Hyun Joong-mu yang selalu menemanimu kan?? Jadi biarkanEonni-mu menyelesaikan mimpinya dahulu, kau tak boleh menyibukkannya lagiseperti dulu” Ujar Ny. Jung sedikit terbata-bata.

“Tapi aku begitumerindukannya, ini sudah dua tahun, mengapa ia tak pulang saat liburan atautidak bisa memberi kabar kepadaku” Ucapnya lagi.

“Sudahlah, Akanada saatnya, putriku.. lebih baik kau tidur, hari sudah malam” Tuan Jung mencobauntuk tidak membahas ini lagi, ia tak ingin berbicara lebih tentang SoMin,tidak sekarang!! Akan ada waktunya.

Yeon Ju mengerti,“Baiklah, Eomma Appa, Mimpi yang indah” ujar Yeon Ju lalu segeramenaiki anak tangga yang menuju kamarnya di lantai dua.

Semantara itu dikamar Hyun Joong, ia baru saja membersihkan dirinya, dikeringakannya rambutnyayang masih basah, Hyun Joong mengambil satu style kaos dan celanan santainya.Hyun Joong berjalan menuju balkon, dilihatnya langit yang cerah, ia memegangpipinya yang sempat tadi di kecup oleh Yeon Ju.

“Mengapa tak adarasa sedikitpun kepada Yeon Ju, setidaknya ada detukan jantung yang lebihkeras. Apakah aku hanya bisa menganggapnya sebagai adik saja? Benar akumencintainya, hanya saja saat aku melihat kedua kelopak matanya yang begitusayu, persis seperti So Min”

Hyun Joongmemegang kepalanya, kenapa ia tak bisa berhenti memikirkan So Min?? Seharusnyadulu ia tak boleh begitu dalam mencintainya, jika akhirnya ia tak bisamemilikinya. Hyun Joong mengepalkan tangannya dihempaskannya kedalam tembokyang ada didekatnya.

Bodoh!!Seharusnya Hyun Joong membenci So Min, dialah yang telah berkhianat. Ya!!Seharusnya dia membencinya lalu melupakannya, Mulai saat ini!!

~ A White Lie ~

Somin itu terusberjalan perlahan-lahan menyelusuri taman ini, taman penuh dengan bunga blossomcherry. Bunga itu tumbuh mekar di musim semi, warna merah muda itu memenuhisekelilingnya, terlihat begitu lembut untuk dilihat.

Guratan senyuman tercipta diwajah cantik Somin, sudah hampir satu jam ia menyelusuritaman ini sendirian. Walaupun Changmin-oppa sempat melarangnya kemarin, tapiSomin tak bisa lagi menahan rasa rindu ditempat ini.

Diingatnya, SoMin dan Hyun Joong sering bermain kesini saat kuliah dulu, membuat kenanganindah disini dan paling terpahit saat perjumpaan terakhir. Dirabanya batu yangberukuran besar, So Min bisa merasakan dulu tulisan-tulisan yang mereka buat.

‘Ingat!! Apapun hal yang membuat kita semakin salingmencintai, kau harus menulisnya di atas batu ini. dan jika itu kesalahan makakau harus menulisnya di tanah ini, Arraseo??’ ujar Hyun Joong tampak jelasdibayangan So Min.

‘Wae, Oppa? mengapa harus dibatu ketika hal yangmembuat kita mencintai, dan di tanah saat kita membuat kesalahan?’

Hyun Joong menarik So Min mendekat kesampingnya,diciumnya puncuk rambut milik So Min. “Jika hal yang membuat kita bahagiaditulis di atas tanah, maka itu akan mudah hilang diinjak orang dan ditutupidebu, jadi kau harus menulisnya diatas batu karna akan tetap tertulis sampaikapanpun. Dan jika kesalahan maka itu akan Hilang dengan cepat’

So Min tersenyum,mulai saat itulah semua yang Hyun Joong dan So Min rasakan tertulis di batu dantanah yang diinjak oleh Somin kini. Mulai dari kesenangan, kesedihan, kasihsayang semua tercipta di Soeul Park ini.

Somin menghelanafas beratnya, senyuman kaku terlihat diwajah So Min. Delapan pergantian musimtelah berlalu begitu saja disini. Tanpa ada lelucon lagi dari Hyun Joong saatSo Min sedang kesal, tak ada lagi sifat jahilnya saat So Min sedang serius. tapi~sudahlah kenangan dahulu tak mungkin bisa lagi Somin rasakan saat ini. danbukankah, inilah yang menjadi keinginannya?

So Min tampakkelelahan, hari pun mulai panas SoMin mulai merasa Capek. Somin berjalan menyelusuri jalan disini, mencobamencari tempat untuk beristirah. Ia terus meraba-raba sekelilingnya dengantangan mungilnya, karna taka da yangmenemaninya kali ini.

Brukkk~

Somin tampak terjatuh karna sebuah benda yang mengahalangijalannya. Tanpa sengaja, seorang namja meliriknya lalu mendekati danmensejajarkan dirinya dengan Somin.

Somin menggigit bibirnya karna menahan sakit dibagiankakinya. “Gwenchana noona” ujar namja tersebut sambil melihat lututnya yangmengeluarkan darah segar.

‘Suara ini mengingatkanku pada seseorang’ batin Somin, namunsegera somin menyingkirkan hal-hal yang ada di otaknya. Somin tersenyum sambilmengangguk. Ia terus memegang lutut kanannya yang terasa perih, namja itubahkan belum melirik kearah Somin. Ia hanya melihat luka Somin. Sominterus menatap lurus kedepan.

“Tampaknya kau membutuhkan obat merah noona, tapi peralatanP3K-ku ada didalam mobil. Kau mau ikut denganku” namja itu mendongkak ke wajah Somin,sang namja tampak membelak terkejut. Sebuah tatapan geram muncul menakutkandiwajahnya, seperti ada sebuah dendam merasuki namja itu.

“Tidak apa,Ak—“ Somin baru saja ingin menjawab tapi sangnamja segera memotong perkataannya.

“kau— yakk.. !!!”Namja itu pun berdiri, ia memejamkan matanya dalam-dalam menahan hasrat yangada didalam dirinya.

“kau butaatau sedang mengalihkan perhatianku, Hah? Agar aku dapat menatapmu lagi eoh? Beraninya kaumuncul dihadapanku!”perubahan raut wajahnya sangat cepat, tadi saat bertemu ia terlihat begitumanis dan sekarang? Ia lebih terlihat kejam.

“Hyun Joong-oppa? benarkah itu kau?” Somin mencoba menebaksiapa namja yang ada dihadapannya.

“Huh !!kau bahkan sudah bisa melupakanku, Somin-sshi. Sudahlah,aku muak bicara dengan-mu. Sungguh hari yang sial bisa bertemu denganmu”ujarnya kasar dengan nafas yangterlalu menggebu-gebu.

Hyun Joong pun pergi meninggalkan Soeul Park, wajahnyatampak memendam suatu amarah. Ia ingin meluapkannya disini, tapi segera HyunJoong mengurung-kan niatnya karna ia sudah muak dengan adanya Somin, bahkanhanya sekedar mendengar suaranya saja? Tapi bukankah dia yang merindukannya, bahkan sejak kemarin ia sangatmenginginkan ke tempat ini untuk mengingat masa-masanya dahulu.

Hyun Joongberjalan menuju area parkir, ditendangnya badan mobil Hyun Joong dengankakinya. Ia begitu kesal, jantungnya berdetak begitu kencang. Ada apa ini??bukankah seharusnya ia senang dapat bertemu lagi?? Apa karna Hyun Joong masihterlalu takut menerima kenyataan bahwa dirinya tak bisa bersama yeoja yangdicintainya, maka ia bersikap kasar??

Hyun Joong salah!Dia harus kembali bertemu So Min, ia tak boleh seperti ini, jika terus sepertiini pasti akan lebih sakit, jadi ia harus kembali ke tempat So Min. Hyun Joongmenaiki mobilnya, menuju tempat So Min tadi terjatuh.

Ditempat yangsama saat ini So Min masih tak bergeming untuk bergerak, So Min mengeluarkanbutiran bening dari matanya. Dadanya begitu sesak saat tadi mendengar HyunJoong berbicara seperti itu. Rasa perih sangat ia rasakan, bukan perih karna lukadi lututnya, tapi luka yang ada dihatinya. Hatinya sakit melihat namja ituberkata kasar kepadanya. Sebegitubenci kah Hyun Joong kepada Somin?

[So Min POV]

 

“huh !!kau bahkan sudah bisa melupakanku. Sudahlah, aku muakbicara dengan-mu. Sungguh hari yang sial bisa bertemu denganmu” ujar Hyun Joong oppa kasar, lalu iamenghilang begitu saja dari hadapanku, aku bisa mendengar dari suara ketukanlangkahnya yang menjauh

Air mata-ku pun terjatuh begitu saja, ini kedua kalinya iamengucapkan kata-kata kasar kepadaku. Aku tahu ini semua salahku, aku yangmencoba agar ia membenci-ku. Menghilangkan rasa cinta yang pernah hadir dalamdiri kita berdua, karna aku tahu aku tak pantas berdiri disampingnya.

Perih..sangat perih saat ia mengatakan kata itu, rasa-nyaaku ingin sekali pergi dari dunia ini saat tahu bahwa orang yang kucintai taklagi bisa kutatap, ia bahkan mengatai-ku buta? Terdengar begitu jahat untukku. Tidak! Tapi Itu tak salah, aku memang buta. Takbisa melihat apa yang ada disekelilingku, tapi hatiku tak buta. Hatiku masihbisa menatap jelas wajahmu di dalam diriku

Mengapa aku masih mencintaimu Hyun Joong oppa? kenapa? Selama dua tahunini aku mencoba untuk tak memikirkanmu, menghilang dari hidupmu, membuatmumembenci diriku, tapi semua itu tampak sia-sia saja.

Kau yang selalumembuat hatiku terus tersenyum disaat aku merasa tak tenang di rumah, kau yangselalu menjagaku disaat aku terluka, dan kini tampak berbeda. Tapi itu semuamemang harus seperti ini adanya. Kau harus membenciku, walaupun hati ini sakit,kau yang harus bahagia walaupun aku yang tersiksa, kau harus bersama denganorang yang lebih sempurna dari diriku.

Kau adalah namjaterbaik yang pernah aku miliki Oppa. Mianhae telah membuat lukadihatimu. Akupun sama seperti mu oppa, hatiku terluka begitu dalam. Aku hanyaingin kau tahu, aku masih mencintai-mu oppa, entah sampai kapan, tapi aku hanya berharap kalau perasaan ini tak akanlama untuk bisa berpaling.

[So Min POV End]

 

So Min masihmemegang lututnya, masih terduduk di tanah itu, dengan air matanya sambil memegangi lututnya So Minenggan untuk berdiri, luka dihatinya begitu dalam. Ini memang salahnya, tapi iatak tahu jika akan berefek seperih ini.

Seorang namja tergesa-gesa mendekat kearah seojin “So Min gwenchana?” ucapnya khawatir

“Chang Min-oppa!! Nan gwenchanayo” So Minmencoba menghapus air matanya, agarChang Min tak melihatnya menangis, ini pasti akan membuatnya khawatir.

Chang Minmelirik lututnya yang mengeluarkan darah, segera ia meraih lutut So Min. di pegangnya dengan hati-hati dibagian sekeliling lututnya yang mulaimemerah karna terjatuh tadi.

“appo!” rintih SoMin. Chang Min melirikke arah So Min, lalutersenyum melihat ekspresi So Minyang terlihat begitu menggemaskan.

“kau— ini selalu membuatku khawatir, kukira kau kenapa. Danternyata luka kecil ini telah membuatmu menangis ? dasar anak manja” Chang Min mencubit pipi So Min, sedang So Min hanya tersenyum pahit, Chang Min takmengetahui yang sebenarnya, jika ia mengetahui nya pasti dia akan marah besarkarna So Min telah disakiti oleh Namja.

Chang Min lalumendendong So Min di punggunya, sambil berjalan menuju ke arah parkiranmobilnya diletakkan. “kau—ini keras kepala sekali noona. Sudah kubilang jangan kemari tanpa ku atau kemanapun! Disuruh membawa tongkatmu tapi tak mau dan sekarangakibatnya seperti ini kan ?” So Min hanya tersenyum di punggung Chang Min.

“Oppa, Mianhae.Aku begitu merindukan tempat ini, jadi aku nekad pergi kesini sendirian,walaupun aku harus dimarahi Oppa” So Min mengeluarkan deretan gigi putihnya. “Oppa,kau tahukan aku di seoul hanya seminggu saja. Dan aku ingin menjalani-nya tanpatongkat itu, ini kan sudah perjanjian kita saat di Austria. Aku harus mencobamenjadi normal”

TBC–White Lies Chap. 3